Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Januari 2012 -
Baca: Hosea 11:1-11
"Makin Kupanggil mereka (Israel - Red.), makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung." Hosea 11:2
Manusia yang hanya berasal dari debu tak mungkin mampu memahami, menyelami dan mengerti pikiran Tuhan yang Mahabesar dan tak terukur itu. Menurut pemikiran manusia -karena Tuhan adalah Pribadi yang Mahakudus- tentunya mereka yang bersalah, berbuat dosa dan menyeleweng dari jalan-jalanNya pasti segera dibinasakanNya. Namun pikiran manusia bukanlah pikiran Tuhan! Tertulis: "Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan." (Hosea 11:9b). Tak semudah cara manusia berpikir bahwa Tuhan akan membinasakan umat yang menyimpang dari jalan-jalanNya. Akan tetapi Tuhan itu panjang sabar dan senantiasa memberi kesempatan kepada manusia untuk kembali bertobat. Memang Tuhan sangat sedih dan menyesal jika umat yang dipilih dan dikasihiNya itu semakin dipanggil semakin menjauh dari hadapanNya.
Sudah sangat jelas bahwa bangsa Israel kala itu adalah bangsa yang degil dan tegar tengkuk, namun kasih Tuhan tidak berkesudahan. Dalam kekecewaanNya Tuhan berkata, "Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan." (Hosea 11:3-4).
Pengalaman bangsa Israel ini menjadi pelajaran berharga bagi kita. Mari kita belajar untuk menghargai betapa besar kasih Tuhan kepada kita. Mengertilah bahwa apabila persoalan atau kesesakan datang menimpa hidup kita, itu bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita. Tuhan ingin melalui 'proses hidup' ini kita dapat kembali mengingat kasih dan kebaikanNya. Mungkin selama ini kita telah melangkah jauh dari hadapanNya, dan melalui masalah dan penderitaan yang kita alami ini tali kasih Tuhan ingin menarik dan mengait hati kita untuk kembai bersimpuh di hadapan kakiNya untuk menerima kembali pemulihan dari Tuhan.
Kasih tidak selamanya memanjakan, tetapi adakalanya mendidik dan mendisiplinkan. Kasih yang tegas harus Tuhan lakukan agar kita tidak tersesat jauh!
Memang benar, kasih Allah kepada kita Tiada terbatas, tak terukur, oleh karena itu, marilah kita senantiasa untuk mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, akal budi dan kekuatan kita, lebih lagi dan lebih lagi....
ReplyDeleteTuhan memberkati
Amin, tks Tuhan atas kasihMu yg tiada berkesudahan dalam hidup kami 🙏🙏
ReplyDeleteAmiin...
ReplyDeleteHaleluya Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDeleteKasihmu bapa tidak berkesudahan dalam hidupku Amin ...
ReplyDelete