Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Desember 2011 -
Baca: 1 Korintus 9:24-27
"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiahnya? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!" 1 Korintus 9:24
Indonesia baru saja menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia Tenggara, SEA Games XXVI 2011. Dalam ajang ini semua negara anggota ASEAN bersaing dan berlomba untuk menjadi yang terbaik. Berbagai cabang olahraga dipertandingkan. Ada atlit yang berhasil mendapatkan mendali (emas, perak dan perunggu), namun ada pula yang gagal. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi menjadi cambuk bagi mereka untuk berlatih lebih giat lagi.
Kehidupan kekristenan tak ubahnya seperti seorang atlit yang sedang berada di arena perlombaan atau gelanggang pertandingan. Perlombaan yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan pertumbuhan rohani seseorang, dan di dalam pertumbuhan tersebut diperlukan adanya perombaan. Sudah berapa lama kita menjadi seorang Kristen? Sudah seberapa jauh kita mengalami kemajuan atau bertumbuh secara rohani? "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil." (Ibrani 5:12-13). Pertumbuhan rohani kita harus tampak nyata dari hari ke sehari: dulu melayani sebagai singer, kini dipercaya sebagai worship leader dan sebagainya. Jadi, "...kemajuanmu nyata kepada semua orang." (1 Timotius 4:15). Alkitab menyatakan, "Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." (Matius 20:16).
Jangan pernah bangga bahwa kita sudah menjadi Kristen bertahun-tahun, tapi yang terutama adalah bagaimana kita makin maju dan makin dewasa di dalam Tuhan. Banyak orang yang sudah puluhan tahun menjadi Kristen tapi kerohaniannya begitu-begitu saja dan 'jalan di tempat'.
Bila ada petobat baru yang hidupnya makin dipakai Tuhan secara luar biasa dan menjadi kesaksian bagi banyak orang, sehingga yang terdahulu dapat menjadi yang terakhir, bukankah ini sangat disayangkan?
Tuhan Yesus memberkati 🙏🏼
ReplyDelete