Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Desember 2011 -
Baca: 2 Tawarikh 12:1-16
"Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang
dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu
istana raja." 2 Tawarikh 12:10
Raja Israel yang memerintah dalam sejarah ini adalah Rehabeam, seorang raja yang lupa diri. Ketika kerajaannya sangat kokoh dan kekuasaannya teguh, Rehabeam dan rakyatnya meninggalkan Tuhan, tidak lagi setia kepadaNya. Karena itu Tuhan membiarkan mereka berada di bawah tekanan raja asing: "...majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusaem-" (ayat 2).
Raja Sisak tidak hanya menyerang Yerusalem, tetapi juga "...merampas barang-barang perbendaharaan rumah Tuhan dan barang-barang
perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga
perisai-perisai emas yang dibuat Salomo." (ayat 9). Ini menunjukkan bahwa raja Sisak sangat tidak menghargai rumah Tuhan sehingga dengan seenaknya mengambil peralatan-peralatan yang ada dalam rumah Tuhan. Tragisnya, si raja Israel sendiri (Rehabeam) menggantikan perisai-perisai emas buatan Salomo yang teah dirampas oleh Sisak itu dengan perisai-perisai yang terbuat dari tembaga. Artinya barang-barang perbendaharaan di rumah Tuhan mengalami kemerosotan secara kualitas (dari emas menjadi tembaga); dari barang berharga mahal menjadi sesuatu yang berharga murah. Bukankah tembaga itu logam yang mudah karatan, mudah rusak dan bahkan warnanya bisa menjadi hitam? Tak beda jauh dengan Sisak, Raja Rehabeam sangat meremehkan dan tidak menghormati apa yang Tuhan perintahkan, dan ini sangat menyedihkan hati Tuhan. Sebuah kesalahan yang sangat fatal!
Saat ini banyak orang Kristen yang tambah hari bukan tambah maju kerohaniannya, melainkan semakin merosot. Mereka tidak lagi menjadi orang Kristen yang berkualitas seperti emas, tapi hanya berkualitas tembaga. Hidup mereka tidak jauh berbeda dari orang-orang dunia sehingga tidak lagi bisa menjadi saksi yang baik bagi dunia. Hari-hari mereka disibukkan dengan mengejar perkara-perkara duniawi, Tuhan tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidup. Ibadah kini menjadi asal-asalan, rohnya tidak lagi menyala-nyala untuk Tuhan, jam-jam doa semakin terkikis berganti ketidaktaatan, kemalasan, dan kompromi dengan dunia.
Melaui renungan ini kita diingatkan: jangan sekali-kali menukar perkara-perkara kekal dengan hal-hal duniawi yang sementara ini. Jangan pernah sia-siakan pengorbanan darah Kristus yang mulia itu!
Amin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDeleteTuhan ampuni dan layakkan kami tuk memuliakan namaMu