Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2011 -
Baca: Mazmur 46:1-12
"Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi, yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereka-kereka perang dengan api!" Mazmur 46:9-10
Sebelum mencapai Kanaan bangsa Israel harus terlebih dahulu menaklukkan bangsa-bangsa lain. Dalam Yosua 12:1-24 tercatat daftar raja-raja yang telah dikalahkan oleh orang-orang Israel. Bukankah hebat bangsa Israel? Padahal orang-orang Israel tidak berpengalaman dalam hal militer, tetapi mereka berhasil mengalahkan musuh-musuhnya yang begitu banyak dan kuat-kuat.
Lalu, siapa yang menjadi tokoh utama di balik semua kemenangan bangsa Israel ini? Jawabnya adalah Tuhan, tidak ada yang lain. Inilah janji Tuhan kepada Yosua: "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa." (Yosua 1:3). Bangsa Israel menjadi bangsa yang kuat dan perkasa oleh karena Tuhan yang campur tangan. Di luar Tuhan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Simak nyanyian Musa ini: "Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allahku, kupuji Dia, itulah nama-Nya." (Keluaran 15:2-3). Mereka mengakui bahwa yang menjadi pahlawan perang bagi mereka adalah Tuhan sendiri! Karena itu nama Tuhan harus selalu ditinggikan!
Untuk meraih kemenangan dan mengalami penyertaan Tuhan tentu ada syaratnya! Alkitab mencatat ketika bangsa Israel hidup seturut dengan kehendak Tuhan (taat), mereka mampu mengalahkan musuh sekuat apa pun. Sebaliknya ketika mereka tidak lagi setia kepada Tuhan dan memberontak kepadaNya, kekalahan demi kekalahan harus mereka alami. Hidup kekristenan adalah hidup dalam peperangan. Dalam hal ini tidak berbicara tentang perang secara fisik, tetapi peperangan melawan tipu muslihat Iblis, mempertahankan iman dan bagaimana bertahan di tengah persoalan. Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menghadapi semua itu. Rasul Paulus berkata, "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4).
Peperangan identik dengan perjuangan dan air mata, karena itu arahkan pandangan kepada Tuhan dan andalkan Dia dalam segala hal, niscaya kemenangan demi kemenangan akan kita raih, karena Dia yang berperang ganti kita.
Amin Puji Tuhan 🙏🏼 Haleluya 👏
ReplyDelete