Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 November 2011 -
Baca: Kejadian 6:9-22
"Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya;" Kejadian 6:9a
Jika memperhatikan kehidupan Nuh, ini adalah gambaran kehidupan orang percaya di akhir zaman ini. Orang-orang di zaman Nuh mengabaikan perkara-perkara rohani, menyepelekan perintah Tuhan, hidup dalam kejahatan dan hawa nafsu. Bukankah hal ini tidak jauh berbeda dari kehidupan orang-orang zaman sekarang ini? Meski "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya." (2 Timotius 3:5a).
Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa "...kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata," (Kejahatan 6:5), sehingga "...semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi." (Kejadian 6:12b). Bahkan kalau kita teliti lagi di ayat 11-12, kata rusak diulang sampai 3x banyaknya. Jadi, hal ini menunjukkan betapa parahnya kerusakan yang terjadi dalam kehidupan manusia pada waktu itu: kualitas moral manusia benar-benar sudah sampai pada titik terendah, sampai-sampai "...menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya." (Kejadian 6:6).
Meskipun berada di tengah-tengah dunia yang telah rusak secara moral dan spiritual, Nuh tetap mampu menjaga kualitas hidupnya agar berkenan kepada Tuhan. Memiliki kualitas hidup seperti Nuh inilah yang dikehendaki Tuhan bagi kehidupan orang percaya di akhir zaman ini. Kualitas hidup yang seperti apakah? Firman Tuhan tegas menyatakan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan Tuhan, kita harus memiliki kehidupan yang berbeda (tidak serupa) dengan orang-orang dunia; kehidupan lama harus benar-benar kita tinggalkan dan hidup sebagai 'manusia baru' di dalam Kristus, karena "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). (Bersambung)
Amin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete