Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2011 -
Baca: Markus 6:30-44
"Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan." Markus 6:43
Karena kondisi ekonomi tak menentu, hari-hari ini sebagian orang terpaksa mengencangkan ikat pinggangnya begitu rupa; sebisa mungkin tidak boros atau konsumtif. Akibat dari itu orang cenderung menjadi egois dan tidak lagi memiliki kepedulian terhadap orang lain. Kita menghemat begitu rupa dengan harapan kita berkecukupan dan berkelimpahan, tidak kekurangan suatu apa pun. Tertulis: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." (Amsal 11:24).
Untuk mengalami kelimpahan atau hidup diberkati, kita harus mengikuti prinsip yang Tuhan ajarkan kepada kita: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Namun seringkali kita berpikir, "Bagaimana saya bisa memberi kepada orang lain, sedangkan untuk kebutuhan sendiri saja pas-pasan?" Jangan pernah membatasi kuasa Tuhan dengan logika kita! Tuhan Yesus melakukan mujizat yang besar. Hanya dengan 5 roti dan 2 ikan Ia sanggup memberi makan 5000 orang lebih, bahkan masih ada sisa sebanyak 12 bakul. Ketika mendapatkan 5 roti dan 2 ikan, Tuhan Yesus "...menengadah ke langit dan mengucap berkat," (Markus 6:41). Tuhan Yesus mengucap syukur atas apa yang ada padaNya meski jumlahnya sangat terbatas. Dan Allah yang adalah Jehovah Jireh sanggup mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada.
Sekecil apa pun berkat yang kita miliki saat ini, belajarlah untuk tetap mengucap syukur. Ucapan syukur adalah kekuatan sorga untuk mengubah keadaan. Tidak ada keadaan yang tidak bisa diubah oleh kekuatan ucapan syukur. Mungkin saat ini kita tidak memiliki uang atau harta yang berlebih, namun tetaplah bersyukur! Hal penting lain yang harus kita lakukan adalah belajar memberi. Jika rindu diberkati oleh Tuhan, kita harus banyak memberi. Saat kita memberi itulah kita akan menerima berkat dari Tuhan, karena besar atau kecilnya kuasa dan kekayaan Tuhan yang diberikan kepada kita tergantung dari apa yang kita beri. Oleh karena itu mulailah dengan memberi persepuluhan kepada Tuhan! Dan belajarlah memberi kepada orang lain.
Kita memberi dengan apa yang kita punyai, bukan dengan apa yang tidak kita miliki.
Amin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete