Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juli 2011 -
Baca: Daniel 1
"Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pimpinan pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya." Daniel 1:8
Membaca kisah tentang Daniel di dalam Alkitab sungguh menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan orang percaya. Meski masih muda Daniel memiliki spirit of excellence (semangat untuk mencapai yang terbaik). Alkitab mencatat bahwa Daniel "...sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya." (ayat 20).
Pada awalnya Daniel hanyalah seorang tawanan yang dibawa oleh Nebukadnezar ke Babel. Namun ia bersama tiga orang rekannya (Sadrakh, Mesakh dan Abednego) tetap mempertahankan jati dirinya sebagai umat Tuhan, hidup benar di mataNya sehingga mereka mengalami promosi dariNya. Dan seorang tawanan menjadi pembantu-pembantu raja di negeri asing: dari raja Nebukadnezar, Belsyazar sampai Darius, Daniel diangkat menjadi orang ke-2 setelah raja membawahi 120 pejabat setingkat Gubernur.
Berkat dan promosi disediakan Tuhan bagi orang-orang yang hidup benar. Daniel beroleh peninggian dari Tuhan karena ia memiliki kehidupan yang berkualitas. Meski berada di tengah lingkungan masyarakat yang menyembah berhala Daniel berani melawan arus, tetap hidup kudus. Menjalani hidup kudus di gereja, di retreat atau di persekutuan dengan orang-orang percaya tidaklah terlalu sukar. Bayangkan jika kita hidup di tengah-tengah lingkungan yang jahat, rusak moralnya, di mana melakukan dosa sudah menjadi hal yang biasa, bisakah kita mempertahankan kekudusan dan hidup benar? Daniel hidup di lingkungan yang setiap hari sarat dengan pesta pora dan hawa nafsu. Tapi sejak menjejakkan kaki di lingkungan istana, Daniel berketetapan hati untuk tidak hanyut dalam pola hidup istana. Berani menolak dosa, tidak mau menyembah kepada raja meski nyawa yang menjadi taruhannya. Bahkan dari hal yang terkecil sekalipun (soal makanan), ia tidak mau memberi celah bagi tipu muslihat Iblis.
Di akhir zaman ini jarang ditemukan orang yang demikian; kebanyakan orang ikut-ikutan dan terbawa arus dunia ini: tidak berani menolak dosa, malah tenggelam di dalamnya.
Hidup kudus adalah panggilan Tuhan bagi kehidupan orang percaya dan Daniel telah memberi teladan bagi kita.
Amin
ReplyDeleteAmin...
ReplyDeleteAmin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete