Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Januari 2011 -
Baca: 1 Korintus 9:1-18
"Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." 1 Korintus 9:16
Banyak yang terjadi di kalangan kita, orang Kristen suka menilai, mengukur atau membanding-bandingkan hamba Tuhan yang melayani di gereja masing-masing. Berbagai faktor digunakan untuk menilai siapakah di antara mereka yang layak disebut sebagai hamba Tuhan yang berhasil, hebat, berpengaruh, banyak karunia, terkenal dan sebagainya.
Bukanlah pada tempatnya bila kita menilai atau mengukur pelayanan seorang hamba Tuhan menurut kriteria kita sendiri. Popularitas, jabatan dan jumlah anggota jemaat yang dilayani oleh seorang hamba Tuhan tidak sepenuhnya menjadi ukuran keberhasilan seorang pelayan Tuhan. Yang berhak untuk menilai dan punya kriteria itu adalah Tuhan, bukan kita, "Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah." (1 Korintus 3:13b-14). Jadi para hamba Tuhan itu tidak seharusnya dinilai oleh sesamanya manusia yang biasanya punya kecenderungan untuk menghakimi, dan juga tidak boleh menilai diri sendiri, yang mengarah pada kemegahan diri.
Rasul Paulus menyatakan hal yang harus diperhatikan oleh hamba Tuhan supaya pelayanannya dikenan Tuhan. Kata hamba secara harafiah berarti: orang yang berada di bawah perintah; tingkatan para budak yang paling rendah atau hina. Sebagai hamba Tuhan berarti kita adalah hamba-hamba Kristus, artinya di dalam segala hal kita harus tunduk kepadaNya. Paulus, meski sebagai seorang rasul, tidak memegahkan diri; ia tetap menilai dirinya sendiri sebagai seorang hamba, seorang budak hina dari Tuhannya. Kata Paulus, "Karena jika akau memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri." (1 Korintus 9:16a). Harus kita sadari bahwa seorang 'hamba' itu, kapan pun dan di mana pun dia berada selalu berada di posisi terendah, paling sedikit dihargai orang. Nah, karena memberitakan Injil itu adalah sebuah tanggung jawab dan perintah dari Tuan kita (Yesus Kristus), maka tujuan utamanya adalah hanya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk mencari hormat dan pujian diri sendiri.
Sebagai hamba, bagian kita adalah taat!
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDeleteAmin Puji Tuhan 🙏
ReplyDeleteSebelum seseorang memutuskan untuk menjadi hamba-Nya, sebaiknya ia paham "syarat dan ketentuan" yang ditetapkan Kristus untuk menjalani kehidupan sebagai hamba-Nya. Apakah syarat menjadi hamba-Nya? Tinggalkan semua yang engkau miliki dan ikutilah Aku. 👍. Bisa?
ReplyDelete