Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2011 -
Baca: Ezra 7:1-28a
"Ia (Ezra) adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan Tuhan, Allah Israel." Ezra 7:6b
Siapakah Ezra? Dia adalah salah satu dari orang-orang Israel yang dibuang di Babel. Menjadi orang buangan tidak selamanya hopeless, ada saatnya di mana Tuhan sanggup mengangkat dan memulihkan, "Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18).
Ezra, dari seorang buangan menjadi orang kepercayaan raja. Ia dipercaya dan diutus oleh raja Artahsasta untuk membangun Bait Allah di Yerusalem. Apakah tidak ada orang lain yang lebih terhormat yang bisa diutus raja? Tentunya raja Artahsasta tidak salah pilih. Kalau tidak memiliki reputasi yang baik mustahil raja mengutus Ezra. Mengapa Ezra begitu istimewa di mata raja Artahsasta? Meski sebagai orang buangan di Babel ia memiliki kehidupan yang berbeda, seorang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Bahkan orang-orang di seluruh Babel mengenalnya sebagai orang yang ahli dalam hal Taurat Tuhan. Itulah sebabnya "...raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan Tuhan, Allahnya, melindungi dia." (Ezra 7:6c).
Memiliki hidup yang berbeda seperti Ezra adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Ketika orang-orang buangan lain mungkin sedang merenungi nasib dan mengasihani diri sendiri, Ezra malah bertekun meneliti dan merenungkan Taurat Tuhan itu siang malam. Disebut sebagai ahli Taurat Tuhan karena ketekunannya meneliti Taurat itu (Ezra 7:11,12, 21). Tidak hanya itu, ia tekun mengajar dan mendidik orang-orang buangan di Babel tentang Taurat Tuhan. Ketika diutus ke Yerusalem ia pun membawa juga sebuah kitab Taurat sebagai sumber pengajaran iman. Kehidupan Ezra benar-benar menjadi berkat/kesaksian bagi bangsanya. Karena itu ia dipercaya melaksanakan mandat sang raja. Ezra juga menerima kuasa penatalayanan (Ezra 7:17) dan dapat mempertanggungjawabkan setiap tugas yang dipercayakan kepadanya.
Kisah ini menunjukkan bahwa Ezra seorang yang takut akan Tuhan; tidak hanya mahir tentang Taurat Tuhan secara teori, tapi juga setia melakukan Taurat Tuhan itu dalam kehidupannya sehari-hari.
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDelete