Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Agustus 2010 -
Baca: Daniel 6:20-29
"Lalu kata Daniel kepada raja: 'Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu,'..." Daniel 6:22, 23
Raja Darius ditekan untuk membuat sebuah undang-undang dan mengeluarkan perintah bahwa dalam waktu tiga puluh hari setiap orang yang menyembah kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Meskipun Daniel mendengar bahwa surat perintah itu telah dibuat, ia tetap berdoa setiap hari dan menyembah kepada Allah yang hidup. Pada saat musuh-musuh Daniel mendapatinya sedang berdoa, mereka menghadap raja dan meminta agar raja menghukum dan melemparkannya ke gua singa. Hati raja sangat sedih karena dia suka kepada Daniel dan tidak menginginkan kematian anak muda ini. Tetapi surat perintah itu tidak dapat diubah. Raja tidak dapat melakukan apa pun untuk menggantikannya, "Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa." (ayat 18). Di sini kita dapat melihat perbedaan reaksi antara raja Darius dan Daniel dalam situasi yang tidak ada harapan. Setelah raja melemparkan Daniel ke gua singa ia tidak dapat tidur karena memikirkan nasib Daniel (ayat 19). Sebaliknya Daniel memiliki damai sejahtera karena ia hidup oleh iman dan mengharapkan hal-hal yang baik. Darius membayangkan hal-hal buruk dan mengira bahwa Daniel pasti akan dibunuh oleh singa-singa itu. "Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: 'Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?' Lalu kata Daniel kepada raja: 'Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,...' " (ayat 20-23).
Saat ini di mana-mana orang berbicara tentang masalah-masalah yang mengerikan yang terjadi di dunia. Tidaklah menutup kemungkinan kita juga mulai berpikir negatif seperti yang dilakukan oleh orang dunia.
Seburuk apa pun situasi di sekitar kita, Allah Daniel adalah Allah kita juga, Dia tidak pernah berubah, kuasaNya tetap sama! Jadi, buang semua pikiran yang negatif.
Daniel adalah salah satu Nabi yang sangat saya kagumi.
ReplyDeleteBeliau benar-benar dekat dengan ALLAH. Pada saat menghadapi masalah, ia hanya berharap kepada ALLAH, sumber pertolongan dan jalan keluarnya.
Trims untuk artikelnya, luar biasa.
Tuhan memberkati.
Salam Jabat Erat
-Simon
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDeleteTidak terlepas dalam kehidupan sehari2 saya, pergumulan, persoalan, hambatan, rintangan, tantangan di dalam dunia pekerjaan terutama,,, serasa hampir2 tidak berdaya lagi....
Tapi saya hanya bisa ceritakan semua itu hanya kepada Yesus dalam doa dan permohonan...
Memohon kekuatan, kemampuan, jalan keluar dari segala persoalan yang ada.
Menjadi doa saya, Tuhan pelihara, lindungi, mampukan kami dalam segala situasi yg dialami, dan selalu nama Tuhan Yesus saja yg kami permuliakan.
Salam dalam Kasih Tuhan
Dari saya di (Bolsel) 🙏