Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juli 2010 -
Baca: Kejadian 37:1-11
"Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya (Yusuf - red.), tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya." Kejadian 37:11
Yusuf mendapatkan mimpi dari Tuhan dan melalui mimpi itu Tuhan hendak menyatakan rencana dan janjiNya kepada Yusuf. Pertama, Yusuf bermimpi sedang berada di ladang bersama saudara-saudaranya untuk mengikat berkas-berkas gandum. Tiba-tiba berkas gandum Yusuf bangkit dan tegak berdiri, sedangkan berkas-berkas saudaranya yang lain sujud menyembah kepada berkas milik Yusuf. Ketika ia menceritakan kedua mimpi itu kepada saudara-saudaranya, mereka menjadi sangat marah dan berkata, "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" (ayat 8). Sejak saat itu saudara-saudaranya semakin membenci Yusuf.
Sesungguhnya Yusuf sedang mendapatkan janji Tuhan melalui mimpi-mimpinya itu. RencanaNya Ia sampaikan melalui mimpi itu, yaitu kelak Yusuf akan diangkat sebagai seorang pemimpin besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Ternyata, sekalipun mendapatkan janji yang luar biasa dari Tuhan, Yusuf harus mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Ada beberapa proses menyakitkan yang harus dialaminya: 1. Yusuf dilemparkan ke dalam sumur (baca ayat 19:24); 2. Yusuf dijual sebagai budak (baca ayat 25:28); 3. Yusuf dipenjarakan oleh Potifar (Kejadian 39:12-20); 4. Yusuf dilupakan oleh juru minum raja (baca Kejadian 40:21-23). Sepertinya, kejadian demi kejadian yang dialami Yusuf ini sangat bertentangan dengan janji Tuhan. Ketika masih tinggal dengan ayahnya, Yusuf menjadi anak kesayangan dan hidupnya enak. Begitu mendapatkan mimpi dan janji dari Tuhan ia justru harus mengalami penderitaan yang luar biasa. Sungguh tidak masuk akal menurut pemikiran kita.
Hidup kita pun sering mengalami hal seperti itu. Kita sering mendengar kotbah bahwa janji Tuhan itu ya dan amin, dan rancanganNya bagi kita adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan (baca Yeremia 29:11). Namun mengapa keadaan kita tetap begini-begini saja, tidak berubah, krisis dan sakit pun belum juga disembuhkan? Inilah perjalanan yang harus kita lewati, terkadang Tuhan ijinkan kita mengalami penderitaan demi penderitaan seperti Yusuf. (Bersambung)
Haleluya 👏 Puji Tuhan 🙏
ReplyDelete