- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 April 2010 -
Baca: Bilangan 20:2-13
"Karena kamu tidak percaya kepadaKu dan tidak menghormati kekudusanKu di depan mata orang Israel, ituah sebabnya kamu tidak akan membawa jamaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Bilangan 20:12
Musa adalah orang yang dipilih Tuhan sendiri untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umatKu, orang Israel, keluar dari Mesir.” (Keluaran 3:10). “...Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan.” (Keluaran 6:7). Ironis! Ituah kata yang tepat menggambarkan kegagalan Musa dan Harun masuk ke negeri Perjanjian, padahal mereka orang-orang yang ditetapkan Tuham untuk memimpin dan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju negeri Perjanjian, namun justru mereka sendiri tidak bisa masuk dan menikmati Kanaan itu.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah Tuhan tidak memberikan dispensasi kepada mereka berdua? Musa dan Harun tidak dapat masuk ke negeri Perjanjian oleh karena pelanggaran mereka sendiri. Menurut pemikiran manusia mungkin pelanggaran itu kelihatannya sepele, tetapi di hadapan Tuhan sekecil apa pun pelanggaran yang kita lakukan tetaplah dosa, dan setiap pelanggaran selalu mendatangkan konsekuensi/resiko yang harus kita tanggung. Tuhan berfirman kepada Musa, “....katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.” (Bilangan 20:8). Tetapi yang dilakukan Musa bukan berkata-kata kepada bukit batu itu tetapi malah memukul batu itu. Musa melakukan hal ini karena kesabarannya sudah di ambang batas. Ia sangat jengkel dengan bangsa Israel yang terus-menerus bersungut-sungut. Ini berarti Musa tidak taat melakukan apa yang dikehendaki Tuhan, sedangkan Harun yang pada waktu perintah itu diberikan juga ada bersama-sama dengan Musa, tetapi ia membiarkan Musa melakukan pelanggaran. Berarti Harun berkompromi dalam hal ini. Membiarkan dan tidak mengingatkan orang terdekat melakukan dosa adalah juga suatu pelanggaran. Tuhan tidak bisa dipermainkan!
Setiap pelanggaran dosa selalu membawa suatu akibat!
Amiiiin Puji Tuhan 🙏
ReplyDelete