Wednesday, February 3, 2021

RAHAB: Taat Dan Mau Bersaksi!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Februari 2021

Baca:  Yosua 2:1-24

"...haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu."  Yosua 2:18

Rahab, sekalipun memiliki latar belakang hidup yang kelam, memiliki iman yang luar biasa kepada Tuhannya bangsa Israel, karena itulah namanya tercatat di Alkitab sebagai saksi iman.  Tanpa iman mustahil Rahab menyambut dengan baik kedua pengintai yang dikirim oleh Yosua  (Ibrani 11:31);  dan karena iman pula Rahab taat melakukan apa yang diperintahkan, yaitu mengikatkan tali benang kirmizi di jendela rumah dan mengumpulkan semua keluarganya untuk tetap tinggal di dalam rumah.  Perjanjian tali benang kirmizi adalah perjanjian keselamatan yang diberikan Tuhan kepada Rahab beserta orang seisi rumahnya.  Ini juga berbicara tentang tanggung jawab bagi orang percaya untuk membawa seisi rumahnya percaya kepada Tuhan dan diselamatkan.

     Mau tidak mau Rahab harus menyampaikan janji keselamatan dan bersaksi kepada seluruh anggota keluarganya.  Baginya ini bukan pekerjaan mudah mengumpulkan seluruh anggota keluarganya yang orang-orang kafir, yang tidak menyembah Tuhannya bangsa Israel;  apalagi latar belakang hidup Rahab yang tidak baik  (perempuan sundal)  sulit meyakinkan berita ini kepada keluarga besarnya, pastilah butuh kesabaran dan ketekunan ekstra.  Di sinilah iman Rahab benar-benar teruji!  Terbukti Rahab memiliki iman yang hidup:  iman yang disertai dengan tindakan, yaitu bersaksi kepada keluarga dan meyakinkan mereka tentang perjanjian tali benang kirmizi itu.  Karena kesaksian Rahab, seluruh keluarganya selamat!  "Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua."  (Yosua 6:25).

     Begitu pula setiap orang percaya memiliki satu tanggung jawab besar, yaitu membawa seisi rumahnya kepada Tuhan.  Kita adalah penjaga jiwa bagi seluruh anggota keluarga kita!  Sudahkah kita menjalankan peran kita sebagai saksi Kristus di tengah-tengah keluarga besar kita?  Jangan pernah malu bersaksi tentang Kristus dan berdoalah selalu untuk keluarga.

Pastikan keluarga besar kita sudah dimenangkan dan diselamatkan bagi Tuhan, lalu kita melangkah keluar untuk menjangkau jiwa dan bersaksi kepada orang lain!

Tuesday, February 2, 2021

ESTER: Rencana Tuhan Digenapi!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Februari 2021

Baca:  Ester 2:1-18

"'Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti.' Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian."  Ester 2:4

Dilatarbelakangi ketidaktaatan ratu Wasti kepada raja Ahasyweros, para penasihat kerajaan menyarankan raja mencari pengganti ratu.  Diadakanlah seleksi untuk mencari calon permaisuri bagi raja.  Mendengar hal itu Mordekhai, anak dari saudara ayah Ester, pun mencalonkan Ester, yang asalnya bernama Hadasa, untuk mengikuti seleksi.  Ini bukan perkara mudah bagi Ester, karena ia berstatus budak sekaligus tawanan, ditambah lagi ia keturunan bangsa Yahudi, bangsa jajahan raja Ahasyweros.  Jadi Ester harus merahasiakan latar belakang hidupnya, sebab jika raja tahu, resikonya sangat besar yaitu hukuman mati.

     Dalam proses  'karantina'  penyeleksian  "...banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan."  (Ester 2:8).  Di sini Ester diajari bagaimana ia harus bertutur kata dan berperilaku.  Secara pemikiran manusia Ester tidak punya harapan dan masa depan, karena ia yatim piatu  (Ester 2:7), tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil.  Karena campur tangan Tuhan akhirnya Ester terpilih menjadi permaisuri raja!  (Ester 2:17).  Pengangkatan Ester menjadi permaisuri raja adalah bukti betapa dahsyatnya kuasa Tuhan!  Mengapa Tuhan memilih Ester?  Karena Tuhan hendak menolong bangsa Israel dari penindasan bangsa Media Persia.  Ester dipilih karena ia punya ketaatan dan kerendahan hati.  Karakter inilah yang membedakan Ester dengan gadis-gadis yang lain.  Sekalipun setiap gadis yang mendapat giliran masuk menghadap raja mempunyai hak meminta apa saja untuk dibawa masuk ke istana  (Ester 2:13), tapi Ester tidak menggunakan senjata  'aji mumpung'  "...ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja,"  (Ester 2:15).

     Ketaatan Ester ini akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.  Bukan hanya dari semua orang yang melihatnya timbul rasa kasih sayang  (Ester 2:9, 15), namun raja Ahasyweros pun tersentuh hati setelah melihat dia  (Ester 2:17).

Bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!  Tidak ada rencana-Nya yang tak tergenapi!