Thursday, October 15, 2020

'MESIR' TAK DAPAT MENOLONG KITA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2020

Baca:  Yesaya 31:1-9

"Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama."  Yesaya 31:3

Kata  'Mesir'  adalah gambaran tentang dunia;  kuda, kereta dan pasukan berkuda adalah gambaran tentang kekayaan dan kekuatan.  Mesir, kuda, kereta dan pasukan berkuda bukanlah sumber pertolongan kita, karena itu jangan sekali-kali kita menyandarkan hidup dan menggantungkan harapan kepada dunia dengan segala yang ada.  "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus,..."  (Yesaya 31:1).  Orang yang hidup mengandalkan manusia adalah orang yang terkutuk!  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).

     Mengapa kita tidak boleh berharap kepada manusia?  Sebab manusia itu tak lebih dari hembusan nafas  (Yesaya 2:22).  Tuhan juga tidak menghendaki kita mengandalkan kepandaian, kekayaan, jabatan, kekuatan diri sendiri.  Bila kita mengandalkan kekayaan kita akan menjadi orang-orang yang paling malang, sebab kekayaan itu sesuatu yang tidak pasti dan mudah lenyap:  "Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali."  (Amsal 23:5).  Kekayaan juga tak bisa menyelamatkan jiwa kita!  Namun dalam hidup sehari-hari banyak orang berlaku sombong, membangga-banggakan harta kekayaan yang dimiliki:  rumah mewah, mobil mewah, tabungan atau deposito di bank, dan sebagainya.  Mereka berpikir bahwa memiliki kekayaan berarti bisa melakukan segala-galanya dan berbuat sekehendak hati kita.

     Hari ini kita diingatkan:  adalah sia-sia berharap pada manusia dan semua yang ada di dunia ini!  Dalam segala hal mari kita hidup mengandalkan Tuhan saja!  Dia lebih daripada cukup, sebab pengharapan di dalam Tuhan itu tidak pernah mengecewakan!

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"  Yeremia 17:7

Wednesday, October 14, 2020

TUHAN: Bukit Batu dan Pertahanan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Oktober 2020

Baca:  Mazmur 31:1-25

"Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku."  Mazmur 31:4

Tuhan kita adalah Tuhan yang berlimpah kasih!  Tuhan tidak hanya mencurahkan kasih-Nya kepada manusia, diperhatikan pula ciptaan-Nya yang lain.  Tuhan sangat memperhatikan hewan-hewan juga, dipelihara dan disediakan pula kebutuhannya.  Terhadap hewan-hewan, Tuhan menaruh hikmat untuk melindungi diri terhadap bahaya yang mengancam dan juga musuh yang selalu memangsa.  Contoh:  "...pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,"  (Amsal 30:26).  Pemazmur juga menyatakan,  "...di mana burung-burung bersarang, burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar; gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk." (Mazmur 104:17-18).  Pelanduk adalah binatang yang sangat lemah tapi cerdas, ia membuat rumahnya di atas bukit-bukit batu untuk terlindungi dari terkaman binatang-binatang buas.

     Manusia juga seharusnya sadar dan mengerti bahwa dirinya sangat lemah dan terbatas kekuatannya sehingga memudahkan Iblis untuk menerkam dan memangsa kita.  Mari belajar dari pelanduk, yang membuat rumah di bukit-bukit batu.  Siapakah bukit batu kita?  Bukit batu kita adalah Kristus.  Jika pelanduk dikejar oleh binatang buas ia segera berlari dan berlindung masuk ke dalam celah-celah bukit batu itu, sehingga binatang besar yang mengejarnya itu tak mungkin dapat memasuki lubang celah-celah bukit batu tersebut:  "...Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).  Tidak ada jalan lain selain kita harus berlindung di Bukit Batu, yaitu Batu Karang Keselamatan, Yesus Kristus.

     Walaupun badai keras menerpa  'rumah'  kehidupan kita, bila kita berlindung kepada-Nya, aman dan tenanglah kita.  Sebesar apa pun taufan dan gelombang melanda, kalau kita berlindung pada Bukit Batu yaitu Yesus Kristus, Dia sanggup meneduhkan dan meredakannya.  Karena itu serahkanlah semua beban dan persoalan hidup ini ke dalam tangan Tuhan yang Mahakuasa dan jangan pernah ragukan kedahsyatan kuasa-Nya.

Tuhan adalah gunung batu perlindungan yang aman bagi orang percaya!