Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Januari 2020
Baca: Galatia 3:1-14
"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!" Galatia 3:13
Kita harus mengerti dan memahami dengan benar bahwa darah Kristus yang tercurah di atas kayu salib mempunyai harga yang sungguh tak ternilai, tak bisa diukur dengan materi sebesar apa pun. Dalam tulisannya rasul Petrus turut menegaskan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Kristus telah menebus kita dari kehidupan kita yang sia-sia, yaitu kehidupan lama yang dipenuhi dengan dosa.
Ada jaminan keselamatan kekal di dalam darah Kristus yang sangat mahal. Dengan menerima pengorbanan-Nya di atas kayu salib kita menerima pula penebusan yang dilakukan-Nya di atas Kalvari itu. Oleh karya pengorbanan-Nya kita tidak lagi menjadi orang-orang hukuman atau terkutuk, karena Kristus telah menggantikan kita, "...dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!'" (ayat nas). Dampak dari pengorbanan Kristus ini sungguh teramat besar, selain jaminan hidup kekal, Ia "...telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada
bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah
dijanjikan itu." (Galatia 3:14). Perhatikan ayat ini: "...supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada
bangsa-bangsa lain..." (ayat nas) Artinya jika kita tidak berada di dalam Kristus dan menolak Dia sebagai Tuhan dan Penebus dosa kita, maka mustahil kita dapat memperoleh dan menikmati janji-janji Tuhan itu.
Jaminan keselamatan Kristus adalah jaminan sempurna meliputi berkat jasmani rohani, plus kehidupan kekal. Orang menginginkan berkat Tuhan saja namun menolak Pribadi Kristus dalam hidupnya, sehingga sekalipun mereka tampak begitu menikmati hidup berkecukupan (hal-hal jasmaniah), berkat hidup kekal tidak akan mereka dapatkan.
Percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah syarat mutlak memperoleh hidup kekal dan terbebas dari segala kutuk.
Catatan:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas
kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16)
Monday, January 20, 2020
Sunday, January 19, 2020
PRIBADI DI ATAS KAYU SALIB
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Januari 2020
Baca: Efesus 2:1-10
"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu." Efesus 2:1
Bagi orang-orang dunia berita tentang salib Kristus adalah kebodohan, itulah sebabnya banyak orang menganggap remeh dan bahkan melecehkan salib. Bahkan tidak sedikit pula orang Kristen yang juga merasa malu berbicara atau bersaksi tentang salib, apalagi membicarakan orang yang mati di atasnya, padahal melalui salib itu darah Kristus tercurah demi menebus dosa kita dan melepaskan kita dari kutuk, yang seharusnya kita malah berbangga atas peristiwa bersejarah di atas bukit Golgota itu. Rasul Paulus menegaskan, "...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia." (Galatia 6:14).
Di zaman romawi kuno banyak orang menjalani hukuman mati di atas kayu salib. Seperti saat Kristus mati disalib, turut pula dua orang lain yang juga disalibkan, yaitu di sebelah kanan dan kiri-Nya, tapi salib kedua orang itu telah dilupakan dari ingatan manusia. Tidak ada hal lain yang dibicarakan mengenai kedua orang itu, kecuali yang seorang menghujat Kristus, sedangkan seorang yang lain berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Lukas 23:42). Berbeda dengan salib Kristus, bukan salib itu yang harus ditinggikan, tetapi sosok yang berada di atas salib itu, yaitu Kristus, yang mengingatkan kita pada kesengsaraan Kristus sebagai pengganti yang berdosa; tapi salib juga mengingatkan kita pada kemenangan yang telah terjadi di atasnya. Iblis dan maut sudah dikalahkan! "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:54b-55).
Salib merupakan kemenangan bagi umat manusia sehingga manusia memperoleh kesempatan untuk bebas dari belenggu dosa dan kematian kekal. Tanpa salib dan darah Kristus yang tercurah tak mungkin kita diperdamaikan dengan Bapa di sorga. Kita patut berbangga dan menghargai arti curahan darah Kristus yang kudus dari kayu salib. Karena pengorbanan yang agung ini, kita dibenarkan dan dikuduskan dari segala dosa.
"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." 1 Korintus 1:18
Baca: Efesus 2:1-10
"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu." Efesus 2:1
Bagi orang-orang dunia berita tentang salib Kristus adalah kebodohan, itulah sebabnya banyak orang menganggap remeh dan bahkan melecehkan salib. Bahkan tidak sedikit pula orang Kristen yang juga merasa malu berbicara atau bersaksi tentang salib, apalagi membicarakan orang yang mati di atasnya, padahal melalui salib itu darah Kristus tercurah demi menebus dosa kita dan melepaskan kita dari kutuk, yang seharusnya kita malah berbangga atas peristiwa bersejarah di atas bukit Golgota itu. Rasul Paulus menegaskan, "...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia." (Galatia 6:14).
Di zaman romawi kuno banyak orang menjalani hukuman mati di atas kayu salib. Seperti saat Kristus mati disalib, turut pula dua orang lain yang juga disalibkan, yaitu di sebelah kanan dan kiri-Nya, tapi salib kedua orang itu telah dilupakan dari ingatan manusia. Tidak ada hal lain yang dibicarakan mengenai kedua orang itu, kecuali yang seorang menghujat Kristus, sedangkan seorang yang lain berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Lukas 23:42). Berbeda dengan salib Kristus, bukan salib itu yang harus ditinggikan, tetapi sosok yang berada di atas salib itu, yaitu Kristus, yang mengingatkan kita pada kesengsaraan Kristus sebagai pengganti yang berdosa; tapi salib juga mengingatkan kita pada kemenangan yang telah terjadi di atasnya. Iblis dan maut sudah dikalahkan! "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:54b-55).
Salib merupakan kemenangan bagi umat manusia sehingga manusia memperoleh kesempatan untuk bebas dari belenggu dosa dan kematian kekal. Tanpa salib dan darah Kristus yang tercurah tak mungkin kita diperdamaikan dengan Bapa di sorga. Kita patut berbangga dan menghargai arti curahan darah Kristus yang kudus dari kayu salib. Karena pengorbanan yang agung ini, kita dibenarkan dan dikuduskan dari segala dosa.
"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah." 1 Korintus 1:18
Subscribe to:
Posts (Atom)