Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2019
Baca: Lukas 14:25-35
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci
bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki
atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku." Lukas 14:26
Kita harus benar-benar memahami apa yang firman Tuhan maksudkan, sebab jika tidak, ada kemungkinan kita akan salah mengerti. Yang dimaksudkan oleh ayat nas di atas bukan berarti setiap orang yang mengikut Kristus harus membenci orang-orang yang dikasihinya (orangtua, suami-isteri, anak-anak, atau saudara). Bukankah Kristus sendiri mengajarkan kita untuk mengasihi saudara dan sesama, termasuk mengasihi musuh?
Mari kita perhatikan pernyataan Kristus di ayat lain: "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku,
ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:37). Jelas sekali bahwa Kristus memberikan penegasan kalau kita mengasihi orang-orang yang kita kasihi itu lebih daripada kasih kita kepada-Nya, inilah yang tidak berkenan kepada Tuhan. Firman Tuhan menegaskan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama." (Matius 22:37-38). Setelah itu, "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:39). Karena Kristus adalah Tuhan segala tuan dan Raja segala raja, maka Dia patut dan berhak untuk mendapatkan tempat yang tertinggi, terutama, dan teristimewa di dalam hati, lebih dari siapa pun juga. Daud pun mengakui, "Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan,
kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di
langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang
tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala." (1 Tawarikh 29:11).
Adakah yang melebihi Tuhan? Maka atas dasar inilah kita harus menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dan mengasihi Dia lebih dari apa pun dan siapa pun. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang Kristen yang menempatkan Tuhan sebagai nomor sekian dalam hidup, karena mereka lebih mengutamakan harta, bisnis, dan sebagainya.
Untuk menjadi murid Kristus kita harus lebih mengutamakan Dia dan mengasihi-Nya lebih daripada segala yang kita kasihi di dunia ini!
Monday, November 18, 2019
Sunday, November 17, 2019
TAK ADA YANG DISEMBUNYIKAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2019
Baca: Mazmur 17:1-15
"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu" Mazmur 17:8
Tak semua orang punya keberanian untuk berkata kepada Tuhan: "Peliharalah aku seperti biji mata..." (ayat nas), selain mereka yang memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, seperti Daud. Orang yang tinggal dekat Tuhan dan bergaul karib dengan-Nya pasti tidak akan menyembunyikan sesuatu apa pun di hadapan Tuhan. Tanda bahwa Daud punya hubungan yang karib dengan Tuhan adalah selalu mengijinkan Tuhan untuk mengoreksi dan menyelidiki hidupnya, karena sadar bahwa tak ada sesuatu pun yang tersembunyi di hadapan-Nya: "...Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-14) dan "mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:16).
Daud tidak takut diselidiki keadaan hatinya, siap untuk diuji, dikenal pikirannya, dikoreksi langkah hidupnya oleh Tuhan: "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Jika kita menyadari bahwa kehidupan manusia itu terbuka di hadapan Tuhan dan tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dan disembunyikan, seharusnya mendorong kita untuk berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal (Efesus 5:15). Adalah sia-sia menyembunyikan sekecil apa pun kesalahan daripada-Nya, karena semuanya terbuka dan telanjang di hadapan Tuhan: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Bila kita sudah membuat kesalahan terhadap Tuhan, katakan dengan jujur kepada Roh Kudus dan mohon kepada-Nya untuk meluruskan jalan kita, "Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13). Karena itu, kita perlu membuka hati selebar-lebarnya untuk dikoreksi dan diselidiki Tuhan.
"Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." Kisah 13:22
Baca: Mazmur 17:1-15
"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu" Mazmur 17:8
Tak semua orang punya keberanian untuk berkata kepada Tuhan: "Peliharalah aku seperti biji mata..." (ayat nas), selain mereka yang memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, seperti Daud. Orang yang tinggal dekat Tuhan dan bergaul karib dengan-Nya pasti tidak akan menyembunyikan sesuatu apa pun di hadapan Tuhan. Tanda bahwa Daud punya hubungan yang karib dengan Tuhan adalah selalu mengijinkan Tuhan untuk mengoreksi dan menyelidiki hidupnya, karena sadar bahwa tak ada sesuatu pun yang tersembunyi di hadapan-Nya: "...Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-14) dan "mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:16).
Daud tidak takut diselidiki keadaan hatinya, siap untuk diuji, dikenal pikirannya, dikoreksi langkah hidupnya oleh Tuhan: "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Jika kita menyadari bahwa kehidupan manusia itu terbuka di hadapan Tuhan dan tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dan disembunyikan, seharusnya mendorong kita untuk berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal (Efesus 5:15). Adalah sia-sia menyembunyikan sekecil apa pun kesalahan daripada-Nya, karena semuanya terbuka dan telanjang di hadapan Tuhan: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Bila kita sudah membuat kesalahan terhadap Tuhan, katakan dengan jujur kepada Roh Kudus dan mohon kepada-Nya untuk meluruskan jalan kita, "Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13). Karena itu, kita perlu membuka hati selebar-lebarnya untuk dikoreksi dan diselidiki Tuhan.
"Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." Kisah 13:22
Subscribe to:
Posts (Atom)