Saturday, July 20, 2019

PUNYA IMAN DAN KERENDAHAN HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2019

Baca:  Matius 8:5-13

"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."  Matius 8:8

Selama hidup di dunia ini kita tak bisa menghindarkan diri dari masalah atau persoalan hidup yang selalu datang tanpa diduga dan tanpa memandang bulu.  Sekalipun berbagai cara dan upaya kita tempuh dengan mengerahkan kekuatan dan kemampuan, kita seringkali tak mampu mengatasinya.  Ini membuktikan bahwa kekuatan kita sebagai manusia ada batasnya.  Satu-satunya cara yang dapat menolong dan melepaskan kita dari persoalan yang membelit adalah kita harus datang kepada Kristus, Dialah Sang Juruselamat, karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup  (Yohanes 14:6).

     Langkah inilah yang juga ditempuh oleh seorang perwira Romawi yang sedang mengalami persoalan, yaitu hambanya sedang sakit keras.  Perwira ini datang kepada Tuhan untuk meminta pertolongan bagi hambanya yang sedang sakit.  Mendengar hal ini Tuhan pun tergerak hati untuk segera menjawab permintaannya, padahal Tuhan tak kenal dia sebelumnya, dan perwira itu bukanlah termasuk murid-murid-Nya.  Ada beberapa faktor yang menggerakkan Tuhan untuk bertindak:  1.  Perwira itu punya iman.  Perwira Romawi itu tahu bahwa orang Yahudi tidak bergaul dengan orang dari bangsa lain, seperti dirinya, seperti tertulis:  "...betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka."  (Kisah 10:28).  Itulah yang menjadi alasan baginya mengapa Tuhan tak perlu datang ke rumahnya, tetapi cukup dengan sepatah kata saja itu sudah cukup untuk menyembuhkan hambanya itu.  Inilah bukti perwira ini punya iman yang luar biasa:  "...sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel."  (Matius 8:10).

     2.  Punya kerendahan hati.  Perwira Romawi ini, sekalipun pangkatnya tinggi  (mengepalai 100 prajurit), tetaplah orang yang rendah hati, tersirat dari pernyataannya:  "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku,"  (ayat nas).  Ia pun berempati terhadap hambanya yang sedang sakit di rumahnya.  Meski sibuk, ia meluangkan waktu untuk hambanya itu dengan datang kepada Tuhan memohonkan kesembuhan  (Matius 8:6).

Iman dan kerendahan hati adalah kunci mendapatkan belas kasihan Tuhan!

Friday, July 19, 2019

MENYELESAIKAN SAMPAI AKHIR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2019

Baca:  Wahyu 21:1-8

"Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan."  Wahyu 21:6

Dalam mengerjakan misi yang diamanatkan Bapa kepada-Nya, Kristus tidak pernah mengerjakan segala sesuatunya dengan setengah-setengah, tapi diselesaikan-Nya sampai tuntas, dan puncaknya adalah melalui pengorban-Nya di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.  Dia adalah Alfa dan Omega, Yang awal dan Yang akhir;  Dia yang mengawali dan Ia pula yang mengakhirinya.  Jadi, Kristus selalu menyelesaikan karya-Nya sampai selesai, seperti tertulis:  "Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."  (Filipi 1:6).

     Jika di hari-hari yang telah lalu kita mengalami kebaikan, kasih dan penyertaan Kristus yang teramat sempurna, maka tak mungkin hari ini, esok, atau lusa Dia lupa dan tak lagi menyertai kita.  Kalau Kristus sudah menyertai kita dari awal, Dia juga akan menyertai kita sampai akhir hidup kita, bahkan penyertaan-Nya sampai kepada kesudahan zaman, seperti yang dijanjikan-Nya:  "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."  (Matius 28:20b).  Penyertaan Tuhan atas kita takkan pernah berubah, asalkan kita tetap setia mengikut Dia sampai akhir dan hidup seturut dengan kehendak-Nya.  "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."  (Wahyu 2:10).  Karena itu jangan sekali-kali kita meninggalkan Tuhan dan tidak lagi hidup menurut firman-Nya.  Jika hal itu yang kita lakukan, maka bukan salah Tuhan bila kita tidak lagi disertai oleh-Nya.

     Selama kita tinggal dekat Tuhan dan menyediakan diri untuk disertai, Dia yang berjanji itu setia.  Tuhan berkata,  "Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan."  (ayat nas).  Kata cuma-cuma ini tidak berarti bahwa setiap orang yang menolak akan diberi, tapi hanya orang yang merasa hauslah  (yang punya kerinduan besar)  yang akan Tuhan beri.  "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan."  (Matius 5:6).

"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  Yesaya 46:4