Wednesday, March 20, 2019

KITA INI MILIK KEPUNYAAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Maret 2019

Baca:  Yesaya 43:1-7

"Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku."  Yesaua 43:1

Di dalam Alkitab terkandung banyak sekali janji Tuhan yang luar biasa bagi orang percaya.  Janji ini bukan keluar dari mulut manusia yang mudah sekali berubah atau mengecewakan, tapi yang berjanji adalah Tuhan yang Mahakudus, Tuhan yang Mahakuasa, Tuhan Israel, Sang Juruselamat, yang  "...bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  (Bilangan 23:19).  Sebagai orang percaya, kita adalah Israel-Israel rohani yang dikasihi dan dipelihara Tuhan sedemikian rupa, oleh karena itu kita patut tahu janji-janji-Nya tersebut.

     Tuhan menegaskan:  "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,"  (Yesaya 43:4).  Tuhan menasihati kita untuk tidak takut, sebab kita ini berharga di mata Tuhan, Dia telah menebus kita yang berarti kita ini telah menjadi milik-Nya;  "...engkau ini kepunyaan-Ku."  (ayat nas), kita telah dibeli lunas dengan darah Anak Domba.  Jikalau kita ini milik Tuhan tentunya Dia takkan rela dan membiarkan kita terhilang dan binasa.  Itulah sebabnya Tuhan berani menjamin kita:  "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu."  (Yesaya 43:2, 3a).

     Ini berbicara tentang janji perlindungan dan penyertaan Tuhan!  Air atau sungai melambangkan derasnya gelombang  (masalah)  kehidupan manusia.  Api berbicara tentang pencobaan.  Sedahsyatnya apa pun masalah dan pencobaan yang kita alami tak perlu kita takut, sebab Tuhan selalu ada untuk kita.  Jika Tuhan beserta kita, adakah perkara yang mustahil?  Sewaktu bangsa Israel dikejar pasukan Firaun, secara logika mustahil mereka bisa luput, sebab di hadapan mereka terbentang laut Teberau  (Kolsom)  yang dalam, di kanan dan kiri padang belantara, dan di belakang sudah siap pasukan Firaun.  Tetapi, Tuhan selalu punya cara menolong umat kepunyaan-Nya ini dan cara-Nya selalu ajaib.

Tak perlu takut menjalani hidup, karena kita dikasihi Tuhan sedemikian rupa!

Tuesday, March 19, 2019

JANGAN KARENA TERPAKSA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Maret 2019

Baca:  1 Petrus 5:1-4

"Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu."  1 Petrus 5:4

Kristus pernah mengajukan pertanyaan kepada Petrus untuk menguji kesungguhannya dalam mengikut Dia.  "apakah engkau mengasihi Aku?"  Bahkan, pertanyaan tersebut Ia ulangi sampai tiga kali berturut-turut.  Kemudian Ia memberikan suatu mandat penting kepada Petrus:  "Gembalakanlah domba-domba-Ku."  (Yohanes 21:17).

     Melalui suratnya ini Petrus kembali mengingatkan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi orang percaya yaitu supaya turut ambil bagian dalam menggembalakan domba-domba.  'Domba-domba'  berbicara tentang jiwa-jiwa atau orang-orang yang harus dilayani.  Jadi menggembalakan jiwa-jiwa itu bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pemilik jemaat, gembala sidang atau pendeta, melainkan semua orang percaya memiliki tanggung jawab yang sama.  Adapun kata  'penggembalaan'  ini berasal dari kata kerja bahasa Yunani yaitu bosko yang berarti merawat, memelihara, mengawasi dan memperhatikan kawanan domba yang sedang makan rumput di padang.

     Siapakah kawanan domba yang harus digembalakan?  Bagi para gembala sidang  (pendeta), kawanan domba adalah setiap anggota jemaat gereja yang dilayani, tanpa terkecuali, tanpa memandang status sosial;  bagi seorang suami, kawanan domba itu adalah seluruh anggota keluarganya  (isteri dan anak-anak);  bagi boss perusahaan, kawanan domba adalah setiap pekerja atau karyawan.  Yang termasuk juga kawanan domba yang harus dilayani adalah orang-orang di sekitar yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan kita.  Karena itu marilah kita saling mengasihi, memerhatikan dan menguatkan satu sama lain, bukan karena mereka kaya atau mendatangkan keuntungan bagi kita;  bukan pula karena terpaksa, melainkan lakukan semua itu dengan tulus hati.  "...kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah."  (1 Petrus 4:8-10).

"Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi."  Amsal 10:21