Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 September 2018
Baca: Keluaran 14:15-31
"Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 'Mengapakah engkau berseru-seru demikian
kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.'" Keluaran 14:15
Sekalipun Musa telah memperingatkan orang-orang Israel untuk tidak takut meski dikejar pasukan Firaun, dan ia tahu benar bahwa keselamatan dari Tuhan sudah disediakan, dan kemenangan ada di pihak mereka (Keluaran 14:13), tapi jika ia sendiri tak mau bertindak dan bergerak maju, maka kemenangan itu hanya akan menjadi sebuah wacana saja. Karena itu Tuhan berfirman kepadanya: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian
kepada-Ku?" (ayat nas). Tuhan menghendaki musa dan orang-orang Israel segera berangkat. Inilah yang disebut tindakan iman! "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17).
Semula Musa lupa punya tongkat yang dapat membuat tanda-tanda mujizat, seperti kata Tuhan "Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat." (Keluaran 4:17). Barulah Musa menyadari kuasa Tuhan menyertainya. "Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan
belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah
laut di tempat kering." (Keluaran 14:16).
Menghadapi masalah dan tantangan hidup berat kita seringkali takut. Kita kalah sebelum bertindak. Kita lupa Tuhan telah memperlengkapi kita dengan tongkat (kuasa) untuk mengalahkan musuh. Tuhan berkata, " Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,
sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu." (Lukas 10:19). Kita lupa menggunakan kuasa kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan dan mematahkan segala kutuk dosa, dan di dalam kita ada kuasa Roh Kudus yaitu Roh "...lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4b). Ketika Musa bertindak dengan iman dan menggunakan 'tongkat' itu, perkara besar pun terjadi.
"Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." Yohanes 14:12
Wednesday, September 19, 2018
Tuesday, September 18, 2018
TIDAK LAGI MENGUTAMAKAN TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 September 2018
Baca: 1 Raja-Raja 11:1-13
"Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu." 1 Raja-Raja 11:11
Nama 'Salomo' memiliki arti: damai sentosa. Ia adalah anak Daud, dari Batsyeba (2 Samuel 12:24). Di awal menjabat sebagai raja, Salomo hidup takut akan Tuhan dan ia pun memerintahkan rakyatnya untuk berlaku demikian ini: "...dan hendaklah kamu berpaut kepada TUHAN, Allah kita, dengan sepenuh hatimu dan dengan hidup menurut segala ketetapan-Nya dan dengan tetap mengikuti segala perintah-Nya seperti pada hari ini." (1 Raja-Raja 8:61). Karena itu Tuhan memberkati Salomo secara melimpah, bukan hanya materi, tapi juga dalam hal hikmat, sehingga "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya." (1 Raja-Raja 10:23-24). Kerajaan Israel pun benar-benar mencapai puncak kejayaan dan kemuliaan, sehingga rakyat hidup dalam damai dan sentosa sesuai dengan arti nama rajanya.
Kesuksesan dan kekayaan seringkali menjadi jerat bagi seseorang. Hal ini juga terjadi pada Salomo! Berada di comfort zone membuatnya mulai lupa diri. Firman Tuhan telah memperingatkan: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." (1 Raja-Raja 11:2), namun perintah itu dilanggarnya. Hati Salomo telah terpaut pada isteri-isterinya, yang telah "...mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya." (1 Raja-Raja 11:4). Demi menyenangkan hati mereka, Salomo rela mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi penyembahan berhala.
Perbuatan Salomo ini benar-benar telah menimbulkan kecemburuan hati Tuhan, "Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya," (1 Raja-Raja 11:9) dan Salomo pun harus menuai akibatnya (ayat nas).
Karena tak lagi taat kepada Tuhan, kerajaan yang dipimpin Salomo pun terkoyak!
Baca: 1 Raja-Raja 11:1-13
"Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu." 1 Raja-Raja 11:11
Nama 'Salomo' memiliki arti: damai sentosa. Ia adalah anak Daud, dari Batsyeba (2 Samuel 12:24). Di awal menjabat sebagai raja, Salomo hidup takut akan Tuhan dan ia pun memerintahkan rakyatnya untuk berlaku demikian ini: "...dan hendaklah kamu berpaut kepada TUHAN, Allah kita, dengan sepenuh hatimu dan dengan hidup menurut segala ketetapan-Nya dan dengan tetap mengikuti segala perintah-Nya seperti pada hari ini." (1 Raja-Raja 8:61). Karena itu Tuhan memberkati Salomo secara melimpah, bukan hanya materi, tapi juga dalam hal hikmat, sehingga "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya." (1 Raja-Raja 10:23-24). Kerajaan Israel pun benar-benar mencapai puncak kejayaan dan kemuliaan, sehingga rakyat hidup dalam damai dan sentosa sesuai dengan arti nama rajanya.
Kesuksesan dan kekayaan seringkali menjadi jerat bagi seseorang. Hal ini juga terjadi pada Salomo! Berada di comfort zone membuatnya mulai lupa diri. Firman Tuhan telah memperingatkan: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." (1 Raja-Raja 11:2), namun perintah itu dilanggarnya. Hati Salomo telah terpaut pada isteri-isterinya, yang telah "...mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya." (1 Raja-Raja 11:4). Demi menyenangkan hati mereka, Salomo rela mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi penyembahan berhala.
Perbuatan Salomo ini benar-benar telah menimbulkan kecemburuan hati Tuhan, "Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya," (1 Raja-Raja 11:9) dan Salomo pun harus menuai akibatnya (ayat nas).
Karena tak lagi taat kepada Tuhan, kerajaan yang dipimpin Salomo pun terkoyak!
Subscribe to:
Posts (Atom)