Friday, July 20, 2018

PERHATIKANLAH KEHIDUPAN IBADAHMU!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2018

Baca:  Yeremia 7:1-15

"Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN!"  Yeremia 7:2

Ibadah adalah salah satu hal penting dalam kehidupan orang percaya yang tak boleh dianggap remeh.  Sering terjadi, banyak orang Kristen justru menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena mereka menganggap bahwa berdoa dan membaca Alkitab di rumah, serta berperilaku benar di mata masyarakat sudah cukup, dan tak perlu capai-capai pergi ke gereja:  kena macet, harus naik ojek, becek...  Perhatikan nasihat Rasul Paulus:  "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."  (Ibrani 10:25).

     Hari-hari ini Iblis sedang berusaha untuk mencari cara bagaimana agar orang Kristen merasa tidak nyaman saat beribadah, mudah kecewa terhadap saudara seiman, kecewa terhadap pelayan Tuhan atau hamba Tuhan, dan kemudian mereka pun mengritik, mencari-cari kelemahan dan kekurangan.  Ada tertulis:  "...ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar."  (1 Timotius 6:6).  Bila orang mau bersungguh-sungguh dalam beribadah niscaya hidupnya pasti akan berubah, sebab firman Tuhan yang didengar berkuasa untuk menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran  (2 Timotius 3:16).  Saat beribadah kita berkesempatan untuk bersekutu dengan saudara-saudara seiman:  saling menasihati, menguatkan, dan memperhatikan.  Kita mengalami proses penajaman karakter.  "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  (Amsal 27:17).  Dalam ibadah kita memuji dan menyembah Tuhan!  Saat itulah Tuhan hadir dengan segala manifestasinya, sebab  "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel."  (Mazmur 22:4).  Di mana Tuhan hadir, di situ kuasa-Nya bekerja untuk melepaskan kita dari segala belenggu dosa, sehingga kita mengalami hidup yang berkemenangan.

     Jadi, ibadah itu berguna dalam segala hal dan mengandung janji, baik untuk hidup saat ini maupun untuk hidup yang akan datang  (1 Timotius 4:8).

Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita.  (Mazmur 100:2)

Thursday, July 19, 2018

WAKTU BERHARGA: Bersekutu dengan Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2018

Baca:  Mazmur 84:1-13

"Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."  Mazmur 84:11

Waktu adalah sesuatu yang terus melaju, tak bisa dihentikan dan tidak akan kembali lagi.  "You may delay, but time will not."  (Benjamin Franklin).  Karena itu banyak orang berusaha untuk mengabadikan momen-momen tertentu yang dianggapnya paling berkesan dalam hidupnya dalam bentuk video atau foto:  pernikahan, bulan madu, ulang tahun anak, berwisata dengan keluarga, reuni sekolah atau kumpul dengan para sahabat atau teman lama.  Waktu-waktu seperti itu sungguh sangat terkesan dan berharga sekali!

     Orang percaya yang menyadari bahwa waktu itu sangat berharga pasti akan mempergunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin, tidak menyia-nyiakan begitu saja.  "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"  (Efesus 5:15).  Jika menyadari bahwa hidup di dunia terbatas waktunya hendaklah ini mendorong kita semakin giat mengerjakan perkara-perkara rohani.  Bagi Daud, waktu yang sangat berharga adalah ketika ia bersekutu dengan Tuhan.  Bersekutu dengan Tuhan itu bukan hanya saat beribadah di gereja saja, tetapi di mana pun kita berada.  Karena ada banyak orang yang datang ke gereja, tetapi hati dan pikirannya tidak tertuju kepada Tuhan;  ketika firman Tuhan disampaikan mereka asyik sendiri dengan ponsel masing-masing:  SMS-an, update status, whatsapps-an, sibuk bisnis online, upload foto di instagram dan sebagainya.  Itu bukti bahwa orang datang ke gereja tidak sepenuhnya untuk beribadah kepada Tuhan dan merindukan hadirat-Nya, tapi hanya sebatas aktivitas agamawi yang dilakukan secara rutin.

     Semua orang diperhadapkan pada waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari.  Bagaimana cara kita bisa menjadikan waktu tersebut berharga?  Daud, seorang raja yang memiliki agenda kerja yang padat, masih mampu membangun kekariban dengan Tuhan, bahkan bagi dia yang lebih berharga bukan saat ia berada di istananya yang megah dengan fasilitas mewahnya, tetapi ketika ia berada di Bait Tuhan.

"... itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya."  Mazmur 27:4