Sunday, May 20, 2018

HARI PENTAKOSTA: Baptisan Api Roh Kudus

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Mei 2018

Baca:  Kisah Para Rasul 2:1-13

"Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya."  Kisah Para Rasul 2:4

Dalam Perjanjian Lama  (Ibrani)  Pentakosta disebut  'khag syavu'ot  (shavouth)', yang artinya masa raya tujuh minggu, ditandai dengan dibawanya persembahan penuaian hulu hasil yang dikenal sebagai  'bikkurim', artinya persembahan hulu hasil kedua.  Dalam perhitungan tradisi bangsa Israel, puncak perayaan ini adalah saat di mana Tuhan menurunkan 10 hukum Taurat kepada Musa di gunung Sinai, tepat pada hari ke-50 sesudah Paskah, atau tepat sesudah perayaan buah sulung.

     Hari raya ini populer dengan nama Pentakosta dalam Perjanjian Baru.  Hari Pentakosta adalah hari dicurahkannya Roh Kudus untuk menyertai kehidupan umat Tuhan.  Ini merupakan penggenapan nubuat dari nabi Yoel  (Yoel 2:28-32).  Sesuai dengan artinya sebagai hari ke-50, perhitungannya dimulai sesudah Kristus bangkit dari kematian, saat Dia menampakkan diri selama 40 hari, dan selama 10 hari para murid Kristus menunggu akan janji Bapa itu dan akhirnya janji itu digenapi-Nya:  "Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing."  (Kisah 2:1-3).

     Peristiwa ini juga merupakan penggenapan pernyataan Yohanes Pembaptis:  "Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api."  (Matius 3:11).  Salah satu lambang Roh Kudus adalah api.  Alkitab menyatakan bahwa Tuhan adalah api yang menghanguskan  (Ibrani 12:29).  Ketika api-Nya turun menjamah hati setiap orang percaya api itu akan  'membakar, menghanguskan dan membersihkan'  semua kotoran yang ada, sehingga kehidupannya akan menjadi baru  (2 Korintus 5:17).

Melalui karya Roh Kudus ini kita memiliki pengharapan yang baru, karena Roh-Nya akan terus memperbaharui dan menjadikan kita ciptaan-Nya yang baru!

Saturday, May 19, 2018

FIRMAN TUHAN ADALAH KEGIRANGAN KITA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Mei 2018

Baca:  Yesaya 55:1-13

"Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!"  Yesaya 55:3a

Pemazmur menulis:  "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:2-3).  Tuhan menyampaikan nasihat senada kepada Yosua agar tidak lupa memperkatakan firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam,  "...sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).  Semakin kita tinggal di dalam firman Tuhan semakin kita mengerti rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup ini, lalu kita berjalan di rencana-Nya dan mengimani rencana-Nya, dan di situlah kita melihat keberhasilan.

     Rajin ke gereja dan terlibat pelayanan tak menjamin hidup seseorang berubah.  Tetapi ketika ia mau tinggal di dalam firman Tuhan dan mengijinkan Tuhan mengoreksi hidupnya, Roh Kudus akan menuntun dan membawanya kepada kebenaran demi kebenaran.  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Firman Tuhan ibarat cermin!  Ketika kita berdiri di depan cermin kita melihat apa yang masih kurang dalam diri kita.  Dengan firman Tuhan kita akan tahu kelemahan, kekurangan dan kesalahan kita.  Dengan firman Tuhan kita dibuat mengerti bahwa di balik masalah selalu ada rencana-Nya yang indah.

     Orang yang senentiasa merenungkan firman Tuhan hidupnya pasti penuh mujizat,  "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."  (Yesaya 55:10-11).

Ingin mengalami hidup berkemenangan?  Jadikan firman Tuhan sebagai kegemaran hidup setiap hari!