Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2018
Baca: Kolose 1:3-14
"Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," Kolose 1:9b
Kolose adalah kota di masa lalu yang terletak di daerah Frigia, Asia Kecil (Kisah 18:23). Istilah Asia Kecil yang disebutkan dalam Alkitab mengacu kepada wilayah yang kini berada di wilayah bagian barat dan tengah dari negara Turki.
Rasul Paulus, ketika sedang mendekam di penjara, menulis surat kepada jemaat di Kolose yang sebagian besar terdiri atas orang-orang non-Yahudi, setelah mendengar kabar dari Epafras (yang ketika itu sedang mengunjunginya) bahwa ada ajaran-ajaran sesat yang sedang mengacaukan jemaat di Kolose. Hati Paulus pun terbeban untuk mendoakan mereka dan terdorong untuk menulis surat kepada mereka. Alkitab menyatakan bahwa rasul Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya bukan hanya sekali atau dua kali berdoa bagi mereka, tetapi tiada berhenti-henti berdoa untuk mereka. (Kolose 1:9a). Ini menunjukkan bahwa jemaat di Kolose mempunyai tempat yang istimewa di hati Paulus.
Apa inti doa rasul Paulus bagi jemaat di Kolose? Yaitu supaya mereka "...menerima segala hikmat dan pengertian yang benar," (ayat nas). Hikmat yang dimaksudkan adalah hikmat Tuhan, bukan hikmat manusia. Hikmat Tuhan itu melampaui kemampuan akal manusia, sedangkan hikmat manusia itu terbatas pada kemampuan akal. Tujuannya agar mereka "...mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna," (ayat nas). Kehendak Tuhan yang dimaksudkan adalah: 1. Mengerti rahasia Injil, yaitu Bapa menyediakan jalan keselamatan bagi manusia di dalam Pribadi Kristus (Kisah 4:12). "Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya." (Efesus 3:12). 2. Bagaimana orang percaya harus hidup. "...jadilah penurut-penurut Allah...dan...hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:1, 8, 9). 3. Merespons panggilan Tuhan untuk melayani Dia. Rasul Paulus berkomitmen: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:21-22).
Setiap orang percaya sudah seharusnya mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan!
Sunday, February 18, 2018
Saturday, February 17, 2018
KRISTUS: Penyembuh Luka Hati (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2018
Baca: Yohanes 4:1-42
"Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Yohanes 4:39
Tuhan Yesus tahu apa yang menjadi pergumulan perempuan Samaria itu: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (Yohanes 4:10). Tetapi, perempuan itu salah menangkap maksud Tuhan yang sesungguhnya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." (Yohanes 4:15). Ia mengira bahwa air yang Tuhan tawarkan adalah air yang dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya (terlepas dari haus), sehingga ia tidak perlu lagi bersusah payah untuk mengambil air ke sumur, yang biasa dilakukannya secara sembunyi-sembunyi agar orang lain tidak melihatnya.
Air hidup yang dimaksud adalah sumber yang memenuhi kebutuhan rohani yang sangat dibutuhkan oleh manusia yaitu hidup yang berkelimpahan, hidup yang kekal. "...air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:14). Tuhan Yesus menawarkan pemecahan akar masalah yang dihadapi oleh perempuan Samaria ini dengan memberikan hidup yang kekal dan kasih yang tak bersyarat. Dan Air Hidup ini hanya dapat diperoleh di dalam Pribadi Tuhan Yesus. "Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:38). Perempuan Samaria berpikir bahwa menyendiri adalah cara terbaik untuk lari dari masalah, yaitu agar terhindar adari ancaman sosial.
Setelah mendengar perkataan Tuhan, segeralah "...perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: 'Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.'" (Yohanes 4:29). Setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus kehidupan perempuan Samaria itu diubahkan dan luka-luka batinnya disembuhkan.
"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." Mazmur 34:19
Baca: Yohanes 4:1-42
"Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Yohanes 4:39
Tuhan Yesus tahu apa yang menjadi pergumulan perempuan Samaria itu: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (Yohanes 4:10). Tetapi, perempuan itu salah menangkap maksud Tuhan yang sesungguhnya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." (Yohanes 4:15). Ia mengira bahwa air yang Tuhan tawarkan adalah air yang dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya (terlepas dari haus), sehingga ia tidak perlu lagi bersusah payah untuk mengambil air ke sumur, yang biasa dilakukannya secara sembunyi-sembunyi agar orang lain tidak melihatnya.
Air hidup yang dimaksud adalah sumber yang memenuhi kebutuhan rohani yang sangat dibutuhkan oleh manusia yaitu hidup yang berkelimpahan, hidup yang kekal. "...air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:14). Tuhan Yesus menawarkan pemecahan akar masalah yang dihadapi oleh perempuan Samaria ini dengan memberikan hidup yang kekal dan kasih yang tak bersyarat. Dan Air Hidup ini hanya dapat diperoleh di dalam Pribadi Tuhan Yesus. "Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:38). Perempuan Samaria berpikir bahwa menyendiri adalah cara terbaik untuk lari dari masalah, yaitu agar terhindar adari ancaman sosial.
Setelah mendengar perkataan Tuhan, segeralah "...perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: 'Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.'" (Yohanes 4:29). Setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus kehidupan perempuan Samaria itu diubahkan dan luka-luka batinnya disembuhkan.
"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." Mazmur 34:19
Subscribe to:
Posts (Atom)