Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juli 2016
Baca: Roma 2:1-16
"tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri,
yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman." Roma 2:8
Karena semua manusia menjalankan hidup yang rusak (baca Kejadian 6:12) dan mengabaikan peringatan Tuhan, maka Tuhan menyatakan keadilan-Nya dengan menurunkan air bah ke muka bumi. "Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya." (Kejadian 7:24), sehingga semua orang mengalami kebinasaan, kecuali Nuh dan keluarganya diselamatkan, sebab "...Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini." (Kejadian 7:1).
2. Penduduk Sodom dan Gomora. Alkitab menyatakan, "Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN." (Kejadian 13:13). Meski berlaku jahat dan tidak mengindahkan peringatan Tuhan, penduduk Sodom dan Gomora tidak langsung dibumihanguskan oleh Tuhan, tetapi kesempatan masih diberikan kepada Abraham untuk berdoa bagi mereka. Bahkan Abraham bisa bernego dengan Tuhan: kalau saja ada 50 orang, 40 orang, 30 orang, 20 orang, bahkan 10 orang saja di antara penduduk Sodom dan Gomora yang hidup benar, maka Tuhan akan membatalkan rencana penghukuman-Nya. Hasilnya? Tak seorang pun didapati hidup benar kecuali Lot. Karena mereka membuang kesempatan yang Tuhan berikan dan menyalahgunakan kemurahan-Nya, maka "...TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah." (Kejadian 19:24-25).
Apa yang dialami oleh orang-orang di zaman Nuh dan juga penduduk Sodom dan Gomora menunjukkan bahwa Tuhan tidak bisa dipermainkan seenaknya. Lebih sempurna lagi kemurahan Allah dinyatakan melalui Putera-Nya Yesus Kristus yang diutus untuk datang ke dunia, "...supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Bahkan Yesus Kristus rela mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Namun tidak semua orang merespons kemurahan Tuhan ini, dengan terang-terangan tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, bahkan menolak berita Injil.
"Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya," Roma 11:22
Sunday, July 3, 2016
Saturday, July 2, 2016
MENYALAHGUNAKAN KEMURAHAN TUHAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juli 2016
Baca: Mazmur 30:1-13
"Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati;" Mazmur 30:6
Salah satu sifat Tuhan yang di dalamnya terkandung anugerah kebaikan dan kesabaran adalah Mahapemurah. Bukti nyata bahwa Tuhan Mahapemurah adalah tidak segera menjatuhkan hukuman-Nya kepada orang-orang yang berbuat dosa, tetapi Ia selalu memberi waktu dan kesempatan kepada mereka untuk berubah dan bertobat. "...Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Namun jangan sekali-kali kita menganggap remeh dan menyalahgunakan kemurahan Tuhan ini dengan sengaja terus berbuat dosa, "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan." (Roma 2:4-5).
Selain Mahapemurah, Dia juga adalah Tuhan yang Mahaadil, "Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman." (Roma 2:6-8).
Ada banyak kisah di dalam Alkitab tentang orang-orang yang dengan sengaja mengabaikan peringatan Tuhan dan menyalahgunakan kemurahan-Nya, yang akhirnya harus menuai kebinasaan: 1. Orang-orang di zaman Nuh. "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya." (Kejadian 6:5-6). Meski demikian Tuhan tidak langsung menjatuhkan hukuman kepada manusia di bumi, Ia sangat bermurah hati dengan memberikan kesempatan kepada manusia untuk memperbaiki kelakuannya dengan mengutus Nuh, "...seorang yang benar dan tidak bercela..." (Kejadian 6:9), untuk menegor dan memeringatkan orang-orang agar mereka mau berbalik ke jalan Tuhan; tetapi mereka tetap saja mengeraskan hati! (Bersambung)
Baca: Mazmur 30:1-13
"Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati;" Mazmur 30:6
Salah satu sifat Tuhan yang di dalamnya terkandung anugerah kebaikan dan kesabaran adalah Mahapemurah. Bukti nyata bahwa Tuhan Mahapemurah adalah tidak segera menjatuhkan hukuman-Nya kepada orang-orang yang berbuat dosa, tetapi Ia selalu memberi waktu dan kesempatan kepada mereka untuk berubah dan bertobat. "...Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Namun jangan sekali-kali kita menganggap remeh dan menyalahgunakan kemurahan Tuhan ini dengan sengaja terus berbuat dosa, "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan." (Roma 2:4-5).
Selain Mahapemurah, Dia juga adalah Tuhan yang Mahaadil, "Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman." (Roma 2:6-8).
Ada banyak kisah di dalam Alkitab tentang orang-orang yang dengan sengaja mengabaikan peringatan Tuhan dan menyalahgunakan kemurahan-Nya, yang akhirnya harus menuai kebinasaan: 1. Orang-orang di zaman Nuh. "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya." (Kejadian 6:5-6). Meski demikian Tuhan tidak langsung menjatuhkan hukuman kepada manusia di bumi, Ia sangat bermurah hati dengan memberikan kesempatan kepada manusia untuk memperbaiki kelakuannya dengan mengutus Nuh, "...seorang yang benar dan tidak bercela..." (Kejadian 6:9), untuk menegor dan memeringatkan orang-orang agar mereka mau berbalik ke jalan Tuhan; tetapi mereka tetap saja mengeraskan hati! (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)