Monday, November 30, 2015

YOHANES MARKUS: Bangkit Dari Kegagalan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 November 2015

Baca:  2 Timotius 4:9-18

"Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku."  2 Timotius 4:11b

Meski sempat mundur dari pelayanan dan dinilai sebagai orang yang gagal dalam ujian kesetiaan, dan bahkan menjadi penyebab terjadinya perselisihan Paulus dan Barnabas, Yohanes Markus mampu bangkit dari kegagalannya.  Dari mana kita mengetahui Yohanes Markus sudah tidak seperti dulu lagi?  Dari pernyataan Paulus melalui suratnya kepada Timotius:  "Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku."  (ayat nas).  Ini menunjukkan bahwa Yohanes Markus telah berubah dan berada di jalur yang benar yaitu melayani Tuhan dengan sungguh dan berani membayar harga!  Jadi kisah perjalanan hidup Yohanes Markus tidak berakhir pada kegagalan dan kesalahan.

     Siapa yang berperan penting dalam kebangkitan iman Yohanes Markus?  Keluarganyalah yang sungguh berperan amat penting bagi pertumbuhan imannya.  Beruntung sekali Yohanes Markus tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang takut akan Tuhan.  Apa buktinya?  Rumahnya sering dijadikan tempat persekutuan doa sehingga banyak orang percaya berkumpul dan berdoa.  "...pergilah ia  (Petrus - Red.)  ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa."  (Kisah 12:12).  Atmosfer sorgawi memenuhi rumah keluarganya,  dan hal itu berdampak besar bagi pertumbuhan rohaninya.  Tekadnya melayani Tuhan pun semakin berkobar-kobar, ketika mendengar kesaksian Petrus yang dibebaskan Tuhan dari penjara melalui pertolongan malaikat yang diutus langsung oleh Tuhan.  Apa yang dialami oleh Petrus itu semakin meneguhkan iman Markus.  Bahkan di dalam suratnya, secara khusus Petrus memanggil Markus sebagai anak rohaninya  (baca  1 Petrus 5:13).

     Selain itu Barnabas dan Paulus adalah dua pribadi yang punya andil besar dalam hidup Markus, sehingga ia mengalami titik balik dalam hidupnya.  Dari merekalah Markus belajar bagaimana menjadi pelayan Tuhan yang penuh integritas;  dan karena kasih karunia Tuhan semata Markus kembali beroleh kesempatan mengerjakan panggilan Tuhan.

"Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya."  Roma 8:30

Sunday, November 29, 2015

YOHANES MARKUS: Tidak Siap Mental

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 November 2015

Baca:  Kisah Para Rasul 15:35-41

"tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka."  Kisah 15:38

Nama Yohanes Markus yang disebutkan dalam kisah ini tak lain dan tak bukan adalah Yohanes Markus sang penulis Injil Markus, artinya ia bukanlah orang Kristen yang biasa-biasa saja, tapi seorang pemberita Injil yang dipakai Tuhan secara luar biasa.  Walau demikian bukan berarti Yohanes Markus ini tidak pernah gagal dalam hidupnya.  Ia sempat mengalami keputusasaan dan mengambil langkah yang salah yaitu mengundurkan diri dari team misi penginjilannya bersama Paulus dan Barnabas, dan memutuskan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Yerusalem.  "Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem."  (Kisah 13:13).

     Mengapa Yohanes Markus mundur dari pelayanan?  Alkitab tidak mencatat secara jelas, tetapi kemungkinan besar alasan yang masuk akal adalah ketidaksiapan secara mental untuk menghadapi resiko.  Menempuh perjalanan penginjilan ke tempat yang sangat jauh dan mengarungi lautan lepas bukanlah perjalanan mudah:  sewaktu-waktu harus menghadapi badai dan gelombang dahsyat, kemungkinan kapal karam, bahaya ikan buas, bahaya penyamun/perompak/bajak laut.  Belum lagi ancaman pihak-pihak yang anti kekristenan, yang menghalalkan secara cara untuk menghalangi Injil diberitakan yang berujung kepada tindakan penganiayaan dan pembunuhan terhadap pemberita Injil/misionaris.  Sebagai orang yang masih muda dan  'belum banyak makan asam garam kehidupan'  wajar bila Markus mengalami keragu-raguan dan menjadi ciut nyalinya.

     Tindakan mundur dari pelayanan perdana ini memicu perselisihan Paulus dan Barnabas.  Paulus keberatan jika Markus kembali turut serta, sementara Barnabas ingin melibatkan kembali si Markus yang tak lain adalah keponakannya sendiri.  Akhirnya Paulus dan Barnabas memutuskan berpisah.  Barnabas membawa Markus melakukan misi penginjilan ke Sirpus, sedangkan Paulus memilih Silas untuk pergi ke Siria dan Kilikia.

Tidak siap membayar harga menjadi alasan Yohanes Markus memilih mundur dari misi penginjilan perdananya.