Wednesday, September 30, 2015

TUHAN TIDAK PERNAH INGKAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2015

Baca:  Ulangan 7:1-20

"tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan,..."  Ulangan 7:8

Bangsa Israel adalah bangsa Allah.  Ini dinyatakan dalam Alkitab,  "Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya."  (Ulangan 7:6).  Mereka menjadi umat pilihan-Nya sampai kesudahan jaman dan sampai Dia menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya bagi mereka.  Meskipun Dia menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya bagi mereka.  Meskipun mereka berulang kali tidak taat kepada Tuhan, Tuhan tidak pernah melalaikan perjanjian-Nya.  Tuhan yang penuh kasih tidak pernah melupakan Israel, seperti ibu tidak pernah melupakan anaknya.

     Dari sejak permulaan waktu, Tuhan Allah memisahkan suatu umat yang akan mengasihi, melayani dan menaati-Nya;  dan Dia membuat sebuah janji kepada umat-Nya, suatu perjanjian yang kekal yang akan berlaku turun-temurun.  Dia berjanji pada Abraham,  "Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu."  (Kejadian 17:7).

     Allah kita adalah Allah yang setia.  Dia tidak pernah mengingkari perjanjian dengan Israel atau meninggalkan orang-orang pilihan-Nya.  Bahkan ketika umat Israel berpaling meninggalkan Tuhan dan berulang kali tidak taat Dia tidak memusnahkan mereka hingga habis.  Tetapi, tentu saja mereka dihukum dan Alkitab berkata Dia  'menyembunyikan'  wajah-Nya dari umat-Nya karena dosa-dosa mereka.  Namun meskipun Tuhan menghukum mereka Dia tidak meninggalkan mereka.  "Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu."  (Yesaya 54:7-8).

"tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini."  Ulangan 10:15

Tuesday, September 29, 2015

ALLAH TELAH MEMILIH YANG MISKIN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 September 2015

Baca:  Yakobus 2:1-13

"...Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?"  Yakobus 2:5

Tujuan dan upah dari kemiskinan yang sementara adalah kekayaan surgawi.  Allah yang penuh kasih tidak pernah menginginkan masalah dan kemiskinan tanpa jalan keluar.  Tujuannya adalah bahwa semua tekanan harus membuat kita semakin besar, dan semua kemiskinan membuat kita kaya.  Rencana-Nya untuk umat-Nya bukanlah kesesakan yang terus-menerus dan kemiskinan yang permanen.  Semuanya ini bukanlah tujuan akhir tetapi sarana menuju akhir.

     Ada banyak yang tidak kita pahami dalam pewahyuan Yohanes tentang Yerusalem baru, tetapi kita melihat suatu kota dengan kekayaan yang tak terbatas.  Yohanes berkata,  "Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening."  (Wahyu 21:18, 19, 21).  Namun tidak sepotong emas pun dalam kota itu yang tidak dimurnikan lewat dapur perapian kesusahan, tak ada satu pun batu berharga yang melewati api, dan tak ada satu pun mutiara yang tak lahir dari penderitaan.  Oleh karenanya adalah benar untuk menjadi kaya dalam iman.  Tuhan berkata,  "maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat."  (Wahyu 3:18).

     Rendahkan diri di hadapan Allah, dan jangan berkata,  "Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,"  (Wahyu 3:17).

DIA yang berasal dari hadirat Allah adalah kaya, tetapi tidak menyadari kekayaan-Nya.