Tuesday, March 31, 2015

JANGAN JEMU-JEMU BERDOA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Maret 2015

Baca:  Mazmur 39:1-14

"Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku!"  Mazmur 39:13a

Hari ini kita memasuki hari terakhir di bulan Maret 2015.  Hingga hari ini banyak sekali orang Kristen yang kehidupan rohaninya menunjukkan grafik yang semakin merosot.  Mereka tampak ogah-ogahan dan tidak lagi antusias mengejar perkara-perkara rohani:  ibadah dilakukan semau gue, kalau sempat ya datang ke gereja, kalau lagi repot plus hujan ya mending di rumah, pelayanan pun dilakukan ala kadarnya bergantung mood.  Mengapa?  Setelah diusut lebih lanjut ternyata mereka menyimpan rasa kecewa yang mendalam oleh karena doa-doanya yang belum juga beroleh jawaban.

     Seringkali kita berpikir bahwa doa adalah semata-mata tentang permintaan kita kepada Tuhan atau sarana kita meminta kepada Tuhan yang seketika itu harus dikabulkan dijawab.  Awal-awalnya kita berdoa dengan tekun karena menginginkan sesuatu dari Tuhan, namun begitu belum ada jawaban kita pun langsung berubah sikap, tidak lagi berdoa secara intensif hingga akhirnya kita benar-benar berhenti berdoa.  Perhatikan!  Doa sebenarnya bukan hanya sekedar kita berbicara dan menyampaikan keinginan kepada Tuhan, tetapi juga mendengarkan apa yang Tuhan mau dan inginkan dari kehidupan kita.  Tuhan Yesus mengingatkan supaya kita  "...selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."  (Lukas 18:1).  Berdoa dengan tidak jemu-jemu artinya berdoa terus-menerus, tidak menjadi kendur dan tidak kehilangan semangat dalam hati kita.  Kalau kita menyadari bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu kita, maka kita akan berdoa dengan tidak jemu-jemu apapun keadaannya sampai kita melihat Tuhan bekerja dan menyatakan kuasa-Nya.  Kita berdoa kepada Tuhan dengan tidak jemu-jemu sebagai tanda bahwa kita sangat bergantung kepada-Nya dan menjadikan Dia sebagai satu-satunya Penolong.

     Saudara yang terkasih, di dalam doa terkandung unsur:  waktu, kesungguhan, motivasi dan juga iman.  Jujur kita akui bahwa sulit rasanya menerima suatu kenyataan bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan.  Akibatnya kita tidak sabar dan tidak lagi tahan untuk terus berdoa!

Jangan jemu berdoa, karena  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  Pengkotbah 3:11

Monday, March 30, 2015

JAWABAN YANG TERTUNDA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Maret 2015

Baca:  Mazmur 70:1-6

"Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku; ya TUHAN, janganlah lambat datang!"  Mazmur 70:6b

Di tengah perjalanan menuju rumah Yairus tiba-tiba langkah Tuhan sempat terhenti untuk beberapa saat karena ada seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun telah menjamah jubah-Nya.  "Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh."  (Lukas 8:47).  Sepertinya kedatangan Tuhan Yesus ke rumah Yairus sudah tidak ada arti apa-apa ketika salah satu keluarga Yairus mengabarkan bahwa anaknya sudah mati.  Nasi sudah menjadi bubur.

     Ketika doa-doa kita belum beroleh jawaban seringkali kita terpengaruh oleh omongan orang lain yang cenderung melemahkan:  usahamu pasti akan bangkrut, suamimu tidak mungkin kembali ke rumah, sakit-penyakitmu tidak mungkin disembuhkan, utang-utangmu tidak mungkin terlunasi, anak-anakmu tidak mungkin bisa sekolah tinggi dan sebagainya.  Tapi Yairus tetap memegang janji firman-Nya,  "Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat."  (ayat 50), meski secara kasat mata keadaan tampak semakin buruk dan sudah tidak ada harapan lagi.  Perihal waktu seringkali menjadi masalah serius dalam kehidupan orang percaya.  Mengapa?  Karena kita menghendaki pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan itu secara cepat, tidak perlu menunggu lama, padahal waktu kita bukanlah waktu Tuhan.  Ada kalanya jawaban Tuhan terhadap doa dan permohonan kita adalah:  tunggu.  Namun yang pasti janji Tuhan adalah ya dan amin, dan Tuhan bertindak sesuai dengan waktu-Nya, bukan waktu kita.  Mungkin kita tidak akan mendapat masalah bila waktu Tuhan itu sama dengan waktu kita.

     Di balik keterlambatan-Nya tiba ke rumah Yairus ada perkara yang besar dan dahsyat Tuhan nyatakan.  "...Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: 'Hai anak bangunlah!' Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri."  (Lukas 8:54-55).  Anak Yairus yang sudah mati pun dibangkitkan-Nya!

Bagi Tuhan tidak ada kata terlambat karena Ia tahu persis waktu yang tepat untuk bertindak, karena itu tetaplah bertekun dan menantikan Dia!