Saturday, May 31, 2014

MENGEJAR HARTA ROHANI (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Mei 2014

Baca:  Yesaya 33:1-24

"...kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion."  Yesaya 33:6

Harta rohani yang dimaksud adalah takut akan Tuhan dan hikmat untuk memiliki pengenalan akan Tuhan lebih dalam.  Ketika mengejar harta rohani itu  "...engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian."  (Amsal 2:5-6).  Alkitab menegaskan:  "Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya."  (Amsal 14:26).  Kunci mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, sukacita, kelepasan, kemenangan, damai sejahtera, kekuatan, penghiburan dan kasih yang berlimpah-limpah adalah ketika kita takut akan Tuhan.

     Memiliki hati yang takut akan Tuhan dan memiliki pengenalan yang benar akan Dia adalah harta rohani yang sangat berharga, karena itu kita harus berjuang dengan keras dan mengejarnya sedemikian rupa, sebab  'harta'  itu jauh lebih mulia dari segala sesuatu apa pun yang ada di dunia ini.  Inilah kekayaan yang menyelamatkan jiwa kita!  Itulah sebabnya rasul Paulus rela melepaskan segala kesenangan dunia demi mendapatkan Kristus, bahkan katanya,  "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus."  (Filipi 3:7).  Bagi Paulus memperoleh Kristus dan kebenaranNya adalah sebuah keuntungan besar, karena itu adalah harta kekal yang tidak dapat berkarat dan tidak dapat binasa.  Jangan sampai harta dunia dan segala kesenangan dunia ini meninabobokan kita sehingga kita pun mengabaikan dan tidak lagi antusias mengejar harta rohani itu.

     Begitu juga untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan, kita pun harus membangun keintiman dengan Tuhan secara disiplin setiap hari.  Orang yang tidak disiplin, tidak bersungguh-sungguh, malas dan lalai dalam melakukan suatu pekerjaan mustahil mendapatkan hasil yang maksimal.

Tanpa kita mau mengejarnya dengan kerja keras dan disiplin, harta rohani tidak akan pernah kita miliki.

Friday, May 30, 2014

MENGEJAR HARTA ROHANI (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Mei 2014

Baca:  Amsal 2:1-22

"Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,"  Amsal 2:4

Setiap orang pasti memiliki impian, cita-cita dan keinginan dalam hidupnya.  Ada yang bermimpi untuk menjadi orang kaya, artis terkenal, pejabat di pemerintahan, pengusaha sukses dan sebagainya.  Namun tidak semua impian dan keinginan itu bisa terwujud.  Semua sangat tergantung pada usaha dan kerja keras masing-masing.  Semakin kita mau berusaha dan bekerja keras, semakin kita dekat dengan impian dan cita-cita tersebut.  "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan,"  (Amsal 14:23), oleh karena itu  "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,"  (Pengkotbah 9:10).  Tidak boleh ada istilah setengah-setengah dalam mengerjakan segala sesuatunya.  Bagi kita anak Tuhan,  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  (Kolose 3:23).

     Demi memperoleh harta dunia, yang sifatnya hanya sementara saja, semua orang rela melakukan apa saja dan mau membayar harga;  terlebih-lebih untuk harta rohani, seharusnya kita pun memiliki semangat yang sama, bahkan lebih dari itu, karena harta rohani jauh lebih berharga nilainya dan bersifat kekal adanya.  Inilah yang dilakukan Paulus,  "Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus."  (Filipi 3:12).  Alkitab menasihati,  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya."  (Matius 6:19-20).

     Adalah lebih bijak bila keberhasilan kita mendapatkan harta yang melimpah di dunia ini juga kita imbangi dengan keberhasilan kita memperoleh harta rohani,  "...karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."  (2 Korintus 4:18).

Apalah artinya seseorang hanya sukses di dunia, memiliki harta yang melimpah di dunia ini, jika harta sorgawi tidak didapatnya?  (baca  Lukas 12:13-21)