Friday, February 28, 2014

MURAH HATIKAH KITA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Februari 2014

Baca:  Matius 5:1-12

"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."  Matius 5:7

Ayat nas diatas menyatakan bahwa jika kita ingin beroleh kemurahan, maka kita pun harus bermurah hati.  Adapun arti kata  'murah hati'  adalah suka memberi, tidak pelit dan suka menolong.  Karakter inilah yang harus dikembangkan dalam diri setiap diri anak-anak Tuhan, sebab keKristenan itu identik dengan kasih dan salah satu bukti bahwa kita memiliki kasih adalah murah hati.  Kemurahan juga merupakan salah satu buah-buah Roh yang harus kita hasilkan  (baca  Galatia 5:22-23).  Namun faktanya?  Banyak orang Kristen yang tidak punya sifat murah hati, mereka lebih suka menerima daripada memberi.  Padahal Alkitab menyatakan,  "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."  (Kisah 20:35).  Seringkali kita berpikir bahwa yang berbahagia adalah orang yang suka menerima, karena ia mendapat sesuatu dari orang lain.  Mulai hari ini mindset itu harus dirubah!  Justru kebahagiaan itu ada dalam diri orang yang suka memberi.  Memberi, saat memberi atau menabur, harus ada yang dikorbankan dan itu mungkin terasa sangat berat bagi kita, tapi percayalah bahwa Tuhan tidak pernah tertidur, Dia melihat apa yang telah kita perbuat untuk-Nya dan juga sesama.

     Mengapa kita harus murah hati?  Karena Bapa kita di sorga  "...seumur hidup Ia murah hati;"  (Mazmur 30:6), dan sebagai anak-anak-Nya, kita wajib dan harus mengikuti jejak-Nya.  "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."  (Lukas 6:36).  Bukti nyata bahwa Bapa itu Maha pemurah adalah Ia rela memberikan Putera-Nya Yesus Kristus untuk mati di kayu salib demi menebus dosa umat manusia, yang oleh-Nya kita diselamatkan.  Selama pelayanan-Nya di bumi, Tuhan Yesus juga selalu menunjukkan kasih dan kemurahan hati terhadap semua orang.  Maka dari itu,  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).

     Bermurah hati atau suka memberi itu tidak selalu identik dengan berkorban uang atau materi.  Tapi kita yang diberkati Tuhan, adalah wajib bagi kita untuk memberkati orang lain, karena tujuan Tuhan memberkati kita adalah supaya kita dapat menjadi berkat.

"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai."  Mazmur 126:5

Thursday, February 27, 2014

JANGAN HITUNG-HITUNGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Februari 2014

Baca:  Yohanes 6:1-15

"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan;"  Yohanes 6:9

Jika sampai saat ini kita tidak menuai apa-apa, jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengoreksi diri sendiri, mungkin selama ini kita tidak pernah menabur, pelit dan menggenggap erat harta untuk diri sendiri.  Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa ada dua jenis orang sukar sekali mengalami berkat-berkat Tuhan.  Mereka adalah orang yang sukar sekali mengalami berkat-berkat Tuhan.  Mereka adalah seorang pemalas dan seorang kikir.  Bagaimana kita bisa menikmati berkat Tuhan jika kita malas dan tidak mau bekerja?  Rasul Paulus dengan tegas mengatakan,  "...jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."  (2 Tesalonika 3:10).  Di dalam Amsal 20:4 juga tertulis,  "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa."  Sementara, orang yang kikir tidak akan menerima berkat dari Tuhan, karena ia tidak pernah menabur, maunya hanya menerima saja.  "Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan."  (Amsal 28:22).

     Sesungguhnya, Tuhan memerintahkan kita untuk memberi adalah demi kebaikan kita, Tuhan sama sekali tidak diuntungkan dengan pemberian kita, karena Dia adalah Pemilik segala-galanya.  Dibutuhkan iman untuk bisa melakukan kehendak Tuhan ini.  Ketika seorang anak menyerahkan lima roti dan dua ikan, secara otomatis sudah tidak ada makanan untuk dimakan.  tetapi karena ia rela berkorban dan memberikan semuanya kepada Yesus, maka terjadilah perlipatan yang luar biasa.  Tidak ada rumus manapun yang bisa menyatakan bahwa dengan lima roti dan dua ikan, dapat memberi makan 5000 orang dengan kenyang, bahkan masih ada sisa sebanyak 12 bakul penuh.

     Semakin kita memiliki keberanian untuk memberi, berarti kita memberi kesempatan seluas-luasnya kepada Tuhan untuk menyatakan kuasa-Nya.  Oleh karena itu,  "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."  (Amsal 3:9-10).

Jangan pernah hitung-hitungan dengan Tuhan, berilah yang terbaik yang kita miliki kepada Tuhan, maka pada saatnya Ia akan melimpahkan berkat-Nya dengan berlipatkali ganda, karena Dia Tuhan yang tidak pernah berhutang kepada umat-Nya.