Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 November 2013 -
Baca: Matius 7:12-14
"karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." Matius 7:14
Ingatkah Saudara akan lagu rohani lama berikut ini? "Di dunia ada dua jalan, lebar dan sempit, mana kau pilih? Yang lebar api, jiwamu mati, tapi yang sempit jiwa berglori." Melalui lagu ini kita diingatkan bahwa dalam perjalanan hidup ini kita diperhadapkan dengan pilihan-pilihan. Jika kita membuat pilihan hidup yang benar atau menempuh jalan yang benar, kita akan mengalami berhasilan dan keberuntungan. Sebaliknya jika jalan yang kita tempuh itu salah, kita akan menuai kegagalan dan kehancuran. "Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar." (Amsal 2:20) dan "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." (Amsal 4:14-15). Ini menunjukkan bahwa keberhasilan atau kegagalan seseorang di kemudian hari sangat ditentukan oleh langkahnya sendiri, bukan ditentukan oleh langkah orang lain.
Untuk menggapai keberhasilan jalan yang harus kita tempuh tidak mudah dan tentu ada "harganya". Terkadang kita harus melewati kerikil, bebatuan yang cadas, serta jalan yang mendaki. Itu terasa berat, sangat melelahkan dan kita pun harus bermandi peluh. Namun semuanya akan terbayar lunas ketika kita sudah mencapai puncak, di mana terpampang nyata di hadapan kita suatu pemandangan yang menakjubkan, hamparan hijau yang membentang, bahkan kita pun dapat melihat kemegahan kota dengan gedung-gedung pencakar langit serta gemerlap lampu-lampunya. Namun sedikit orang yang menempuhnya! Sebaliknya jalan yang menurun, yang mudah dilalui dan tidak memerlukan kerja keras banyak orang yang menempuhnya. Padahal mereka tidak tahu ada bahaya sedang menanti. "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Benarlah bahwa "...lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;" (Matius 7:13).
Manakah jalan yang akan kita tempuh? Ingat, pilihan kita hari ini menentukan akan seperti apa masa depan kita. Sebelum semuanya terlambat buatlah pilihan-pilihan hidup yang benar. (Bersambung)
Wednesday, November 27, 2013
Tuesday, November 26, 2013
ORANG PERCAYA: Melakukan Kehendak Tuhan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 November 2013 -
Baca: Yohanes 14:15-31
"Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku..." Yohanes 14:23
Ketika kita mengasihi seseorang atau pasangan kita, segala cara akan kita tempuh untuk memenuhi setiap keinginan dan kehendak orang yang kita cintai. Atas dasar cinta inilah segala sesuatu tidak ada yang dirasa berat, bahkan kita akan rela mengorbankan apa saja. Begitu juga jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan kita akan melakukan apa pun yang menjadi kehendakNya. Seringkali kita begitu mudah berkata, "Aku mengasihi Tuhan!" Namun kita tidak mau melakukan kehendakNya dengan alasan bahwa kehendak Tuhan itu sangat berat. "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia." (1 Yohanes 5:3-4a). Dengan kekuatan sendiri memang kita tidak akan mampu melakukan kehendak Tuhan dengan sempurna. Bukankah di dalam diri orang percaya ada Roh kudus? "...yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13).
Tujuan kehendak Tuhan sesungguhnya semata-mata untuk kebaikan kita. Tidak ada satu pun yang merugikan, apalagi mencelakai kita. Seringkali kita beranggapan bahwa kehendak Tuhan bertujuan mengekang dan membatasi kebebasan kita. Padahal Tuhan memberikan 'rambu-rambu' atau aturan-aturan justru untuk memberkati dan melindungi kita dari hal-hal yang jahat. Ketika kita taat melakukan kehendak Tuhan ada banyak keuntungan dan berkat yang tersedia bagi kita. Jadi tidak ada kata rugi atau sia-sia! Itulah sebabnya Daud berkata, "aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." (Mazmur 40:9). Karena itu kita harus punya banyak waktu bersekutu dengan Tuhan supaya kita dapat mengerti kehendak Tuhan.
Banyak orang kristen membuang-buang waktu mereka untuk hal-hal yang tak berfaedah. Firman Tuhan mengingatkan, "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16). Perhatikanlah Maria yang lebih memilih "...duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya," (Lukas 10:39b), itu adalah langkah awal mencari kehendak Tuhan.
Tanpa ketaatan melakukan kehendak Tuhan kekristenan kita tidak ada artinya!
Baca: Yohanes 14:15-31
"Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku..." Yohanes 14:23
Ketika kita mengasihi seseorang atau pasangan kita, segala cara akan kita tempuh untuk memenuhi setiap keinginan dan kehendak orang yang kita cintai. Atas dasar cinta inilah segala sesuatu tidak ada yang dirasa berat, bahkan kita akan rela mengorbankan apa saja. Begitu juga jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan kita akan melakukan apa pun yang menjadi kehendakNya. Seringkali kita begitu mudah berkata, "Aku mengasihi Tuhan!" Namun kita tidak mau melakukan kehendakNya dengan alasan bahwa kehendak Tuhan itu sangat berat. "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia." (1 Yohanes 5:3-4a). Dengan kekuatan sendiri memang kita tidak akan mampu melakukan kehendak Tuhan dengan sempurna. Bukankah di dalam diri orang percaya ada Roh kudus? "...yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13).
Tujuan kehendak Tuhan sesungguhnya semata-mata untuk kebaikan kita. Tidak ada satu pun yang merugikan, apalagi mencelakai kita. Seringkali kita beranggapan bahwa kehendak Tuhan bertujuan mengekang dan membatasi kebebasan kita. Padahal Tuhan memberikan 'rambu-rambu' atau aturan-aturan justru untuk memberkati dan melindungi kita dari hal-hal yang jahat. Ketika kita taat melakukan kehendak Tuhan ada banyak keuntungan dan berkat yang tersedia bagi kita. Jadi tidak ada kata rugi atau sia-sia! Itulah sebabnya Daud berkata, "aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." (Mazmur 40:9). Karena itu kita harus punya banyak waktu bersekutu dengan Tuhan supaya kita dapat mengerti kehendak Tuhan.
Banyak orang kristen membuang-buang waktu mereka untuk hal-hal yang tak berfaedah. Firman Tuhan mengingatkan, "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16). Perhatikanlah Maria yang lebih memilih "...duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya," (Lukas 10:39b), itu adalah langkah awal mencari kehendak Tuhan.
Tanpa ketaatan melakukan kehendak Tuhan kekristenan kita tidak ada artinya!
Subscribe to:
Posts (Atom)