Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Oktober 2012 -
Baca: Mazmur 115:1-18
"Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia," Mazmur 115:4
Di atas gunung Sinai Tuhan memberikan 10 perintahNya kepada Musa untuk disampaikan kepada umatNya. Kesepuluh perintah itu kita kenal sebagai 10 hukum Taurat. Sebagai orang percaya tentunya kita sudah tahu isi dari 10 hukum Taurat tersebut, bahkan kita pasti hafal karena hal ini sudah diajarkan sejak kita duduk di bangku Sekolah Minggu. Salah satu perintah Tuhan itu berbunyi, "Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku." (Keluaran 20:3). Artinya Tuhan melarang kita untuk menyembah kepada berhala atau ilah lain karena ini akan "...membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal." (Ulangan 32:21). Apa itu berhala? Berhala adalah sesuatu yang didewakan, yang disembah dan dipuja, bisa berupa: patung, pohon besar yang dikeramatkan, kuburan, jimat dan lain-lain.
Namun seringkali kita tidak sadar bahwa ada berhala-berhala lain yang lebih 'modern' yang masih ada di dalam kehidupan kita. Ketika kita lebih mengutamakan 'sesuatu' lebih daripada Tuhan, itu juga disebut berhala. Jadi berhala bukan hanya berupa benda-benda, bisa saja itu uang, kekayaan, toko, perusahaan, pekerjaan, jabatan, popularitas, hobi, suami, isteri dan sebagainya. Masih banyak orang Kristen yang lebih mencintai uang atau hartanya daripada Tuhan; ada istri yang lebih 'takut' pada suaminya daripada takut kepada Tuhan, padahal suaminya hidup tidak benar; ada pula yang lebih suka menghabiskan waktunya demi hobi daripada beribadah; ada pula yang waktunya habis untuk kerja, kerja dan kerja, sedangkan untuk perkara-perkara rohani tidak punya waktu, dan masih banyak lagi.
Dengan keras Tuhan berkata, "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu," (Kejadian 35:2). Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak senang jika kita memberhalakan sesuatu apa pun itu. Itu menjadi kebencian Tuhan karena merupakan perzinahan rohani. Hari ini, jika masih punya benda-benda yang kita anggap 'suci', segerlah buang benda-benda tersebut. Mari kita mengasihi dan mengutamakan Tuhan lebih dari segalanya karena hanya Dia saja yang layak dipuji dan disembah.
Jangan pernah menduakan Tuhan dengan apa pun juga. Tuhan adalah Allah yang Pencemburu, karena itu jangan permainkan Dia!
Wednesday, October 31, 2012
Tuesday, October 30, 2012
MENJADI KEPALA DAN BUKAN EKOR (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Oktober 2012 -
Baca: Ulangan 28:1-14
"apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia," Ulangan 28:13b
Renungan kemarin menyatakan bahwa menjadi 'kepala' berbicara tentang kualitas hidup seseorang yang mampu menjadi teladan dan memiliki dampak bagi orang lain. Sementara soal jabatan atau posisi dalam pekerjaan, harta, kekayaan, promosi dan sebagainya adalah 'bonus' dari Tuhan, karena Tuhan tidak menghendaki anak-anaknya hanya menjadi 'ekor' dan terus mengalami penurunan kualitas hidup. Kita semua tahu menjadi 'ekor' berarti hanya menjadi pengikut, seperti kata 'mengekor' yang berarti menjadi pecundang, padahal firmanNya menegaskan, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37).
Untuk bisa menjadi 'kepala' dan terus mengalami peningkatan dalam hidup ini ada proses yang harus kita jalani yaitu harus tunduk kepada instruksi firman Tuhan: "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi." (Ulangan 28:1). Kata 'jika' (Ulangan 28:1) dan 'apabila' (Ulangan 28:13 dan 14) berarti sebuah syarat untuk meraih janji Tuhan. Syarat utamanya adalah mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya dengan setia. Kemudian kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (Ulangan 28:14), maka Tuhan akan mengangkat kita menjadi kepala dan Ia akan membawa kita semakin naik. Hal ini juga disampaikan Tuhan kepada Yosua agar ia senantiasa merenungkan firmanNya dan melakukannya, "...dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Jangan hanya complain kepada Tuhan dan menuntut hak-hak kita saja sementara kita sendiri tidak memenuhi kewajiban atau mengerjakan bagian kita yaitu hidup dalam ketaatan. Asal kita taat dan setia kepada Tuhan maka Dia pun tidak akan pernah lalai menggenapi janji firmanNya.
"Hal-hal yang terjadi di masa yang lampau telah Kuberitahukan dari sejak dahulu, Aku telah mengucapkannya dan telah mengabarkannya. Kemudian dengan sekonyong-konyong Aku melaksanakannya juga dan semuanya itu sudah menjadi kenyataan." Yesaya 48:3
Baca: Ulangan 28:1-14
"apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia," Ulangan 28:13b
Renungan kemarin menyatakan bahwa menjadi 'kepala' berbicara tentang kualitas hidup seseorang yang mampu menjadi teladan dan memiliki dampak bagi orang lain. Sementara soal jabatan atau posisi dalam pekerjaan, harta, kekayaan, promosi dan sebagainya adalah 'bonus' dari Tuhan, karena Tuhan tidak menghendaki anak-anaknya hanya menjadi 'ekor' dan terus mengalami penurunan kualitas hidup. Kita semua tahu menjadi 'ekor' berarti hanya menjadi pengikut, seperti kata 'mengekor' yang berarti menjadi pecundang, padahal firmanNya menegaskan, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37).
Untuk bisa menjadi 'kepala' dan terus mengalami peningkatan dalam hidup ini ada proses yang harus kita jalani yaitu harus tunduk kepada instruksi firman Tuhan: "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi." (Ulangan 28:1). Kata 'jika' (Ulangan 28:1) dan 'apabila' (Ulangan 28:13 dan 14) berarti sebuah syarat untuk meraih janji Tuhan. Syarat utamanya adalah mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya dengan setia. Kemudian kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (Ulangan 28:14), maka Tuhan akan mengangkat kita menjadi kepala dan Ia akan membawa kita semakin naik. Hal ini juga disampaikan Tuhan kepada Yosua agar ia senantiasa merenungkan firmanNya dan melakukannya, "...dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Jangan hanya complain kepada Tuhan dan menuntut hak-hak kita saja sementara kita sendiri tidak memenuhi kewajiban atau mengerjakan bagian kita yaitu hidup dalam ketaatan. Asal kita taat dan setia kepada Tuhan maka Dia pun tidak akan pernah lalai menggenapi janji firmanNya.
"Hal-hal yang terjadi di masa yang lampau telah Kuberitahukan dari sejak dahulu, Aku telah mengucapkannya dan telah mengabarkannya. Kemudian dengan sekonyong-konyong Aku melaksanakannya juga dan semuanya itu sudah menjadi kenyataan." Yesaya 48:3
Subscribe to:
Posts (Atom)