Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2012 -
Baca: Ayub 42:1-6
"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." Ayub 42:2
Tak seorang pun dari kita ingin menjadi orang gagal dan terpuruk, melainkan menjadi orang berhasil dan sukses dalam segala hal. Mungkinkah? Sangat mungkin! Karena hidup yang berhasil dan diberkati adalah rancangan Tuhan bagi anak-anakNya. Memang untuk berhasil tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terkadang kita harus menghadapi banyak sekali ujian, tantangan dan harga yang harus dibayar. Banyak contoh tokoh besar dalam Alkitab yang sebelum mengalami penggenapan janji Tuhan dan diberkati harus mengalami proses demi proses lebih dahulu.
Ayub adalah seorang yang berhasil. Sebagai orang yang berhasil bukan berarti Ayub tidak pernah gagal dalam hidupnya. Ayub pun harus mengalami kegagalan demi kegagalan, penderitaan dan keterpurukan. Namun Ayub tidak pernah menyerah dan putus asa di tengah jalan. Ia tetap bangkit dan mengarahkan pandangannya kepada Tuhan. Ayub tetap bersyukur kepada Tuhan. Di tengah keterpurukannya Ayub masih bisa berkata, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga
aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil,
terpujilah nama Tuhan!" (Ayub 1:21) dan "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima
yang buruk? Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan
bibirnya." (Ayub 2:10b).
Gagal bukan akhir segalanya. Tetaplah mengucap syukur seperti Ayub, karena kegagalan bukan rencana Tuhan walau terkadang Tuhan ijinkan kegagalan itu terjadi supaya kita belajar tidak sombong, dan belajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kegagalan mengingatkan kita untuk introspeksi diri, mungkin selama ini kita mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak melibatkan Tuhan dalam setiap rencana kita. Kadang kita diijinkan gagal supaya kita tidak sombong dan mengajar kita untuk berharap dan bergantung kepada Tuhan dalam segala hal.
Di tengah proses yang ada Ayub tidak keluar dari jalan Tuhan dan tetap melekat kepadaNya; dan janji Tuhan itu ya dan amin, Tuhan memberkati Ayub "...dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu." Ayub 42:10
Saturday, June 30, 2012
Friday, June 29, 2012
SAMGAR: Dari Zero Menjadi Hero
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2012 -
Baca: Hakim-Hakim 3:31
"Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel." Hakim-Hakim 3:31
Kitab Hakim-Hakim adalah kitab yang mencatat tentang penderitaan dan kesesakan yang dialami oleh bangsa Israel dan karena ketidaktaatan mereka kepada Tuhan, sehingga mereka secara silih berganti dikuasai oleh bangsa lain (musuh). Meski demikian Tuhan tidak tinggal diam membiarkan bangsa Israel hidup menderita. Untuk membela umatNya, Tuhan membangkitkan hakim-hakim.
Salah satu orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi hakim atas Israel adalah Samgar. Arti nama Samgar adalah pedang. Ia dipilih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang-orang Filistin. Dilihat dari latar belakangnya, Samgar bukanlah tentara atau orang yang ahli dalam berperang. Ia berasal dari kalangan orang biasa, seorang petani. Kalau Samgar seorang tentara atau prajurit tentunya senjata yang ia pegang adalah pedang, tetapi Alkitab jelas menyatakan bahwa senjata yang ia bawa adalah tongkat penghalau lembu yang terbuat dari kayu, yang biasa digunakan petani untuk menusuk lembu agar bergerak maju. Tetapi di tangan Tuhan yang Mahakuasa, Samgar diangkatNya dan beroleh peninggian, ia menjadi pahlawan bagi bangsanya. Sungguh benar apa yang dikatakan Pemazmur bahwa "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Sesuai dengan namanya yang berarti 'pedang', Tuhan memakai tongkat penghalau lembu yang Ia ubah menjadi seperti mata pedang sehingga 600 tentara Filistin terbunuh di medan perang. Samgar tampil sebagai pahlawan dan penyelamat bangsanya.
Mungkin kita berkata, "Tidak ada yang bisa saya banggakan." Jangan pernah menyerah! Ia mampu mengubah yang biasa menjadi luar biasa. Yang tidak diperhitungan dan tidak punya arti di hadapan manusia dapat dipilih Tuhan menjadi alat kemuliaanNya. Apakah kita sedang menghadapi masalah dan pergumulan berat?
Ingat, kita punya Yesus yang kuasa dan kekuatanNya sangat tak terbatas, Dia pasti sanggup menolong kita.
Baca: Hakim-Hakim 3:31
"Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel." Hakim-Hakim 3:31
Kitab Hakim-Hakim adalah kitab yang mencatat tentang penderitaan dan kesesakan yang dialami oleh bangsa Israel dan karena ketidaktaatan mereka kepada Tuhan, sehingga mereka secara silih berganti dikuasai oleh bangsa lain (musuh). Meski demikian Tuhan tidak tinggal diam membiarkan bangsa Israel hidup menderita. Untuk membela umatNya, Tuhan membangkitkan hakim-hakim.
Salah satu orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi hakim atas Israel adalah Samgar. Arti nama Samgar adalah pedang. Ia dipilih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang-orang Filistin. Dilihat dari latar belakangnya, Samgar bukanlah tentara atau orang yang ahli dalam berperang. Ia berasal dari kalangan orang biasa, seorang petani. Kalau Samgar seorang tentara atau prajurit tentunya senjata yang ia pegang adalah pedang, tetapi Alkitab jelas menyatakan bahwa senjata yang ia bawa adalah tongkat penghalau lembu yang terbuat dari kayu, yang biasa digunakan petani untuk menusuk lembu agar bergerak maju. Tetapi di tangan Tuhan yang Mahakuasa, Samgar diangkatNya dan beroleh peninggian, ia menjadi pahlawan bagi bangsanya. Sungguh benar apa yang dikatakan Pemazmur bahwa "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Sesuai dengan namanya yang berarti 'pedang', Tuhan memakai tongkat penghalau lembu yang Ia ubah menjadi seperti mata pedang sehingga 600 tentara Filistin terbunuh di medan perang. Samgar tampil sebagai pahlawan dan penyelamat bangsanya.
Mungkin kita berkata, "Tidak ada yang bisa saya banggakan." Jangan pernah menyerah! Ia mampu mengubah yang biasa menjadi luar biasa. Yang tidak diperhitungan dan tidak punya arti di hadapan manusia dapat dipilih Tuhan menjadi alat kemuliaanNya. Apakah kita sedang menghadapi masalah dan pergumulan berat?
Ingat, kita punya Yesus yang kuasa dan kekuatanNya sangat tak terbatas, Dia pasti sanggup menolong kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)