Wednesday, February 29, 2012

UTUSAN TUHAN DI BUMI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Februari 2012 - 

Baca:  Lukas 1:5-25

"Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu."  Lukas 1:19

Sebagai orang Kristen kita sering berpikir bahwa ibadah ke gereja tiap Minggu, hadir di persekutuan-persekutuan dan ikut terlibat dalam kegiatan apa pun di gereja adalah cukup dan itu sudah membuktikan bahwa kita ini adalah anak-anak Tuhan  (Pengikut Kristus).  Sesungguhnya keberadaan kita lebih dari itu!  Setiap orang percaya yang telah mengalami lahir baru memiliki predikat sebagai seorang utusan Tuhan.

     Hal ini tidak jauh berbeda dengan tugas malaikat Gabriel yaitu membawa kabar baik.  Demikian pula setiap amanat yang kita terima dari Tuhan merupakan tugas yang mulia.  Untuk memenuhi panggilan Tuhan ini kita harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.  Segala tugas yang dipercayakan kepada kita biarlah kita lakukan dengan sungguh-sungguh.  Seringkali kita yang pada mulanya begitu menggebu-gebu melayani Tuhan, pada saat diperhadapkan dengan suatu ujian atau tantangan, kita mulai mundur dengan teratur dan meninggalkan tanggung jawab kita sebagai utusan Tuhan.  FirmanNya menasihatkan,  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11).

     Kita bisa belajar dari kisah hidup Yunus yang telah dipilih sebagai nabi Tuhan.  Pada saat ia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Niniwe, ia justru lari dari tanggung jawabnya dan memilih pergi ke Tarsis.  Akibatnya Yunus harus mengalami persoalan yang begitu berat.  Bagaimanapun juga Tuhan masih tetap mengasihi dan memakai hidup Yunus sehingga Dia memberi kesempatan kepada Yunus untuk bertobat.  Pada akhirnya Yunus pergi juga ke Niniwe dan menyampaikan pesan Tuhan sehingga seluruh kota Niniwe bertobat, padahal kota tersebut hendak ditunggangbalikkan oleh Tuhan karena kejahatannya.

     Pengalaman Yunus ini biarlah menjadi suatu peringatan buat kita bahwa kita ini adalah utusan-utusan Tuhan yang diberi tanggung jawab untuk membawa kabar keselamatan kepada orang lain.  Jangan lari dari panggilan Tuhan, tetapi biarlah kita gunakan kesempatan yang ada untuk melakukan tugas yang dipercayakan kepada kita dengan sungguh-sungguh.

"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang;  akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja."  Yohanes 9:4

Tuesday, February 28, 2012

JANGAN DITUNDA-TUNDA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Februari 2012 - 

Baca:  1 Tesalonika 4:1-12

"Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya."  1 Tesalonika 4:10b

Kita tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, tidak untuk selama-lamanya.  Artinya waktu yang ada sangat terbatas.  Karena itu kita harus mampu memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin.  Banyak orang yang tanpa sadar telah membuang waktu-waktu yang ada dengan melakukan hal-hal yang sia-sia.  Ingat!  Hidup ini terdiri dari kesempatan demi kesempatan, dan waktu yang kita jalani ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita.

     Apa itu kesempatan?  Salah satu pengertian mengenai kesempatan adalah kairos.  Dalam bahasa Yunani, kata  'kairos'  adalah kesempatan untuk mendapat atau memperoleh sesuatu, di mana kesempatan ini tidak akan pernah terjadi untuk kedua kalinya.  Oleh karena itu jangan tunda-tunda waktu lagi untuk melakukan yang terbaik selama kesempatan itu Tuhan berikan kepada kita.  Apalagi di tahun-tahun ke depan keadaan semakin sulit, tetapi yakinlah bahwa Tuhan selalu beserta dengan kita.  Alkitab menasihatkan,  "'Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.'  Karena seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.  Sebab itu janganah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."  (Efesus 5:14-17).  Tuhan menghendaki agar kita menjadi orang yang bijak, bukan seperti orang yang bebal atau bodoh.  Orang bijak selalu mendapatkan kesempatan dalam setiap kesulitan, sedangkan orang yang bodoh selalu mendapat kesulitan dalam setiap kesempatan yang ada.  Jangan sampai kita tenggelam dalam kenyamanan yang ada, sebaliknya kita harus selalu berjaga-jaga dalam doa dan terus melekat kepada Tuhan, dalam arti harus membangun hubungan yang karib dengan Tuhan.  Sekarang ini bukanah waktu untuk memegahkan diri dengan apa yang kita miiki karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok.

    Jangan buang kesempatan yang ada dan jangan tunda-tunda apa pun yang bisa kita kerjakan untuk Tuhan!  Hizkia telah beroleh kemurahan dari Tuhan;  dia masih diberi kesempatan untuk hidup lima belas tahun lagi setelah divonis bahwa ia akan mati.

Setiap orang memiliki kesempatan yang berbeda-beda, tapi itu bukan suatu alasan bagi kita untuk tidak melakukan yang terbaik bagi Tuhan!