Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2011 -
Baca: Amsal 24:1-34
"Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam." Amsal 24:20
Di ufuk timur sang surya mulai menyapa dengan pancaran sinarnya yang hangat! Seolah dia berkata, "Selamat pagi, masih ada harapan untukmu!" Roda waktu terus berputar melumat semua kenangan yang ada: suka, duka, pahit, manis, keberhasilan dan juga kegagalan. Andai waktu bisa diputar lagi mungkin kita tidak mau mengulang kesalahan-kesalahan yang ada, tidak mau gagal, tidak mau mengecap duka dan pahitnya hidup ini. Semuanya sudah berlalu dan itu menjadi pelajaran yang sangat berharga! Tanpa terasa sudah 365 hari kita jalani dan kini kaki kita berada di penghujung tahun 2011, tapi bukan berarti akhir dari segalanya. Sebagaimana mentari yang tidak pernah ingkar bersinar di pagi hari, esok pun masih ada bagi kita.
Mungkin saat-saat ini hati kita mulai tawar oleh karena banyaknya goncangan yang terjadi dalam hidup kita. Mungkin tatapan mata kita mulai kosong seiring berakhirnya tahun ini. Namun ingatlah bahwa di dalam Yesus masih ada pengharapan, kesembuhan, pertolongan, berkat, dan keselamatan, karena Dia adalah Sang Pembuat keajaiban. Mujizat masih ada bagi kita! Jangan lagi tawar hati! Karena tawar hati hanya akan menutup visi, menutup semuanya. Dalam Amsal 24:10 dikatakan, "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." Menghadapi hari esok, orang dunia boleh saja kalut, putus asa dan hilang pengharapan. Tetapi bagi kita anak-anak Tuhan justru hari esok adalah kesempatan bagi kita untuk melihat dan mengalami mujizat Tuhan dinyatakan. Pemazamur berkata, "Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" (Mazmur 118:24). Dunia boleh makin mundur, tetapi kita sebagai anak-anak Tuhan akan semakin mujur.
Karena itu jangan gentar menghadapi hari esok! Asal kita berjalan bersama Tuhan, hari-hari kita akan dipenuhi oleh kemenangan demi kemenangan. Tertulis: "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37). Jadikan hari terakhir di tahun 2011 ini menjadi suatu hari kebangkitan bagi kita karena kita punya Yesus yang jauh lebih besar dari segala-galanya.
"Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" Ratapan 3:22-23
Saturday, December 31, 2011
Friday, December 30, 2011
ORANG BENAR HIDUP KARENA PERCAYA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2011 -
Baca: 2 Korintus 5:1-10
"-sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-" 2 Korintus 5:7
Alkitab menyatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Jadi, iman menjadi dasar bagi orang percaya dalam menjalankan hidup kekristenan. Karena itu kita harus memiliki iman yang hidup (aktif), karena "...tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11:6).
Iman adalah kemampuan Ilahi yang sanggup melihat apa yang tidak sanggup diihat mata jasmani. Orang Kristen yang beriman percaya dan memiliki keyakinan yang kuat akan Tuhan dan janji-janjiNya meski hal itu belum menjadi kenyataan. Orang Kristen yang beriman tidak ragu dan bimbang akan segala janji Tuhan, sebaliknya memegang teguh janji itu tanpa mempertanyakannya, terus bersabar dan bertekun menantikan janji Tuhan tersebut, dan menjalani hidup dengan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan hari lepas hari.
Meski menghadapi tantangan dan ujian yang berat Rasul Paulus tidak tawar hati: "...meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." (2 Korintus 4:16). Paulus yakin benar bahwa penderitaan yang dialaminya itu tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan kelak (baca Roma 8:18). Banyak orang Kristen yang menjalani hidupnya dengan letih lesu, keluh kesah, persungutan, omelan dan sebagainya karena fokusnya hanya tertuju pada besarnya masalah dan situasi yang ada.
Mari kita belajar meneladani Paulus yang senantiasa berjalan dengan iman. Adalah rugi besar jika kita tidak bersungguh-sungguh beriman kepada Tuhan karena dengan iman, kita mampu melihat betapa dahsyatnya kuasa Tuhan yang tidak bisa kita gambarkan. Secara jasmani Tuhan tidak kelihatan, tetapi Ia ada, dan kuasaNya tidak berubah, baik kemarin, hari ini dan sampai selamanya. Pemazmur berkata, "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah!'" (Mazmur 53:2a). Jadi menurut Alkitab hanya orang bodoh dan gila saja yang berkata bahwa Tuhan itu tidak ada! Iman tidak saja memampukan seseorang melihat yang tidak kelihatan, tetapi bisa melihat sisi positif dari segala yang buruk sekali pun.
"Kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4:18
Baca: 2 Korintus 5:1-10
"-sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-" 2 Korintus 5:7
Alkitab menyatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Jadi, iman menjadi dasar bagi orang percaya dalam menjalankan hidup kekristenan. Karena itu kita harus memiliki iman yang hidup (aktif), karena "...tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11:6).
Iman adalah kemampuan Ilahi yang sanggup melihat apa yang tidak sanggup diihat mata jasmani. Orang Kristen yang beriman percaya dan memiliki keyakinan yang kuat akan Tuhan dan janji-janjiNya meski hal itu belum menjadi kenyataan. Orang Kristen yang beriman tidak ragu dan bimbang akan segala janji Tuhan, sebaliknya memegang teguh janji itu tanpa mempertanyakannya, terus bersabar dan bertekun menantikan janji Tuhan tersebut, dan menjalani hidup dengan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan hari lepas hari.
Meski menghadapi tantangan dan ujian yang berat Rasul Paulus tidak tawar hati: "...meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." (2 Korintus 4:16). Paulus yakin benar bahwa penderitaan yang dialaminya itu tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan kelak (baca Roma 8:18). Banyak orang Kristen yang menjalani hidupnya dengan letih lesu, keluh kesah, persungutan, omelan dan sebagainya karena fokusnya hanya tertuju pada besarnya masalah dan situasi yang ada.
Mari kita belajar meneladani Paulus yang senantiasa berjalan dengan iman. Adalah rugi besar jika kita tidak bersungguh-sungguh beriman kepada Tuhan karena dengan iman, kita mampu melihat betapa dahsyatnya kuasa Tuhan yang tidak bisa kita gambarkan. Secara jasmani Tuhan tidak kelihatan, tetapi Ia ada, dan kuasaNya tidak berubah, baik kemarin, hari ini dan sampai selamanya. Pemazmur berkata, "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah!'" (Mazmur 53:2a). Jadi menurut Alkitab hanya orang bodoh dan gila saja yang berkata bahwa Tuhan itu tidak ada! Iman tidak saja memampukan seseorang melihat yang tidak kelihatan, tetapi bisa melihat sisi positif dari segala yang buruk sekali pun.
"Kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4:18
Subscribe to:
Posts (Atom)