Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Oktober 2011 -
Baca: Lukas 18:1-8
"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" Lukas 18:7
Sebagai manusia kita cenderung mudah putus asa dan tidak sabar menantikan jawaban doa kita. Itulah sebabnya Yesus mengajar kita berdoa tak putus-putusnya. "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (ayat 1). Kita wajib berdoa setiap hari dan setiap saat, karena jika tidak, kita tidak akan memiliki hubungan harmonis dengan Bapa. Kadangkala kita kecewa dan kehilangan semangat, kita berpikir seolah-olah doa kita tidak akan didengar Bapa. Sorga nampak seolah-olah mempunyai pintu baja yang menghalangi doa kita mencapai Allah. Tetapi Yesus menghendaki kita senantiasa berdoa sekalipun belum ada tanda-tanda jawaban atas doa kita.
Jika kita menyerahkan hidup dalam tangan Yesus, Bapa kita bukan hanya mendengar doa-doa kita, tetapi Ia juga akan menjawab doa-doa kita. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" Allah Bapa kita tidak berlambat-lambat dalam membalas doa kita, tetapi kitalah yang harus bersabar dan belajar menerima segala sesuatunya sejalan dengan rencana dan jadwal Allah. Sesungguhnya apa yang kita butuhkan telah tersedia, tetapi hal itu akan dinyatakan kepada kita pada waktu yang tepat. Ketika kita menabur benih, benih itu tidak bertumbuh dalam waktu semalam; ia membutuhkan waktu beberapa hari untuk tumbuh. Dan kita akan menuainya setelah beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun kemudian. Demikian juga dengan doa-doa kita. Kadang kita harus berdoa untuk jangka waktu yang lama baru kita dapat menikmati hasilnya.
Janganlah tawar hati karena Yesus berkata, "Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Lukas 11:10). Jadi barangsiapa belum juga menerima jawaban doa-doanya, bersabarlah dan nantikanlah waktuNya. Mungkin Ia menghendaki engkau membuktikan kesetiaan dan kesabaranmu dalam masa-masa kesukaranmu. Atau mungkin saja Allah ingin membangun karaktermu melalui ujian yang kauhadapi sehingga engkau memiliki karakter Anak.
Setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya; dan tak peduli apa masalahmu, bagi Allah, jawabannya amat mudah! Jadi, jangan berhenti berdoa!
Monday, October 31, 2011
Sunday, October 30, 2011
SASARAN KEKRISTENAN: Mencapai Kedewasaan Penuh!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Oktober 2011 -
Baca: Efesus 4:1-16
"sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus." Efesus 4:13
Berbicara tentang kedewasaan adalah berkenaan dengan karakter, cara berpikir, berperilaku dan sikap hati alam merespons segala hal. Mengukur kedewasaan rohani seseorang berbeda dengan jika menerka atau menduga berapa usia orang tersebut. Mungkin kita akan lebih mudah menebak usia seseorang dilihat dari tampilan fisik dan juga ciri-ciri biologis lainnya, apakah dia masih tergolong kanak-kanak, remaja atau sudah berusia lanjut. Namun untuk melihat kedewasaan rohani seseorang itu tidaklah gampang, kita harus mengenal pribadi orang itu lebih dalam dan bergaul dekat dengan dia dalam kurun waktu yang tidak singkat, itu pun belum bisa menjamin sepenuhnya kita bisa tahu kedewasaan rohaninya; jadi membutuhkan banyak waktu.
Menduga usia kedewasaan rohani seseorang memang tidaklah mudah karena kehidupan kekristenan adalah dinamis, bukan statis; harus terus bertumbuh dari hari ke sehari. Tuhan menghendaki, setiap orang percaya mencapai kedewasaan penuh, "...bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan," (ayat 14).
Kedewasaan dalam hal apa yang harus menjadi target hidup kita? Salah satunya adalah harus dewasa dalam firman. "...makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:14). Orang yang dewasa rohani pasti mencintai firman Tuhan, hatinya terus merasa haus dan lapar terhadap firman Tuhan. Segala pikiran dan tindakan terarah kepada firman Tuhan yang direnungkannya dengan sungguh-sungguh. Ia tidak akan mudah tersinggung atau marah jika tertegur oleh firman Tuhan yang keras. Jika kita masih marah, menyalahkan hamba Tuhan dan mogok ke gereja hanya karena firman, berarti kita masih Kristen kanak-kanak. Simak pernyataan Paulus: "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (1 Korintus 13:11).
Dewasa berarti tidak lagi seperti kanak-kanak, tetapi berubah dan hidup seturut dengan firman Tuhan!
Baca: Efesus 4:1-16
"sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus." Efesus 4:13
Berbicara tentang kedewasaan adalah berkenaan dengan karakter, cara berpikir, berperilaku dan sikap hati alam merespons segala hal. Mengukur kedewasaan rohani seseorang berbeda dengan jika menerka atau menduga berapa usia orang tersebut. Mungkin kita akan lebih mudah menebak usia seseorang dilihat dari tampilan fisik dan juga ciri-ciri biologis lainnya, apakah dia masih tergolong kanak-kanak, remaja atau sudah berusia lanjut. Namun untuk melihat kedewasaan rohani seseorang itu tidaklah gampang, kita harus mengenal pribadi orang itu lebih dalam dan bergaul dekat dengan dia dalam kurun waktu yang tidak singkat, itu pun belum bisa menjamin sepenuhnya kita bisa tahu kedewasaan rohaninya; jadi membutuhkan banyak waktu.
Menduga usia kedewasaan rohani seseorang memang tidaklah mudah karena kehidupan kekristenan adalah dinamis, bukan statis; harus terus bertumbuh dari hari ke sehari. Tuhan menghendaki, setiap orang percaya mencapai kedewasaan penuh, "...bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan," (ayat 14).
Kedewasaan dalam hal apa yang harus menjadi target hidup kita? Salah satunya adalah harus dewasa dalam firman. "...makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:14). Orang yang dewasa rohani pasti mencintai firman Tuhan, hatinya terus merasa haus dan lapar terhadap firman Tuhan. Segala pikiran dan tindakan terarah kepada firman Tuhan yang direnungkannya dengan sungguh-sungguh. Ia tidak akan mudah tersinggung atau marah jika tertegur oleh firman Tuhan yang keras. Jika kita masih marah, menyalahkan hamba Tuhan dan mogok ke gereja hanya karena firman, berarti kita masih Kristen kanak-kanak. Simak pernyataan Paulus: "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (1 Korintus 13:11).
Dewasa berarti tidak lagi seperti kanak-kanak, tetapi berubah dan hidup seturut dengan firman Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)