Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Agustus 2011 -
Baca: Ibrani 12:1-17
"Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa." Ibrani 12:3
Di akhir zaman ini banyak orang Kristen berhenti di tengah jalan dan tidak mau melanjutkan perlombaan imannya karena beban yang ada: kecewa kepada Tuhan karena merasa hidupnya tidak diberkati, sakit-penyakitnya belum disembuhkan, mengalami kepahitan terhadap hamba Tuhan, atau rela menjual imannya demi jabatan, harta atau pasangan hidup. Alkitab menyatakan, "Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Lukas 7:23).
Adakalanya dalam perlombaan iman ini kita harus melewati lembah-lembah kekelaman sebagaimana Yesus juga harus melewati jalan salib yang penuh penderitaan; tapi Ia mampu menjalaninya. Simak pernyataan Daud, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Langkah berikutnya: berlari. Artinya, melangkah dengan iman dan percaya penuh kepada Tuhan. Tuhan tidak menghendaki kita hanya sebagai penonton, tapi sebagai peserta lomba yang terus berlari menuju kepada sasaran yaitu garis finis. Bersediakah kita?
Tuhan tidak mencari orang yang kaya atau pandai menurut ukuran dunia, yang Dia cari adalah orang yang dapat dipercaya dan memiliki hati hamba. Karena itu jangan puas hanya menjadi penonton. Harus lebih dari itu, jadilah peserta dan mulailah berlari. Masuklah gelanggang dan berlarilah sekencang mungkin menuju sasaran! Kegagalan bangsa Israel mencapai Tanah Perjanjian menjadi pelajaran berharga bagi kita. "...mereka tidak dapat masuk oleh karena ketikdakpercayaan mereka." (Ibrani 3:19), padahal mereka adalah orang-orang yang selama 40 tahun telah melihat dan mengalami mujizat dan kuasa Tuhan setiap hari di padang gurun. Setiap hari Tuhan memberi mereka roti dari sorga (manna); tiang awan menaungi mereka di siang hari, dan tiang api menuntun mereka di malam hari. Namun kesemuannya itu tidak serta merta membuat mereka percaya, tetapi hati mereka tetap keras.
Haruslah kita bisa menguasai diri dalam segala hal, jangan biarkan perkara-perkara duniawi menghalangi kita mencapai sasaran, sebab hanya peserta yang berlari dengan mata memandang ke depan, memandang pada tujuan, yang dapat menyelesaikan pertandingan dan berhak memperoleh hadiah.
Wednesday, August 31, 2011
Tuesday, August 30, 2011
TURUT DALAM PERLOMBAAN IMAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Agustus 2011 -
Baca: Ibrani 12:1-17
"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." Ibrani 12:1
Dua ribu tahun lalu Bapa mengutus AnakNya untuk bertanding dalam perlombaan iman. Bapa tidak memberikan mahkota atau Nama di atas segala nama, dan tidak menjadikan Dia Tuhan atas segala tuan karena Dia adalah AnakNya sendiri. Tidak! Bapa memahkotai Yesus, menganugerahi Nama di atas segala nama dan menjadikan Dia Tuhan atas segala tuan karena sebagai manusia Dia telah menyelesaikan dan memenangkan sebuah perlombaan iman, mampu melewati semua ujian, pencobaan dan rintangan. Apa rahasianya? Karena Dia memiliki ketaatan yang sempurna. Dia taat sampai pada titik darah penghabisan untuk menggenapi seluruh rencana dan kehendak BapaNya. Itulah sebabnya, Yesus "Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 5:12).
Sebagai umat tebusan Kristus kita ini adalah peserta perlombaan iman untuk memperoleh hadiah yaitu mahkota kehidupan. Tuhan Yesus sendiri yang akan memimpin kita dan memberi kekuatan kepada kita sehingga kita beroleh kekuatan untuk menyelesaikan perlombaan itu. Jadi, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,..." (Ibrani 12:2a).
Langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh supaya kita bisa memenangkan perlombaan iman ini? Langkah awal yang harus kita lakukan adalah menanggalkan semua beban dan dosa. Dosa adalah penghalang utama meraih kemenangan! Penghalang lainnya adalah beban. Beban dapat menjadi kekuatan yang menghancurkan dan menggagalkan kita dalam perlombaan. Beban itu dapat berupa kekecewaan, kepahitan, letih lesu, rasa putus asa, penyesalan dan sebagainya. Untuk dapat melepaskan segala beban itu kita harus datang kepada Yesus dan belajar kepadaNya (baca Matius 11:18-30). Orang yang letih lesu dan berbeban berat pasti tidak dapat berlomba dengan baik. Elia, nabi Tuhan, nyaris tidak mau melanjutkan tugas pelayanannya (perlombaan iman) karena larut dalam keputusasaannya (baca 1 Raja-Raja 19:4).
Akhirnya Tuhan memulihkan keadaan Elia dan membangkitkan dia dari kegagalan.
Baca: Ibrani 12:1-17
"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." Ibrani 12:1
Dua ribu tahun lalu Bapa mengutus AnakNya untuk bertanding dalam perlombaan iman. Bapa tidak memberikan mahkota atau Nama di atas segala nama, dan tidak menjadikan Dia Tuhan atas segala tuan karena Dia adalah AnakNya sendiri. Tidak! Bapa memahkotai Yesus, menganugerahi Nama di atas segala nama dan menjadikan Dia Tuhan atas segala tuan karena sebagai manusia Dia telah menyelesaikan dan memenangkan sebuah perlombaan iman, mampu melewati semua ujian, pencobaan dan rintangan. Apa rahasianya? Karena Dia memiliki ketaatan yang sempurna. Dia taat sampai pada titik darah penghabisan untuk menggenapi seluruh rencana dan kehendak BapaNya. Itulah sebabnya, Yesus "Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 5:12).
Sebagai umat tebusan Kristus kita ini adalah peserta perlombaan iman untuk memperoleh hadiah yaitu mahkota kehidupan. Tuhan Yesus sendiri yang akan memimpin kita dan memberi kekuatan kepada kita sehingga kita beroleh kekuatan untuk menyelesaikan perlombaan itu. Jadi, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,..." (Ibrani 12:2a).
Langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh supaya kita bisa memenangkan perlombaan iman ini? Langkah awal yang harus kita lakukan adalah menanggalkan semua beban dan dosa. Dosa adalah penghalang utama meraih kemenangan! Penghalang lainnya adalah beban. Beban dapat menjadi kekuatan yang menghancurkan dan menggagalkan kita dalam perlombaan. Beban itu dapat berupa kekecewaan, kepahitan, letih lesu, rasa putus asa, penyesalan dan sebagainya. Untuk dapat melepaskan segala beban itu kita harus datang kepada Yesus dan belajar kepadaNya (baca Matius 11:18-30). Orang yang letih lesu dan berbeban berat pasti tidak dapat berlomba dengan baik. Elia, nabi Tuhan, nyaris tidak mau melanjutkan tugas pelayanannya (perlombaan iman) karena larut dalam keputusasaannya (baca 1 Raja-Raja 19:4).
Akhirnya Tuhan memulihkan keadaan Elia dan membangkitkan dia dari kegagalan.
Subscribe to:
Posts (Atom)