Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Juli 2010 -
Baca: Roma 15:1-13
"Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan." Roma 15:13
Sebelum Yesus kembali ke sorga Ia berjanji, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab Dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14:16-17)
Yesus menepati janjiNya. Saat ini Roh Kudus yang adalah Penolong ada dan selalu ada untuk menolong, mengajar, membimbing, menghibur, menguatkan dan menyertai kehidupan orang percaya sampai kesudahan zaman. Ayat nas di atas menunjukkan bahwa setiap orang percaya sangat membutuhkan kekuatan Roh Kudus supaya mereka semakin berlimpah-limpah dalam pengharapan. Menjadi orang Kristen tidak cukup hanya rutin ke gereja setiap Minggu, menjabat majelis, pengurus gereja dan terlibat di berbagai aktivitas yang berbau Kristen, namun harus terus bertumbuh di dalam pengenalan akan Tuhan dan semakin dewasa rohani.
Apa peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan iman orang percaya? Roh Kudus menyinari umat Tuhan dengan memberikan firman yang sudah tertulis dalam Alkitab. Maksudnya adalah membuat kita memahami pengajaran dan tuntutan Allah yang diberikan kepada kita yang selama ini tidak atau belum kita mengerti. Bukan karena kita orang awam, tetapi karena keterbatasan kita sebagai manusia. Setiap pribadi, baik Kristen awam atau para pengkotbah (hamba Tuhan), memerlukan bimbingan dan pencerahan dari Roh Kudus untuk mencapai tahap pengertian tertentu. Jadi kemampuan memahami firman Tuhan bukan karena kepandaian dan kehebatan kita. Walapun kita mampu menyampaikan firman Tuhan, bersaksi di hadapan orang lain dan pada akhirnya dapat membawa seseorang bertobat dan menerima Kristus secara pribadi, itu karena karya Roh Kudus. Roh Kuduslah yang bekerja mengubah hati serta menyingkapkan pengertian dan pengenalan yang benar akan Tuhan, sehingga seseorang dapat percaya dan beriman.
Tanpa penyertaan Roh Kudus pelayanan yang kita lakukan tidak berarti apa-apa!
Saturday, July 31, 2010
Friday, July 30, 2010
MANUSIA BARU: Diangkat Sebagai Anak
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juli 2010 -
Baca: Galatia 3:15-29
"Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." Galatia 3:26
Setiap orang percaya yang menerima Kristus sebagai Tuhan memiliki status baru yaitu sebagai anak Allah. Posisi sebagai 'anak' bukan karena kelahiran jasmani, tetapi rohani.
Sebagai anak-anak Allah kita beroleh hak-hak istimewa. Seorang anak pasti tinggal serumah dengan bapanya sehingga tidak ada hal yang perlu dirisaukan atau takutkan karena semua yang diperlukan pasti disediakan. Apa yang bapa punya, anak pun memilikinya juga seperti kata ayah kepada si sulung dalam perumpamaan anak yang hilang, "Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu." (Lukas 15:31). Berada di rumah Bapa berarti kita menjadi obyek pecurahan kasihNya. Perhatian dan pemeliharaan Tuhan kepada anak-anakNya seperti hubungan gembala dengan domba-dombanya. Tuhan adalah Gembala Agung kita, dan sebagai Gembala Ia mengenal dengan baik domba-dombanya. Daud merasakan hal itu: "...takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya." (Mamur 23:1-3).
Namun ada yang tidak boleh kita lupakan, bahwa sebagai anak kita pun tidak luput dari didikan dan hajaran Bapa: "Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?" (Ibrani 12:7b). "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak." (Ibrani 12:5-6). Dia mendidik kita supaya kita tidak menjadi anak sembarang, tetapi anak yang berkualitas dan bermental juara. Selain itu, menjadi anak Allah berarti kita juga adalah ahli warisNya. Kita berhak menerima kegenapan semua yang dijanjikan Tuhan kepada kita, baik untuk waktu sekarang ini saat kita masih hidup di dunia maupun di waktu yang akan datang yaitu mewarisi Kerajaan Sorga. Alkitab menyatakan, "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah...," (Roma 8:17).
Jadilah anak-anak Allah yang taat, karena upah besar menanti!
Baca: Galatia 3:15-29
"Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." Galatia 3:26
Setiap orang percaya yang menerima Kristus sebagai Tuhan memiliki status baru yaitu sebagai anak Allah. Posisi sebagai 'anak' bukan karena kelahiran jasmani, tetapi rohani.
Sebagai anak-anak Allah kita beroleh hak-hak istimewa. Seorang anak pasti tinggal serumah dengan bapanya sehingga tidak ada hal yang perlu dirisaukan atau takutkan karena semua yang diperlukan pasti disediakan. Apa yang bapa punya, anak pun memilikinya juga seperti kata ayah kepada si sulung dalam perumpamaan anak yang hilang, "Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu." (Lukas 15:31). Berada di rumah Bapa berarti kita menjadi obyek pecurahan kasihNya. Perhatian dan pemeliharaan Tuhan kepada anak-anakNya seperti hubungan gembala dengan domba-dombanya. Tuhan adalah Gembala Agung kita, dan sebagai Gembala Ia mengenal dengan baik domba-dombanya. Daud merasakan hal itu: "...takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya." (Mamur 23:1-3).
Namun ada yang tidak boleh kita lupakan, bahwa sebagai anak kita pun tidak luput dari didikan dan hajaran Bapa: "Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?" (Ibrani 12:7b). "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak." (Ibrani 12:5-6). Dia mendidik kita supaya kita tidak menjadi anak sembarang, tetapi anak yang berkualitas dan bermental juara. Selain itu, menjadi anak Allah berarti kita juga adalah ahli warisNya. Kita berhak menerima kegenapan semua yang dijanjikan Tuhan kepada kita, baik untuk waktu sekarang ini saat kita masih hidup di dunia maupun di waktu yang akan datang yaitu mewarisi Kerajaan Sorga. Alkitab menyatakan, "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah...," (Roma 8:17).
Jadilah anak-anak Allah yang taat, karena upah besar menanti!
Subscribe to:
Posts (Atom)