Wednesday, June 30, 2010

YONATAN: Figur Sahabat Sejati (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2010 -

Baca: 1 Samuel 20:1-17

"Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri."   1 Samuel 20:17

Ketika tahu bahwa Daud sedang dalam kesulitan besar dan terancam jiwanya, Yonatan datang memberi kekuatan dan dorongan semangat kepada sahabatnya itu.  Ia menemui Daud dan berkata, "Ayahku Saul berikhtiar untuk membunuh engkau; oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana.  Aku akan keluar dan berdiri di sisi ayahku di padang tempatmu itu.  Maka aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu; aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu."   (1 Samuel 19:2-3).

     Seorang sahabat akan selalu ada saat temannya sedang melewati masa-masa yang suram.  Amsal 17:17 berkata,  "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."  Kehadiran Yonatan sangat berarti bagi Daud.  Saat ia terpuruk dan ditinggalkan orang-orang terdekatnya, Yonatan tetap setia dan tidak berubah sikap.  Katanya kepada Daud,  "Apapun kehendak hatimu, aku akan melakukannya bagimu."  (1 Samuel 20:4).  Di zaman sekarang ini susah menemukan seorang sahabat seperti Yonatan.  Kebanyakan orang membangun sebuah pertemanan didasarkan atas kepentingan untung rugi. 

     Kita tahu Yonatan adalah putra raja Saul, berarti calon tunggal pengganti ayahnya.  Coba bayangkan bagaimana perasaan Yonatan manakala ia mendengar pernyataan nabi Samuel bahwa Tuhan telah menolak Saul sebagai raja atas Israel.  Bukankah yang seharusnya melanjutkan kepemimpinan sebagai raja menggantikan Saul adalah Yonatan, ia sendiri?  Namun Tuhan telah memilih orang yang berkenan di hatiNya dan berhak mengemban tugas sebagai raja, yaitu Daud, sahabatnya.  Secara manusia Yonatan pasti terluka dan pahit hatinya.  Tetapi Yonatan tidak demikian, ia rela mengalah dan bersukacita menerima Daud sebagai raja menggantikan ayahnya.  Ia sadar Tuhan sendiri yang mengangkat Daud sebagai raja Israel.  Ini menunjukkan Yonatan tidak egois atau mementingkan diri sendiri, dan membuktikan dia sahabat sejati bagi Daud.

Sudahkah kita menjadi sahabat sejati bagi orang-orang di sekitar kita?  Dan jangan lagi menjadi orang yang egois!

Tuesday, June 29, 2010

YONATAN: Figur Sahabat Sejati (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2010 -

Baca: 2 Samuel 1:17-27

"Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan."   2 Samuel 1:26

Bagaimana rasanya jika kita tidak memiliki sahabat selam hidup di dunia ini?  Pasti akan terasa hampa dan kesepian, tidak ada teman yang memperhatikan dan peduli dengan keberadaan kita.  Bahkan ada kata bijak yang mengatakan bahwa orang yang paling malang di dunia adalah orang yang tidak memiliki sahabat.

     Daud sangat berbahagia karena ia memiliki seorang sahabat sejati bernama Yonatan.  Setelah Yonatan gugur dalam pertempuran, Daud benar-benar sangat kehilangan dia.  Inilah ungkapan isi hati Daud terhadap Yonatan,  "Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib daripada cinta perempuan."  Alkitab juga mencatat betapa karibnya persahabatan keduanya:  "Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri."  (1 Samuel 18:3).

     Yonatan adalah contoh sahabat sejati.  Darinya kita dapat belajar tentang kualitas seorang sahabat.  Yonatan mengambil langkah yang sangat berani dengan menjadikan Daud sebagai sahabatnya, padahal ayahnya (Saul), sangat membenci Daud.  Karena kekaribannya dengan Daud, Yonatan juga harus mengalami perlakuan yang tidak baik dari ayahnya.  Pada suatu hari raja Saul mengungkapkan amarahnya kepada Yonatan,  "Anak sundal yang kurang ajar!  Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu?  Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh.  Dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati."  (1 Samuel 20:30-31).  Bahkan Saul juga melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya.  Ketika tahu bahwa ayahnya berencana untuk membunuh Daud, Yonatan pun segera pergi ke tempat persembunyian Daud dan memberitahukan rencana jahat ayahnya itu.  Yonatan memang tidak berbuat apa-apa untuk mengurangi kebencian ayahnya terhadap Daud, tetapi ia dapat berbuat sesuatu untuk menyatakan kesetiaannya sebagai seorang sahabat Daud.  Inilah arti sahabat, tetap setia dan mengasihi di segala keadaan.  (Bersambung)