Wednesday, January 13, 2021

SEMUA YANG DI DUNIA TAK ADA ARTINYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2021

Baca:  Pengkhotbah 2:1-26

"Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku."  Pengkhotbah 2:18

Apa yang Salomo tulis ini tidak mudah dimengerti dan dipahami, namun ada satu hal yang menjadi bahan perenungan setiap kita adalah, bahwa bagi semua manusia di bawah kolong langit ini:  orang yang berhasil atau orang yang gagal, orang yang berpangkat atau orang rendahan, orang yang kaya atau orang yang miskin, orang yang hebat atau orang yang biasa, orang yang pintar  (berhikmat)  maupun orang yang bodoh, semua jerih payah dan perjuangan selama hidup pada saatnya akan berujung kepada kesia-siaan.  Bahkan dari pernyataan Salomo ini pun tersirat suatu keputusasaan,  "Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari. Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?"  (Pengkhotbah 2:20, 22).

     Salah satu contoh kesia-siaan adalah harta kekayaan!  Sekaya apa pun seseorang, pada akhirnya semua harus ditinggalkan saat masa  'kontrak'  hidup di dunia sudah berakhir, alias dipanggil Tuhan  (meninggal).  Tidak ada sedikitpun harta atau sepeser uang sekalipun yang dapat dibawanya, padahal mereka sudah berjerih lelah di sepanjang hidupnya untuk mengumpulkan uang dan harta kekayaan tersebut.  "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar."  (1 Timotius 6:7).  Jadi,  "Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?"  (Pengkhotbah 2:24a, 25).

     Agar apa pun yang kita kerjakan selama hidup di dunia ini tidak menjadi sia-sia, marilah kita berfokus kepada perkara-perkara yang bersifat kekal.  Selama kita masih diberi kesempatan untuk menjalani hari-hari kita di dunia ini biarlah kita terus menabur dalam Roh  (Galatia 6:8), mengumpulkan harta sorgawi  (Matius 6:20), mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar  (Filipi 2:12), dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan  (1 Korintus 15:58).

Hidup kita takkan sia-sia bila kita mengutamakan perkara yang dari Tuhan!

28 comments:

  1. Amin,Haleluya Puji Tuhan.πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§

    ReplyDelete
  2. Selama kita masih diberi kesempatan untuk menjalani hari-hari kita di dunia ini biarlah kita terus menabur dalam Roh. Puji Tuhan.

    ReplyDelete
  3. Mengingatkan kita bahwa selagi ada kesempatan, mari melayani Tuhan dan sesama.Amin

    ReplyDelete
  4. Di dalam TUHAN YESUS tidak ada yang sia-sia

    ReplyDelete
  5. HaleluyaπŸ™πŸ»πŸ™πŸ»

    ReplyDelete
  6. Amin puji Tuhan. Tuhan harus menjadi yang terutama dalam hidup kita Dalam segala hal kita harus mencari Tuhan lebih dahulu, karena Dia adalah sumber berkat dan kehidupan, barulah semua yang kita perlukan, butuhkan akan mengikuti kita dan dan ditambahkan Tuhan dalam hidup kita. Segala berkat akan datang kepada kita.(Ulangan 28:1-4).Bahkan kita dibawa naik dan bukan turun menjadi kepala bukan ekor, asalkan kita baik-baik mendengarkan suara Tuhan dan taat melakukannya.(Ulangan 28:13).

    ReplyDelete
  7. Hidup dan berhikmat dalam Tuhan dan jauhi kebodohan.... Haleluya... Amin.

    ReplyDelete
  8. Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
    πŸ™

    ReplyDelete