Thursday, February 4, 2021

PIKIRAN DAN PERASAAN SEPERTI KRISTUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Februari 2021

Baca:  Filipi 2:1-11

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"  Filipi 2:5

Setiap kali menghadapi permasalahan hidup biasanya kita langsung mengeluh, bersungut-sungut, menyalahkan situasi, mengambinghitamkan orang lain, dan menyalahkan Tuhan.  Ini menunjukkan kita memiliki cara pandang yang salah terhadap rancangan Tuhan.  Kita selalu menginginkan hari-hari yang kita jalani tanpa masalah, tanpa ujian, tanpa tantangan, dan nyaman.  Kita berharap rancangan Tuhan berjalan seperti yang kita inginkan;  kita ingin Tuhan menggenapi rancangan-Nya dengan jalan yang mulus.

     "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9);  rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita, jalan Tuhan bukanlah jalan kita.  Bagian kita adalah tunduk dan berserah sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, sebab untuk masuk ke dalam rancangan-Nya kita harus siap mengalami proses pembentukan dari Tuhan, sampai  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka."  (Pengkhotbah 3:11).  Rancangan Tuhan selalu baik adanya, namun dalam prosesnya terkadang kita harus mengalami hal-hal yang tidak enak dan tidak nyaman.  Kalau kita memberontak kepada Tuhan saat diproses, maka proses yang harus kita jalani justru akan berlangsung lama, seperti yang dialami bangsa Israel.  Supaya kita kuat dalam menjalani proses kita harus  "...menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"  (ayat nas).

     Di dalam Kristus ada penundukan diri kepada kehendak Bapa, kerendahan hati, kasih dan belas kasihan.  Dengan meneladani Kristus kita akan mampu merespons setiap proses dengan sikap hati yang benar dan tetap bisa bersyukur.  Orang yang memiliki pikiran dan perasaan yang ada di dalam Kristus akan bersepakat dengan Tuhan, menaklukkan kehendak sendiri kepada kehendak Tuhan, dan taat.  "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"  (Amos 3:3).

Berpikir seperti Kristus berpikir dan punya hati seperti Dia, kunci kemenangan dalam menjalani proses!

Wednesday, February 3, 2021

RAHAB: Taat Dan Mau Bersaksi!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Februari 2021

Baca:  Yosua 2:1-24

"...haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu."  Yosua 2:18

Rahab, sekalipun memiliki latar belakang hidup yang kelam, memiliki iman yang luar biasa kepada Tuhannya bangsa Israel, karena itulah namanya tercatat di Alkitab sebagai saksi iman.  Tanpa iman mustahil Rahab menyambut dengan baik kedua pengintai yang dikirim oleh Yosua  (Ibrani 11:31);  dan karena iman pula Rahab taat melakukan apa yang diperintahkan, yaitu mengikatkan tali benang kirmizi di jendela rumah dan mengumpulkan semua keluarganya untuk tetap tinggal di dalam rumah.  Perjanjian tali benang kirmizi adalah perjanjian keselamatan yang diberikan Tuhan kepada Rahab beserta orang seisi rumahnya.  Ini juga berbicara tentang tanggung jawab bagi orang percaya untuk membawa seisi rumahnya percaya kepada Tuhan dan diselamatkan.

     Mau tidak mau Rahab harus menyampaikan janji keselamatan dan bersaksi kepada seluruh anggota keluarganya.  Baginya ini bukan pekerjaan mudah mengumpulkan seluruh anggota keluarganya yang orang-orang kafir, yang tidak menyembah Tuhannya bangsa Israel;  apalagi latar belakang hidup Rahab yang tidak baik  (perempuan sundal)  sulit meyakinkan berita ini kepada keluarga besarnya, pastilah butuh kesabaran dan ketekunan ekstra.  Di sinilah iman Rahab benar-benar teruji!  Terbukti Rahab memiliki iman yang hidup:  iman yang disertai dengan tindakan, yaitu bersaksi kepada keluarga dan meyakinkan mereka tentang perjanjian tali benang kirmizi itu.  Karena kesaksian Rahab, seluruh keluarganya selamat!  "Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua."  (Yosua 6:25).

     Begitu pula setiap orang percaya memiliki satu tanggung jawab besar, yaitu membawa seisi rumahnya kepada Tuhan.  Kita adalah penjaga jiwa bagi seluruh anggota keluarga kita!  Sudahkah kita menjalankan peran kita sebagai saksi Kristus di tengah-tengah keluarga besar kita?  Jangan pernah malu bersaksi tentang Kristus dan berdoalah selalu untuk keluarga.

Pastikan keluarga besar kita sudah dimenangkan dan diselamatkan bagi Tuhan, lalu kita melangkah keluar untuk menjangkau jiwa dan bersaksi kepada orang lain!