Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2021
Baca: Yohanes 4:1-42
"Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia." Yohanes 4:42
Perempuan Samaria ini memiliki masa lalu yang kelam karena ia sudah memiliki lima suami dan tinggal dengan seorang pria lagi yang bukan suaminya (Yohanes 4:18). Tetapi ketika mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus ia mengalami jamahan-Nya dan hidupnya diubahkan. Begitu mendengar apa yang Yesus katakan ia percaya dan kemudian membuat keputusan untuk bertobat, menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Bukan hanya percaya, perempuan ini juga tergerak untuk bersaksi, "'Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.' Kata Yesus kepadanya: 'Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.'" (Yohanes 4:25-26). Ia pun meninggalkan tempayannya dan pergi ke kota untuk menceritakan hal itu kepada orang-orang (Yohanes 4:29-30), "...banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi:" (Yohanes 4:39). Perempuan Samaria ini tidak malu bersaksi walaupun ia memiliki masa lalu kelam. Berjumpa dengan Mesias membuat hidupnya diubahkan! Melalui kesaksiannya, orang-orang Samaria yang selama ini jauhi dan dimusuhi oleh para imam, kaum Lewi dan para ahli Taurat, justru cepat membuka hati untuk percaya kepada Kristus. Sementara para imam, kaum Lewi dan ahli Taurat yang tahu kebenaran dan mengajarkan kebenaran, mudah sekali melihat kesalahan orang lain, mudah menghakimi, tak hidup dalam pertobatan yang sesungguhnya.
Anda pasti pernah ditolong Tuhan, bukan? Sudahkah kita menyaksikan kebaikan Tuhan itu kepada orang lain? Mengapa banyak orang Kristen merasa sulit bersaksi? Karena mereka belum mengalami jamahan kuasa Tuhan. Orang yang belum pernah dijamah Tuhan, sekalipun sudah banyak mengalami pertolongan Tuhan, menganggap semua sebagai hal yang biasa. Itulah sebabnya mereka merasa tak punya kesaksian hidup untuk dibagikan kepada orang lain.
Seorang yang mengalami kebaikan Tuhan takkan menahan bibirnya untuk selalu bersaksi!