Wednesday, December 2, 2020

BERKEMENANGAN KARENA TUHAN TURUN TANGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Desember 2020

Baca:  Ulangan 20:1-20

"Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu."  Ulangan 20:4

Suka atau tidak, kehidupan kekristenan itu ibarat sedang berada di medan peperangan!  Ada musuh-musuh di sekitar kita yang selalu mengintai, yang siap menyerang saat kita lengah.  Peperangan kita ini bukanlah melawan darah dan daging, tetapi  "...melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."  (Efesus 6:12).

     Kita berperang melawan Iblis  (musuh utama), berperang melawan kedagingan  (cara hidup dunia), juga berperang melawan masalah dalam hidup ini.  Jelas sekali bahwa hidup di dalam Tuhan bukan berarti tanpa rintangan atau mulus tanpa hambatan... justru sebaliknya, kita semakin diperhadapkan dengan tantangan dan peperangan setiap saat yang mungkin jauh lebih besar.  "Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak dari padamu,"  (Ulangan 20:1),  "...janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka,"  (Ulangan 20:3), sebab ada tangan Tuhan yang siap menopang dan menyertai kita.  Mengapa Tuhan mengijinkan ada  'peperangan'?  Karena di balik itu Tuhan hendak memberikan kemenangan bagi kita:  "Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN."  (Amsal 21:31).

     Tidak ada kemenangan tanpa peperangan!  Tidak ada jarahan tanpa melucuti musuh!  Jadi rancangan Tuhan atas kita bukan sekedar memberkati kita, tapi Ia juga menghendaki kita menjadi orang-orang yang berkemenangan:  menang atas musuh, menang atas masalah sebesar apa pun... dan untuk menjadi pemenang ada harga yang harus dibayar!  Kita takkan punya kekuatan dalam berperang bila kita tidak memperlengkapi diri dengan perlengkapan senjata rohani dan sikap yang selalu berjaga-jaga dalam doa setiap waktu dalam Roh  (Efesus 6:18).

"Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."  (Mazmur 20:7).

Tuesday, December 1, 2020

BERANDAI-ANDAI TANPA TINDAKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Desember 2020

Baca:  Ibrani 3:7-19

"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini', supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa."  Ibrani 3:13

Suka menunda-nunda sesuatu untuk dikerjakan adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan banyak orang, bahkan mereka juga terjebak dengan pemikiran berandai-andai:  "Andai aku punya uang banyak, aku akan membantu pembangunan gereja, menjadi donatur bagi hamba-hamba Tuhan di pedalaman, dan juga panti asuhan.  Andai aku tidak sibuk dengan bisnisku, aku akan melayani Tuhan.  Andai aku punya dua mobil, maka mobil yang satu akan kupakai untuk antar-jemput jemaat yang kurang mampu."  Andai saja... seandainya ini... seandainya itu...  Selama kita hanya berandai-andai saja tapi no action, itu adalah sia-sia belaka.  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  (Kolose 3:23), bukan cuma berandai-andai.

     Tak perlu menunggu esok hari, tak perlu menunggu sampai menjadi orang yang berhasil, tak perlu menunggu punya banyak uang, tak perlu menunggu waktu luang untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan dan sesama.  Sekarang dan hari ini adalah waktu untuk bertindak!  Kita sudah menerima banyak berkat dari Tuhan dan pertolongan-Nya, tapi untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan kita masih berpikir 1000 kali, suka menunda-nunda waktu, bahkan kita selalu mencari alasan untuk mengelak.

     Untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan tidak harus menunggu sampai menjadi pendeta, full timer, atau punya uang banyak dahulu.  Sesungguhnya kita bisa melakukan sesuatu bagi Tuhan dan sesama dengan apa pun yang bisa kita kerjakan saat ini mulai dari hal-hal kecil dan sederhana.  Tuhan memanggil kita untuk menjadi berkat di mana pun, kapan pun dan apa pun profesi kita.  Kita bisa menjadi berkat di kantor, di lingkungan tempat kita tinggal, sekolah, pabrik, di mana pun berada.  Kita bisa berkontribusi bagi orang lain dari hal-hal yang sederhana:  berkorban waktu untuk membesuk mendengarkan keluh kesah, berkorban tenaga dan pikiran.  Kita bisa belajar untuk menjadi seorang pendengar yang baik, mendengarkan keluh kesah mereka saat mereka sedang dalam masalah.  Tak ada alasan untuk tidak berbuat sesuatu!

Jangan berandai-andai saja!  Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.