Saturday, November 14, 2020

ORANG ASING YANG TAHU BERSYUKUR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 November 2020

Baca:  Lukas 17:11-19

"Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?"  Lukas 17:7

Tidak sedikit orang Kristen lalai untuk bersyukur kepada Tuhan sekalipun sudah ditolong Tuhan:  disembuhkan dari sakit, dipulihkan dari masalah keluarga, dilepaskan dari krisis ekonomi, diberkati usaha dan pekerjaannya, dan masih banyak lagi.  Bahkan seberat apa pun hari yang kita jalani, ingatlah bahwa selalu ada hal untuk disyukuri.  Ketika kita masih diberikan nafas untuk hidup, bersyukurlah!  Ada banyak hal yang seharusnya dapat kita syukuri!

     Dikisahkan ada sepuluh orang yang sama-sama merasakan beratnya beban yang harus ditanggung karena penyakit kusta yang dideritanya:  dijauhi orang, dikucilkan, dikatakan sebagai terkutuk, dicibir, dan semua orang memalingkan muka.  Hari-hari yang mereka lalui serasa suram dan menyedihkan.  Tetapi harapan bangkit, setitik sinar terang timbul di dalam hati, ketika mereka mendengar ada seorang Guru yang sanggup menyembuhkan berbagai penyakit, juga membebaskan orang dari belenggu kuasa si jahat  (kerasukan setan).  Dengan sedikit ragu dan berdiri agak jauh mereka berteriak memohon belas kasihan,  "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"  (Lukas 17:13).  Tanpa menumpangi tangan atau memberikan obat Ia hanya berkata,  "'Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.' Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir."  (Lukas 17:14).  Apa selanjutnya?  Dari sepuluh orang penderita kusta yang disembuhkan hanya satu orang saja yang kembali kepada Tuhan Yesus, tersungkur di bawah kaki-Nya mengucap syukur dan memuliakan nama-Nya, padahal dia adalah orang asing yaitu orang Samaria.  Sementara yang sembilan lainnya, orang-orang Israel yang sudah mengenal Tuhan, percaya dan melayani Dia, justru pergi begitu saja meninggalkan Dia.

     Bukankah kita sering berlaku seperti sembilan orang kusta yang lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan, tak tahu berterima kasih kepada Tuhan?  Apa yang ditunjukkan oleh orang Samaria ini menjadi tamparan keras buat kita orang percaya!  Walaupun ia tak mengenal Tuhan dengan benar, perbuatannya jauh lebih baik dari orang yang sudah percaya kepada Tuhan.

Bersyukurlah kepada Tuhan dan jangan pernah lupakan kebaikan-Nya!

Friday, November 13, 2020

DAMAI SEJAHTERA SEJATI: Tak Terpengaruh Situasi

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 November 2020

Baca:  Yohanes 14:15-31

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."  Yohanes 14:27

Menurut pandangan orang dunia, damai sejahtera adalah suatu keadaan atau suasana yang aman, tidak ada perang, tidak ada konflik, tidak ada bencana, tidak ada perselisihan, tidak ada masalah.  Orang dunia juga berpikir bahwa sumber damai sejahtera itu ada pada uang, harta kekayaan, mobil mewah, rumah megah, popularitas, juga damai sejahtera dengan hal-hal yang tampak dari luar atau secara kasat mata  (eksternal), atau bergantung pada situasi kondisi.  Padahal semua yang ada di dunia ini hanyalah semu, serba tidak menentu, tidak kekal.  Hari ini mungkin kita merasakan damai karena kita punya uang banyak dan harta berlimpah, tetapi ketika uang dan harta kita sudah habis, apakah damai itu masih bertahta di hati kita?

     Berbeda dengan damai sejahtera yang Tuhan berikan!  Damai sejahtera dari Tuhan mengalir dari dalam hati  (internal), tidak terpengaruh oleh situasi kondisi, dan bersifat kekal.  Sekalipun diterpa masalah, sekalipun situasi sedang tidak baik, hati tetap dipenuhi oleh damai sejahtera.  Damai sejahtera bersumber dari hubungan yang karib antara kita dengan Tuhan dan dampak dari ketaatan kita melakukan firman Tuhan.  Ada tertulis:  "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,"  (Yesaya 48:18).  Dengan cara inilah Tuhan akan melimpahkan damai sejahtera-Nya kepada kita.

     Damai sejahtera dari Tuhan ini tidak dapat dibeli dan diukur dengan uang dan harta sebesar apa pun!  Damai sejahtera ini diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus, yang adalah sumber damai sejahtera.  Tapi mengapa banyak orang malah menolak Kristus?

Kunci memiliki damai sejahtera sejati adalah memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan dan taat melakukan firman-Nya!