Saturday, August 29, 2020

TETAP BERSUKACITA KARENA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2020

Baca:  Mazmur 113:1-9

"Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita. Haleluya!"  Mazmur 113:9

Banyak orang kehilangan sukacita karena peliknya masalah yang dialami, kehilangan sukacita karena melihat keadaan dunia yang semakin hari semakin tidak baik, kehilangan sukacita karena merasa pesimis dengan masa depan hidupnya.  Tak bisa dibohongi bahwa situasi atau keadaan yang ada di sekitar turut memengaruhi kondisi hati kita.

     Orang percaya takkan kehilangan sukacita di segala situasi bila ia memiliki fondasi hidup yang kokoh.  Fondasi hidup orang percaya adalah Kristus dan firman-Nya.  "Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun."  (Lukas 6:48b).  Mari kita terus membangun fondasi hidup.  Bagaimana caranya?  Baca dan renungkan firman Tuhan setiap hari, serta praktekkanlah.  Bila kita tekun merenungkan firman Tuhan, perbendaharaan hati dan pikiran kita akan dipenuhi oleh firman Tuhan.  Sebab kunci untuk tetap merasakan sukacita di segala situasi itu bermula dari hati dan pikiran kita,  "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia."  (Amsal 23:7a).  Oleh karena itu pusatkan hati dan pikiran hanya kepada Tuhan.  Orang yang selalu memikirkan kasih dan kebaikan Tuhan akan bisa bersukacita.  Ia akan selalu memiliki alasan untuk memuji Tuhan.  Pemazmur berkata,  "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!"  (Mazmur 103:2).  Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa kita punya Tuhan yang dahsyat!  "Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi."  (Mazmur 47:3).  Masalah sebesar apa pun yang menimpa kita, tak sebanding dengan kedahsyatan kuasa Tuhan.

     Tidak ada alasan untuk tidak bersukacita karena kita punya Tuhan yang begitu peduli dan penuh belas kasihan:  "Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,"  (Mazmur 113:7).  Bahkan, Tuhan sanggup membuka jalan saat tiada jalan, membuat yang tak mungkin menjadi mungkin, yang hopeless menjadi hopeful, sebab tidak ada yang mustahil bagi Dia,  "Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita."  (ayat nas).

Tidak ada alasan untuk tidak bersukacita karena kita punya Tuhan yang dahsyat!

Friday, August 28, 2020

JERIH LELAH UNTUK TUHAN: Pasti Terbayar Lunas

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Agustus 2020

Baca:  Markus 10:28-31

"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!"  Markus 10:28

Seiring berjalannya waktu, selalu saja ada orang Kristen yang kehilangan semangat dalam mengiring Kristus, tak lagi antusias mengerjakan panggilan hidupnya, bahkan tidak sedikit pula dari mereka yang imannya gugur di tengah jalan.  Apa penyebabnya?  Mereka berpikiran bahwa menjadi pengikut Kristus berarti perjalanan hidupnya akan mulus, terbebas dari masalah, penderitaan, atau kesesakan, dan berlimpah dengan berkat.  Ternyata apa yang mereka bayangkan tak sesuai dengan kenyataan:  begitu memutuskan untuk mengiring Kristus, masalah justru datang bertubi-tubi, ujian berat harus dialami, sementara kehidupan orang-orang diluar Tuhan sepertinya tampak enak, jalannya lancar, dan penuh keberuntungan.  Mereka menjadi kecewa dan menganggap bahwa mengiring Kristus itu tak ada untungnya dan sia-sia belaka.  Pemazmur juga dibuat cemburu ketika:  "...melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain."  (Mazmur 73:3-5).

     Mungkin kita merasa sudah mengiring Kristus dengan sungguh-sungguh dan sudah melayani Dia, lalu timbul pertanyaan dalam hati:  "Apa upahnya?"  Dengarkan nasihat rasul Paulus:  "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).  Tuhan sendiri menegaskan bahwa ada upah yang Ia sediakan bagi orang-orang yang setia mengiring Kristus sampai akhir dan berjerih lelah melayani Dia:  "orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."  (Markus 10:30).

     Bila menyadari bahwa jerih lelah dalam melayani Tuhan itu diperhitungkan-Nya, tak seharusnya kita menjadi lemah, kecut dan tawar hati.  Justru kita seharusnya makin giat melayani pekerjaan Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.  Karena itu jangan pernah sia-siakan waktu, kesempatan, dan juga potensi yang Tuhan beri.

Harga yang telah kita bayar untuk Tuhan, pada saatnya pasti akan terbayar lunas!