Wednesday, August 19, 2020

BUAH BIBIR YANG POSITIF, BUKAN NEGATIF

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Agustus 2020


"Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: 'Ia menumpang di rumah orang berdosa.'"  Lukas 19:7
 
Rasul Paulus kembali mengingatkan bahwa hidup orang percaya di tengah dunia sebagai surat-surat Kristus.  "...kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia."  (2 Korintus 3:3).  Dengan kata lain orang dunia akan melihat dan memperhatikan setiap perkataan dan perbuatan kita sehari-hari.

     Apakah selama ini kehidupan kita sudah menjadi berkat bagi orang lain atau malah menjadi batu sandungan?  Apakah kita menjadi yang hidupnya tidak menjadi buah bibir positif, tapi malah menjadi buah bibir yang negatif bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.  Ini sangat menyedihkan!  Kehidupan Kristen yang normal seharusnya menjadi buah bibir yang positif sebab kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia ini.  Sebelumnya Zakheus menjadi buah bibir negatif dan menyandang  'predikat'  sebagai orang berdosa karena profesinya adalah pemungut cukai.  Orang-orang pun menjadi terkejut dan keheranan begitu melihat Kristus mau singgah di rumah orang berdosa itu.  Di pihak lain Zakheus menjadi buah bibir positif di antara para malaikat di sorga, karena ada seorang berdosa yang bertobat.  Alkitab menyatakan bahwa para malaikat di sorga turut bersukacita ketika ada seorang berdosa yang bertobat  (Lukas 15:10).  Zakheus yang awalnya menjadi buah bibir negatif dan hidupnya dicibir oleh banyak orang, sejak bertemu Kristus, hidupnya telah diubahkan dan menjadi buah bibir yang positif.

     Kita disebut sebagai orang Kristen yang gagal bila kehidupan kita menjadi buah bibir yang negatif bagi orang-orang yang ada di sekitar.  Itu artinya orang lain menjadi tersandung karena kita.  Bagaimana supaya kita menjadi buah bibir yang positif?  Harus menghasilkan buah-buah pertobatan, yang di dalamnya ada buah roh  (Galatia 5:22-23).

Perubahan hidup kita yang tampak nyata adalah kesaksian yang lebih kuat daripada perkataan kita!

Tuesday, August 18, 2020

PERTOBATAN HARUS ADA BUAHNYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Agustus 2020


"Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."  Lukas 19:8
 
Sekarang ini bukan waktunya lagi kita main-main dengan hidup kekristenan, melainkan kita harus hidup dalam pertobatan setiap hari.  Pertobatan yang sejati pasti disertai dengan bukti nyata dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perubahan hidup yang benar-benar bisa dilihat dan dirasakan oleh orang lain.  Ada tertulis:  "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Alkitab menyatakan,  "Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal."  (Matius 12:33).

     Zakheus adalah contoh orang yang hidupnya telah berubah!  Ia mengalami titik balik dalam hidup setelah berjumpa secara pribadi dengan Kristus.  Mata rohaninya yang selama ini tertutup menjadi terbuka, sehingga cara pandangnya pun telah diubahkan.  Dahulunya fokus hidup Zakheus adalah mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya bagi diri sendiri, namun kemudian ia rela membagikan hartanya kepada orang lain.  Ini bisa terjadi oleh karena ia mengalami kasih Tuhan!  Harta dunia tidak lagi menjadi tujuan utama dalam hidupnya.  Zakheus berkata kepada Tuhan,  "...setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin...", artinya ia rela membagi-bagikan hartanya kepada orang-orang yang berkekurangan  (miskin).  Kekuatan untuk mengasihi dan menolong orang lain itu bukan berasal dari diri Zakheus sendiri, tapi karena ada Roh Tuhan yang bekerja di dalamnya, ada aliran kasih Tuhan yang telah menyentuh dan menjamah hatinya.  Tanda pertobatan sejati:  "...namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."  (Galatia 2:20a).  Kalau  'aku'  yang hidup  (bukan Kristus), maka yang menjadi fokus hidupnya adalah diri sendiri.

     Zakheus juga berkata,  "...sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."  (ayat nas), berarti ia benar-benar mau membayar harga dengan meninggalkan kehidupan lamanya.  Apakah pertobatan Saudara sudah membuahkan hasil yang nyata dan berdampak bagi orang lain?
 
"Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri."  Amsal 27:2