Saturday, August 15, 2020

KRISTUS ADALAH JALAN KEMENANGAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Agustus 2020


"...dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya."  2 Korintus 2:14a

Beberapa waktu yang lalu, di tengah situasi yang penuh keprihatinan karena mewabahnya virus Corona atau Covid 19, kita mendapatkan kabar yang sangat menggembirakan dari dunia olahraga bulutangkis:  Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berhasil meraih gelar juara All England 2020 di nomor ganda campuran  (Minggu, 15/3/2020).  Kemenangan ini sungguh sangat membanggakan dan mengharukan bagi bangsa Indonesia.  Karena situasi yang tidak memungkinkan, kali ini PBSI memutuskan untuk tidak menggelar tradisi penyambutan juara All England 2020 setibanya di tanah air.

     Berbicara tentang kemenangan, tak lepas dari yang namanya peperangan, perjuangan, kerja keras, jerih lelah, tetesan keringat, atau pergumulan.  Begitu pula perjalanan hidup kita adalah seperti berada dalam peperangan setiap hari:  berperang melawan musuh  (Iblis), berperang melawan kedagingan, juga bergumul dengan permasalahan hidup.  Tetapi kita patut bersyukur karena Kristus selalu membawa kita di jalan kemenangan-Nya.  Kemenangan terbesar yang kita alami di dalam Kristus adalah kemenangan atas dosa!  Dosa adalah masalah terbesar yang dihadapi manusia, dan tak satu pun manusia di dunia ini yang dapat menyelesaikan dosanya sendiri.  Kristus adalah satu-satunya jalan untuk manusia dapat memperoleh penebusan dosa!  "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,"  (Efesus 1:7).  Karena dosa kita telah ditebus melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.  "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya."  (Roma 6:12).

     Menang terhadap dosa berarti kemenangan atas maut!  "...genaplah firman Tuhan yang tertulis: 'Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?'"  (1 Korintus 15:54-55).  Hal itu berarti bahwa kemenangan Kristus di kayu salib adalah kemenangan terhadap pekerjaan Iblis!  Kita tak perlu takut menghadapi Iblis dan bala tentaranya!  Kita harus melawannya dengan iman, sebab di dalam diri kita ada Roh Kudus, kuasa dari tempat yang Mahatinggi.

Dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti dapat melawan Iblis, karena Kristus sudah memberikan jaminan kemenangan bagi kita!

Friday, August 14, 2020

ADA HADIRAT TUHAN: Mencari Tuhan Dengan Sungguh

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Agustus 2020


"TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan."  Mazmur 145:18

Banyak orang Kristen berpikir bahwa hadirat Tuhan itu ada ketika sedang melakukan ibadah di gereja atau di persekutuan doa.  Di luar jam-jam itu tidak ada hadirat Tuhan!  Ini salah besar.  Hadirat Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, kapan saja dan di mana saja kita bisa mengundang atau menghadirkan hadirat-Nya.  Kita sendirilah yang membuat batasan-batasan!  Kita membatasi kerja Tuhan dengan akal pikiran kita yang terbatas;  kita membatasi kuasa Tuhan, sehingga kita tidak mengalami hadirat Tuhan.

     Ketika Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden mereka memiliki hubungan yang sangat dekat  (karib)  dengan Tuhan.  Namun kemudian manusia membuat batasan sehingga mereka tidak lagi bisa menikmati hadirat Tuhan seperti sediakala, karena ketidaktaatannya sendiri.  "Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu..."  (Kisah 17:26-28).  Sesungguhnya manusia diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk menemukan Tuhan dan hadirat-Nya karena jalan itu sudah dibuka oleh Kristus melalui pengorbanan-Nya, tapi tak semua manusia bersungguh-sungguh mencari Tuhan.  Banyak orang tak lagi mengalami hadirat Tuhan karena mereka tidak sepenuh hati mencari Tuhan.  Mereka mencari Tuhan hanya sebatas kegiatan agamawi tanpa didasari oleh kerinduan hati atau rasa haus dan lapar akan Tuhan.

     Pemazmur menyatakan kalau kita berseru kepada Tuhan dalam kesetiaan, kita pasti akan menemukan dan mengalami hadirat-Nya, Tuhan akan mendekat.  Seberapa besar Saudara merindukan kehadiran Tuhan atau hadirat-Nya?  Ketika tabut Tuhan  (lambang kehadiran Tuhan)  berada di rumah Obed Edom, hanya dalam kurun waktu 3 bulan saja sesuatu yang besar terjadi  (2 Samuel 6:10-12).  Ini menunjukkan betapa keluarga Obed Edom sangat menghargai kehadiran Tuhan  (hadirat-Nya).

Kita pasti mengalami hadirat Tuhan bila kita sungguh-sungguh mencari Dia!