Friday, August 14, 2020

ADA HADIRAT TUHAN: Mencari Tuhan Dengan Sungguh

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Agustus 2020


"TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan."  Mazmur 145:18

Banyak orang Kristen berpikir bahwa hadirat Tuhan itu ada ketika sedang melakukan ibadah di gereja atau di persekutuan doa.  Di luar jam-jam itu tidak ada hadirat Tuhan!  Ini salah besar.  Hadirat Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, kapan saja dan di mana saja kita bisa mengundang atau menghadirkan hadirat-Nya.  Kita sendirilah yang membuat batasan-batasan!  Kita membatasi kerja Tuhan dengan akal pikiran kita yang terbatas;  kita membatasi kuasa Tuhan, sehingga kita tidak mengalami hadirat Tuhan.

     Ketika Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden mereka memiliki hubungan yang sangat dekat  (karib)  dengan Tuhan.  Namun kemudian manusia membuat batasan sehingga mereka tidak lagi bisa menikmati hadirat Tuhan seperti sediakala, karena ketidaktaatannya sendiri.  "Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu..."  (Kisah 17:26-28).  Sesungguhnya manusia diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk menemukan Tuhan dan hadirat-Nya karena jalan itu sudah dibuka oleh Kristus melalui pengorbanan-Nya, tapi tak semua manusia bersungguh-sungguh mencari Tuhan.  Banyak orang tak lagi mengalami hadirat Tuhan karena mereka tidak sepenuh hati mencari Tuhan.  Mereka mencari Tuhan hanya sebatas kegiatan agamawi tanpa didasari oleh kerinduan hati atau rasa haus dan lapar akan Tuhan.

     Pemazmur menyatakan kalau kita berseru kepada Tuhan dalam kesetiaan, kita pasti akan menemukan dan mengalami hadirat-Nya, Tuhan akan mendekat.  Seberapa besar Saudara merindukan kehadiran Tuhan atau hadirat-Nya?  Ketika tabut Tuhan  (lambang kehadiran Tuhan)  berada di rumah Obed Edom, hanya dalam kurun waktu 3 bulan saja sesuatu yang besar terjadi  (2 Samuel 6:10-12).  Ini menunjukkan betapa keluarga Obed Edom sangat menghargai kehadiran Tuhan  (hadirat-Nya).

Kita pasti mengalami hadirat Tuhan bila kita sungguh-sungguh mencari Dia!

Thursday, August 13, 2020

DIBERKATI TUHAN: Taat dan Menabur

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Agustus 2020


"Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN."  Kejadian 26:12

Semua orang pasti ingin hidupnya diberkati oleh Tuhan!  Tapi tak semua orang mau membayar harga untuk mendapatkan berkat dari Tuhan, maunya serba cepat tanpa mau mengerjakan apa yang seharusnya menjadi bagiannya.  Bagian Tuhan adalah memberkati dan menggenapi janji-Nya, sedangkan bagian kita adalah taat melakukan kehendak-Nya.

     Mari kita belajar dari kehidupan Ishak!  Ketika terjadi kelaparan yang hebat di negerinya, Ishak diperintahkan Tuhan untuk tidak pergi ke Mesir, tetapi tetap tinggal di negeri orang Filistin sebagai orang asing, sementara banyak orang berusaha untuk mencari pertolongan ke Mesir.  Mesir berbicara tentang dunia atau orang yang bisa dibanggakan dan diandalkan.  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).  Ketika mengalami masalah yang berat, banyak orang menjadi tertekan dan kehilangan pengharapan, mereka mulai ragu akan kuasa Tuhan dan tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan.  Mereka berusaha mencari pertolongan instan di luar Tuhan:  mencari pertolongan kepada dunia atau manusia.  Ketika sedang dalam pergumulan hidup yang berat haruslah kita semakin mendekat kepada Tuhan, mencari wajah-Nya, dan tetap taat.  Ketika diperintahkan Tuhan untuk tidak pergi ke Mesir, Ishak taat.  Bahkan di tengah kelaparan yang begitu hebat Tuhan justru mengajarkan Ishak untuk menabur.  Suatu perintah yang sangat tidak masuk akal!  Namun Ishak melakukan yang Tuhan perintahkan  (ayat nas), dan ketaatan inilah yang menjadi pembuka pintu berkat!

     Alkitab menyatakan,  "...ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya."  (Kejadian 26:12-13).  Tuhan memberkati Ishak dengan limpahnya sehingga ia mengalami tiga tingkatan berkat:  kaya, tambah kaya, dan sangat kaya, namun setelah hidupnya diberkati, Ishak tidak lupa diri:  "Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN."  (Kejadian 26:25).  Ishak menjadikan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidupnya.

Kita pasti mengalami berkat-berkat Tuhan ketika kita taat melakukan kehendak Tuhan, mau menabur, dan menjadikan Dia sebagai prioritas utama hidup ini!

Catatan:
"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  Roma 9:15-16