Friday, August 7, 2020

TUNANGAN KRISTUS: Menjaga Kesucian Hidup

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Agustus 2020


"Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus."  2 Korintus 11:2

Sebelum memasuki jenjang pernikahan yang kudus, biasanya setiap pasangan terlebih dahulu mengadakan acara pertunangan sebagai tanda ikatan cinta mereka.  Pertunangan merupakan masa peralihan antara lajang dengan pernikahan.  Biasanya dalam pertunangan terdapat tradisi saling memberikan hadiah untuk menguatkan ikatan.  Dalam menjalani masa-masa pertunangan ini pasangan pria wanita harus bisa menjaga gelora cintanya dan menjaga kesucian hidup, sampai hari yang ditunggu-tunggu  (pernikahan)  itu tiba.

     Keberadaan orang percaya atau jemaat Tuhan adalah calon mempelai Kristus.  Sebagaimana ditegaskan rasul Paulus, setiap orang percaya telah dipertunangkan dengan Kristus.  Orang percaya atau gereja digambarkan sebagai mempelai wanita yang akan bertemu dengan mempelai laki-laki di pesta kawin Anak Domba.  Karena kita telah dipertunangkan dengan Kristus kita harus bisa menjaga kesucian hidup dan kuat menghadapi segala godaan yang ada, sampai Ia datang.  Kita tidak boleh mendua hati atau bercabang hati.  Jangan sampai di masa-masa penantian ini kita malah terpikat oleh iming-iming dunia ini, terpedaya dengan kenikmatan dunia yang hanya sesaat, atau disesatkan oleh ajaran-ajaran yang menyimpang dari Injil, yang membuat kita semakin jauh dari Tuhan.  Inilah yang dikuatirkan oleh rasul Paulus,  "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."  (2 Korintus 11:3).  Karena kita telah dipertunangkan dengan Kristus, kita pun harus menjadi tunangan yang setia sampai akhir.

     Jangan sampai hati kita berpaling kepada dunia ini sehingga akan menimbulkan kecemburuan Tuhan.  Bila kita  'bersahabat'  dengan dunia ini, artinya kita menjadikan diri kita sebagai musuh Tuhan  (Yakobus 4:4).  Sebagai tunangan Kristus marilah kita tetap setia menanti-nanti Dia dan menjaga kekudusan hidup, sampai Ia datang untuk menjemput kita.

Kita sudah dikuduskan dan ditebus oleh darah Kristus di kayu salib, berarti kita sudah sepenuhnya menjadi milik-Nya.

Thursday, August 6, 2020

LATIHAN MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2020


"sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,"  Filipi 1:10

Kehidupan Kristen yang normal adalah kehidupan yang semakin bertumbuh secara rohani, seperti tanaman yang melewati fase demi fase untuk bisa tumbuh menjadi pohon yang berbuah lebat:  mulai dari biji yang ditanam, bertunas, berakar, bertumbuh dan berbuah atau menghasilkan panenan.  Orang percaya harus mengalami pertumbuhan:  "...kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,"  (Filipi 1:9), hingga kita mencapai sasaran yang Tuhan kehendaki yaitu menjadi umat yang suci dan tak bercacat menjelang kedatangan Kristus  (ayat nas).  Itu artinya kita tidak boleh tetap menjadi kanak-kanak dalam Tuhan atau kerdil rohani, melainkan terus bertumbuh di dalam Tuhan dan menjadi dewasa rohani.

     Kedewasaan rohani tidak terjadi secara instan, tapi membutuhkan proses dan latihan, bukan dalam sehari, seminggu, sebulan atau setahun, tapi di sepanjang hidup kita.  Hal-hal apa saja yang perlu dilatih?  1.  Membaca dan merenungkan firman Tuhan.  Firman Tuhan adalah makanan bagi jiwa dan roh kita.  Alkitab menyatakan manusia hidup bukan dari roti saja, tapi dari setiap firman Tuhan  (Matius 4:4).  Sebagaimana tubuh jasmani kita membutuhkan makanan yang bergizi untuk tumbuh, demikian pula tubuh rohani kita juga harus diberi  'makanan'  rohani yaitu firman Tuhan setiap hari.  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).  Selain membawa pertumbuhan rohani, membaca dan merenungkan firman juga menjadi kunci untuk mengalami berkat Tuhan.

     2.  Bertekun dalam doa.  Alkitab menasihati supaya orang percaya dengan tidak jemu-jemu berdoa  (Lukas 18:1).  Kristus sendiri memberikan teladan bagaimana Ia memulai hari dengan berdoa  (Markus 1:35).  Berdoa berbicara tentang persekutuan dengan Tuhan yang harus dijaga baik-baik, secara terus-menerus, sehingga tidak terputus.

Tinggal di dalam firman Tuhan dan membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan adalah langkah menuju kepada kedewasaan rohani!