Saturday, August 1, 2020

KETAKUTAN HARUS DIKALAHKAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Agustus 2020


"Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru;"  Mazmur 56:10

Mazmur 56 ini dilatarbelakangi peristiwa Daud mengalami ketakutan yang luar biasa karena orang-orang Filistin menangkap dia di Gat.  Satu-satunya cara untuk dapat melepaskan diri dari raja Filistin adalah dengan berpura-pura menjadi gila.  "Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu. Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya."  (1 Samuel 21:12-13).  Pengertian dari kata takut pada ayat di atas adalah tekanan emosi yang timbul karena adanya ancaman, kesakitan, atau bahaya yang mengancam.  Begitu melihat Daud berlaku seperti orang yang tidak waras,  "...berkatalah Akhis kepada para pegawainya: 'Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku? Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?'"  (1 Samuel 21:14-15).

     Sesungguhnya Daud benar-benar sudah hopeless dengan apa yang dialami, ia berpikir saat itu ia pasti dihabisi oleh musuh.  Nasibnya benar-benar di ujung tanduk!  Namun apa yang ditakutkan tak menjadi kenyataan:  ia luput dan terbebaskan setelah berpura-pura jadi gila.  Kalau bukan karena campur tangan Tuhan hidup Daud sudah berakhir.  Karena itu Daud membuat miktam, yaitu nyanyian yang dinyanyikan secara berulang-ulang untuk menguatkan hati.  Semua orang pasti pernah mengalami ketakutan saat diperhadapkan dengan masalah yang berat, tak terkecuali Daud.  Iblis seringkali menggunakan ketakutan sebagai senjata untuk melemahkan dan menjatuhkan iman orang percaya.  Iblis tahu benar bila manusia sudah dihantui dan dikuasai oleh rasa takut, maka imannya kepada Tuhan lambat laun akan melemah.

     Jangan mau dibelenggu oleh ketakutan dan jangan mau diprovokasi Iblis dengan kata-katanya yang mengintimidasi!  "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."  (Ayub 3:25).

Kita harus ingat bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan,  "...melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  2 Timotius 1:7

Friday, July 31, 2020

REPUTASI BAIK DI MATA BANYAK ORANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Juli 2020


"Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,"  Kisah 6:3

Melayani Tuhan adalah pekerjaan yang sangat mulia dan itu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa.  Karena tugas melayani Tuhan adalah mulia, maka kita yang sudah dipercaya Tuhan untuk terlibat dalam pelayanan, di mana pun berada dan apa pun bentuknya, tidak boleh mengerjakan tugas tersebut sekehendak sendiri atau asal-asalan.

     Itulah sebabnya rasul Paulus sangat berhati-hati dalam memilih dan menetapkan orang-orang yang hendak dipercaya untuk melayani jemaat Tuhan!  Secara kuantitas atau ditinjau dari jumlahnya, orang-orang yang telah bertobat dan percaya kepada Kristus memang sangat banyak, namun tidak semua orang layak dan bisa dipilih menjadi mitra kerja di ladang Tuhan.  Akhirnya dari sekian banyak orang yang mengikut Kristus hanya 7 orang saja yang dipilih dan dipercaya untuk mengemban tugas sebagai pelayan Tuhan.  Rasul Paulus menyatakan syarat utama untuk menjadi pelayan Tuhan adalah terkenal baik dan penuh Roh Kudus.  Terkenal baik berbicara tentang reputasi seseorang di mata orang lain atau nama baik.  Ada tertulis:  "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas."  (Amsal 22:1).

     Terkenal baik berarti memiliki kehidupan yang bisa dijadikan panutan atau teladan, sebagaimana yang Paulus nasihatkan kepada Timotius,  "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12).  Ini menjadi PR yang tidak mudah bagi para pelayan Tuhan!  Sebelum kita melangkah lebih jauh mengerjakan apa yang Tuhan percayakan, marilah kita terlebih dahulu menjaga hidup kita dengan sungguh-sungguh, sebab hidup kita ini seperti surat yang terbuka, yang bisa dibaca oleh semua orang.  Jika kita masih hidup dengan cara-cara dunia dan tidak menghasilkan buah-buah pertobatan, sia-sialah pelayanan kita di hadapan Tuhan dan juga di hadapan manusia.

Jangan sampai keberadaan kita sebagai pelayan Tuhan malah menjadi batu sandungan bagi orang lain, alias tak bisa menjadi berkat.