Monday, July 20, 2020

KRISTUS PINTU KE PADANG RUMPUT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2020


"Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput."

Setiap orang yang percaya kepada Kristus adalah orang-orang yang merdeka:  dimerdekakan dari penjajahan dosa, dilepaskan dari kutuk maut.  Kemerdekaan yang kita peroleh dari Kristus meliputi segala aspek kehidupan ini, yang terutama sekali adalah berkenaan dengan keselamatan jiwa.  Keselamatan ini kita dapatkan karena Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya bagi kita.  Dia adalah Gembala Agung kita, karena ada tertulis:  "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;"

     Orang-orang yang telah dimerdekakan selain mendapatkan jaminan keselamatan, juga beroleh jaminan pemeliharaan dari Sang Gembala.  Pemazmur menyatakan,  "Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;"  (Mazmur 23:2).  Selain itu kita juga mendapatkan jaminan perlindungan dari Tuhan:  "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4).  Padang rumput adalah suatu tempat yang membahagiakan bagi domba-domba, namun hanya ada satu jalan menuju ke padang yang berumput hijau itu, yaitu melewati pintu yang benar:  "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput." 

     Kristus adalah pintu bagi orang-orang yang belum diselamatkan.  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."  (Galatia 5:13).  'Domba'  tak boleh bersifat seperti serigala, jadi tak seharusnya orang percaya berperilaku saling menggigit dan saling  'membunuh'.

Kristus adalah Pintu dan Gembala yang baik bagi kita, oleh-Nya hidup kita terjamin!

Sunday, July 19, 2020

TAK ADA HATI YANG TERBEBAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2020


"Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala."  Matius 9:36

Setiapkali melihat jiwa-jiwa, hati Tuhan selalu tersentuh oleh belas kasihan, terlebih-lebih bila melihat orang-orang yang lemah dan terlantar seperti anak domba yang terlepas dari gembalanya,  "...tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala."  (ayat nas).  Tuhan mengerti benar bagaimana rasanya bila domba tak bergembala, mereka pasti tercerai-berai dan kalang kabut, dan berada dalam bahaya yang besar, sebab tak ada yang memperhatikan, menjaga dan melindunginya.  Domba bukan hanya akan kekurangan air dan makanan, keselamatannya juga akan terancam karena serangan binatang buas.  Demikian juga keadaan manusia yang tersesat dan terpisah dari Gembala yang baik.

     Tuhan mengerti benar bahwa sifat manusia pada dasarnya berfokus pada diri sendiri alias mementingkan diri sendiri.  Seperti yang ditunjukkan oleh Kain, ketika Tuhan menanyakan keberadaan Habel  (adiknya),  "'Di mana Habel, adikmu itu?' Jawabnya: 'Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?'"  (Kejadian 4:9).  Masih banyak orang Kristen yang mementingkan diri sendiri dan tak punya kepedulian terhadap sesamanya.  Mereka tak ambil pusing dengan keselamatan jiwa-jiwa, mereka hanya berfokus pada keselamatan diri sendiri.  Jujur, sulit sekali menemukan orang-orang yang punya hati yang terbeban bagi jiwa-jiwa.  Ketika melihat penduduk Yerusalem hidup menyimpang dari kebenaran, dimana mereka  "...melakukan pemerasan dan perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan terhadap orang asing bertentangan dengan hukum."  (Yehezkiel 22:29), hati Tuhan menjadi sangat sedih, karena itu Ia berkata,  "Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya."  (Yehezkiel 22:30).

     Kita diselamatkan bukan untuk dinikmati sendiri, Tuhan mau kita melangkah menjangkau jiwa-jiwa yang belum diselamatkan.  Mari miliki hati seperti Kristus;  yang penuh belas kasihan kepada jiwa-jiwa.  Itulah panggilan Tuhan bagi kita!

Sebagaimana Kristus datang mencari yang terhilang, begitu pula kita dipanggil.