Tuesday, June 30, 2020

HIDUP KITA DIMURNIKAN DENGAN API

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2020


"Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan."  Yesaya 48:10

Alkitab menyatakan bahwa pada saatnya akan datang hari penghakiman dan penghangusan bumi oleh api Tuhan, dan pernyataan ini sudah dinubuatkan oleh para nabi Tuhan pada zamannya.  Waktu itulah yang disebut hari Tuhan, sebagaimana tertulis:  "Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap."  (2 Petrus 3:10).  Di hari itu, bumi akan bergoncang sedemikian hebatnya, langit akan gemetar, matahari dan bulan akan menjadi gelap gulita dan bintang-bintang di langit pun tidak akan bercahaya lagi.

     Bila diteliti lebih dalam lagi, kata api banyak ditemukan di dalam Alkitab, tapi tidak semua kata api di sini memiliki arti harafiah yaitu api penghakiman yang sesungguhnya, yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang hidup dalam kefasikan, karena Tuhan seringkali menggunakan api sebagai unsur untuk tujuan penyucian dan pemurnian.  Tuhan berkata,  "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  (Yeremia 23:29).  Setiap orang percaya harus terlebih dahulu masuk ke dapur kesengsaraan  (ayat nas)  supaya sifat-sifat lama kita hilang.  Orang yang sudah mengalami pemurnian dari Tuhan ini hidupnya pasti tidak akan sama lagi.  Banyak orang Kristen memberontak saat masuk dalam proses ini karena mereka tidak tahan  'sakit'.  Pembentukan karakter melalui  'api'  pemurnian dan dapur kesengsaraan ini memerlukan kerendahan hati dan penundukan diri!  Dan hampir semua tokoh besar di Alkitab dan juga para hamba Tuhan yang dipakai Tuhan secara luar biasa pasti pernah merasakan dan melewati proses yang menyakitkan ini, yaitu dimurnikan oleh api Roh Kudus, dimana hasilnya menjadi indah di pemandangan Tuhan.

     Saat-saat ini  "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."  (Matius 3:12).

Melalui proses penampian ini dan pemurnian ini akan dihasilkan orang-orang pilihan Tuhan, yang memiliki kualitas hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Monday, June 29, 2020

SUDAH BERARTIKAH HIDUP SAUDARA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2020


"Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri."  Galatia 6:3

Hidup yang kita jalani adalah suatu anugerah dari Tuhan!  Setiap rentetan peristiwa yang terjadi, bukanlah terjadi secara kebetulan, melainkan ada dalam rancangan Tuhan.  Karena itu gunakan setiap kesempatan sebaik mungkin dan jangan biarkan hari-hari yang kita jalani ini berlalu tanpa makna.  Pemazmur menyadari hal ini,  "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya."  (Mazmur 139:14-16).

     Tatkala orang dipercaya untuk menjalani hidup di dunia ini berarti Tuhan punya maksud dan rencana yang indah, karena sejak dari semula Tuhan telah memiliki rencana yang luar biasa bagi kehidupan manusia, sebab manusia diciptakan menurut gambar-Nya  (Kejadian 1:27)  dengan rancangan yang indah:  "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  (Yeremia 29:11).  Bagaimana kita menjalani hidup dan bagaimana supaya hidup yang kita jalani ini berarti, itu sebuah keputusan dan pilihan hidup dari masing-masing orang.  Banyak orang yang menyia-nyiakan hari-hari dalam hidupnya dengan melakukan hal yang sia-sia dan merugikan diri sendiri:  mengonsumsi narkoba, terlibat dalam pergaulan bebas, dan masih banyak lagi.

     Yang Tuhan kehendaki, setiap orang percaya memiliki hidup yang berarti!  Hidup kita akan berarti di mata Tuhan bila kita bertanggung jawab dengan talenta, karunia dan potensi yang telah Tuhan berikan.  Rasul Paulus berkomitmen,  "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah."  (Filipi 1:21-22a);  dan hidup kita akan berarti bila kita mampu menjadi garam dan terang bagi dunia ini  (Matius 5:13-16).

Hidup kita dikatakan berarti di mata Tuhan bila kita mampu menjadi berkat!